"A-aku bakal jelasin," ujar Razella dengan suara yang terbata dan serak. Arzegas yang mendengar itu hanya menatap Razella dengan tajam, lalu ia mengendurkan cekikannya.
Razella memegang lengan Arzegas, telapak tangan Razella begitu dingin dan gemetar, "Alvarez dalam bahaya."
"Semua ulah Alcas dan Yosep, ada Yura juga. Maaf Ze, maaf."
Arzegas perlahan melepaskan cekikannya.
"Alcas minta aku buat datang kalau gak mau Alvarez kenapa-kenapa, aku terpaksa datang kemarin malam tanpa sepengetahuan kamu."
"Yosep minta semua uang itu, dan Alcas kasih aku pergi setelah aku bilang kalau aku bakal kasih semuanya, maaf Ze. Kalau aku gak nemuin Alcas lagi sekarang bawa uang itu, Alcas bakal bunuh Alvarez, gimana ini Ze?" Razella menangis tersedu-sedu.
"Tetap kamu bersalah, Razella. Bertindak tanpa seijinku," desis Arzegas.
"Maaf, maafin aku," ujar Razella di sela tangisan pilunya. Razella meraih tangan Arzegas dengan tangan gemetarnya, lalu menatap Arzegas dengan tatapan memohon.
"Aku gak mau Alvarez mati, aku gak mau itu terjadi, tolong.. Keadaan Alvarez bahkan udah separah itu, a-aku takut. T-tolong Alvarez."
Arzegas memandang Razella yang menangis di hadapannya, lalu ia beranjak dari sana meninggalkan Razella di ruang tamu. Arzegas memasuki salah satu ruangan di lantai bawah, dan Razella hanya bisa menangis tersedu-sedu, ia tidak tahu harus melakukan apa selain menyerahkan semua uang itu.
**
1 Jam berlalu, Arzegas memasuki kamarnya setelah meninggalkan Razella tadi pagi, dapat ia lihat Razella terus terisak lirih di atas kasurnya.
Arzegas berdiri di hadapan Razella, tak disangka Razella memeluk perut Arzegas, menangis di sana dengan tangan yang gemetar, bahkan Arzegas dapat merasakan setakut apa Razella saat ini.
"Alvarez anak yang baik, Alvarez cuma mau selesaikan kuliahnya dan kerja. Kasian Alvarez, tolong dia."
"Aku bakal lakuin apapun, tolong Alvarez, tolong, Ze."
Arzegas menghela napasnya, ia menaruh tangannya di belakang Surai belakang Razella, lagi-lagi ia mencengkeramnya kuat hingga Razella mendongak dan menatapnya.
"Apa kamu rela mati untuk Alvarez?" Desis Arzegas yang membuat tangisan Razella semakin pecah. "Jawab," desis Arzegas dengan tajam, namun Razella hanya menangis.
"AKU BENCI KETIKA KAMU MENANGIS KARENA ORANG LAIN!" Bentak Arzegas yang membuat Razella terperanjat, ia mengerang ketika jambakan di surainya semakin kencang.
"S-sakit," lirih Razella seraya menatap Arzegas dengan tatapan pilu.
"Walau baru dua tahun aku hidup bersama Alvarez, aku sudah sesayang ini sama dia, aku udah anggap Alvarez sebagai adik kandungku sendiri, Ze. Gak ada maksud lain," lirih Razella menjelaskan di sela isakannya.
Arzegas mendekatkan wajahnya pada Razella, menatap Razella dengan tajam, "aku bakal nemuin Yosep, jadi berhenti menangis."
"Jangan sendirian, jangan sendirian, Ze. Mereka orang-orang kejam-Ahk!" Pekik Razella ketika Arzegas membuat kepalanya semakin mendongak.
"Aku jauh lebih kejam dari mereka, jangan remehkan aku," desis Arzegas.
"Aku akan kembali dengan mayat Alvarez," gumam Zegas yang membuat Razella menangis hebat, ia mencengkram kaus yang Arzegas kenakan.
"Arzegas aku mohon! Selamatkan Alvarez dalam keadaan hidup!" Jerit Razella di sela tangisan hebatnya. Arzegas mengeraskan rahangnya, setakut itu Razella saat ini, ia pun menghempaskan kepala Razella.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARZEGAS || Perfect Demon [SELESAI]
Misterio / Suspenso🔞 [21+] Razella Chintya Arana, gadis 20 tahun yang terperangkap di mansion milik Arzegas Luceryst, pria kejam yang memiliki dendam besar terhadap orang-orang yang telah menyakiti keluarganya. ⚠️⚠️ - Kekerasan - Pembunuhan - Obat-instan terlarang ...