tiga

23 2 6
                                    

Jika Centauri adalah mahasiswi jurusan teknologi komputer, maka Keenan merupakan salah satu dari mahasiswi jurusan ilmu komunikasi. Mereka berdua bisa dikatakan memiliki  kepintaran diatas rata-rata apalagi Centauri namun tak menutup kemungkinan bahwa mereka memiliki banyak kelemahan. contohnya Keenan, si gadis yang memiliki empati tinggi dan orang paling baik hingga terkadang orang-orang mengambil keuntungan dari kebaikannya.

Sedangkan Centauri, gadis itu memiliki banyak kelemahan yang dia tutup rapat. Semua berawal semenjak dia berada di tahun akhir sekolah menengah pertama, hidupnya berada pada titik terbawah, Kedua orang tuanya bercerai dan pergi. Sang Ayah memilih bersama pasangan barunya dan sang Ibu menjadi work-a-holic, mereka melupakan kehadiran Centauri; putri mereka satu-satunya. Setiap hari hanya meninggalkan uang untuknya tanpa paham betul jika bukan itu yang si gadis butuhkan.

Centauri akhirnya tenggelam ke dalam pergaulan yang buruk. Merokok, Minum Alkohol bahkan Clubbing dia lakukan demi mencari kesenangan meskipun usianya bahkan belum legal saat itu. Dia dengan kemampuannya meretas komputer dipergunakan buruk olehnya serta "teman-temannya". Meretas akun sosial media dari orang yang mereka benci, lalu mempermalukannya.

Hingga orang tersebut bunuh diri. Saat itu kesadaran Centauri muncul. Matanya seolah terbuka dan orang-orang yang menyebut diri mereka teman meninggalkan Centauri sendirian, dengan rasa penyesalan, bersalah dan kesepian. Sejak saat itu, Auri mulai membentuk dinding tinggi di sekelilingnya. Dia berusaha melindungi diri, bahkan semenjak Keenan datang ke dalam kehidupannya, dinding itu masih berdiri kokoh.

"Iyaa, Pa... Aman kok, Kuliah Keenan lancar aja."

Auri menatap punggung Keenan dengan penuh rasa iri, Keluarganya selalu menelpon Keenan setiap hari, menanyakan kabar gadis itu, apakah dia sudah makan? bagaimana harinya? dan pertanyaan-pertanyaan lain yang Auri harap bisa keluarganya tanyakan padanya.

"Keenan bakalan usahain beasiswanya nggak dicabut, iyaa papa sama mama tenang aja. Nah, udah dulu yah, Keenan mau nugas. Hmm... Iyaa."

Setelah selesai, Keenan berbalik menghadap Auri membuat angan Auri pergi entah kemana.

"Kita pergi kesana lagi malam ini dan lo harus masuk kesana juga, gue pikir lebih bagus kalau bukan cuman gue yang jadi saksinya nanti."

Auri hanya bisa mengangguk pada Keenan.

***

Auri menghela nafas, lagi dan lagi. Dia sedang berusaha menekan emosinya kuat-kuat karena demi Tuhan rasanya Auri ingin mengambil batu lalu memukulnya keras-keras di kepala Keenan. Pakaiannya hari ini benar-benar bisa membuat dia diperkosa, padahal beberapa wanita yang datang ke dalam bar, pakaiannya tak seterbuka mereka berdua.

"Hari ini lumayan sepi, nggak kayak kemarin." kata Keenan setelah mereka berdua berhasil masuk ke dalam bar, para penjaga yang tak meminta kartu tanda pengenal sudah menjadi tanda bahwa bar ini adalah bar ilegal.

Tingkat kewaspadaan Auri meningkat seketika ketika melihat orang-orang didalam mulai menari bagai orang gila,

"Okay, so this is what we're gonna do, Lo duduk aja di meja bartender atau pesen meja... pokoknya liat sekitar aja dan kalau perlu ambil gambar." Jelas Keenan,

Kening Auri mengernyit, "Trus tugas lo apaan?"

Keenan tersenyum miring, "Cari informasi."

Setelah mengatakan itu ekspresinya berubah, dia sengaja menyugar rambutnya lalu berjalan ke lantai dansa dan meliuk-liukan badannya tepat di depan tubuh seorang lelaki. Auri tentu saja terkejut melihat pemandangan itu, ini sisi yang tak pernah Auri duga akan muncul dari seorang Keenanda Nareshwara yang kaku, canggung dan polos.

Dia terlihat binal disana.

brugh

Punggungnya di senggol, Auri hendak saja memaki sosok yang barusan menabrak namun tak jadi saat melihat orang itu adalah sang vokalis band cafe kemarin. "Dia ngapain disini?" tanya-nya pada diri sendiri, kini mengikuti langkah pria itu ke arah meja bartender.

"Cocktail, please." pesan si pria dibalas anggukan oleh sang bartender.

"and for you, miss?" kini sang bartender bertanya pada Auri, membuat lelaki disampingnya juga ikut menoleh.

"Water." Auri sudah berhenti mengonsumsi alkohol dan akan dia pertahankan sampai sekarang jika perlu.

"datang ke tempat kayak gini cuman pesen air?" Si pria di samping bersuara membuat Auri menatapnya tajam,

"mind your own bussiness." Kini Auri memilih untuk melihat sekitar, siapa tahu ada hal mencurigakan yang terjadi. Namun tak ada apapun, kondisinya seperti kondisi bar pada biasanya meskipun sekarang Keenan sudah tidak ditemukan lagi, sebelum datang ke bar ini, Auri sempat mencari-cari informasi namun yang muncul hanya sedikit.

Bar "The Mystique" di dirikan oleh seorang pria bernama Jordan Binjouri; pria berdarah Belanda. Dia bukanlah sosok yang terkenal, hanya pria biasa yang meminjam dana dari bank untuk membuka bar kecil dan terpencil ini. Tidak ada catatan kriminal, rajin membayar pajak, dan dia mengembalikan pinjaman dari Bank tepat waktu. Bar yang dia dirikan ini juga tak pernah mendapat komplain seperti keributan, perkelahian dan lain sebagainya. Benar-benar bersih hingga membuat Auri curiga apalagi ditambah dengan pernyataan Keenan kemarin semakin menambah kecurigaan. Apakah pihak berwajib tak mengendus adanya transaksi narkoba di bar ini?

"Ini Air-nya, nona."

Lamunan Auri buyar saat sang bartender menyerahkan sebotol air padanya, gadis itu mengangguk kecil. "terima kasih." lalu memberikan uang.

Suasana Bar tiba-tiba menjadi ramai saat ada 10 orang pria bertubuh besar dengan pakaian hitam masuk, di belakang mereka ada dua laki-laki muda yang mengikuti. Keduanya berekspresi dingin dengan tatapan tajam dan wajah angkuh, berbeda dengan 10 pria tadi penampilan mereka cukup casual namun sayang Auri tak bisa melihat wajah mereka dengan jelas karena pencahayaan bar yang kurang.

"shit, they're here early." pelan, namun bisikan dari lelaki disampingnya cukup bisa didengar oleh indera Auri.

Si lelaki; vokalis band berdiri dari tempatnya setelah meneguk cocktail yang dia pesan hingga tandas. Dia bergegas pergi entah kemana, kini perasaan Auri entah kenapa mulai buruk. Aura yang dibawa oleh orang-orang membuatnya tidak nyaman dan ingin segera pergi darisana.

"Auri!"

"Shit!" Dia berteriak terkejut saat Keenan muncul tiba-tiba dan memanggilnya, "lo ngagetin gue."

"Gue nemu sesuatu, i don't know if this important or not, tapi akhir-akhir ini katanya bar ini tuh punya banyak pekerja wanita dan seringkali ada publik figur atau orang-orang berkuasa yang datang kesini. awalnya gue nggak percaya tapi tadi... baru aja, gue liat Solomon Burnama."

Solomon Burnama adalah pendiri sekaligus pemimpin dari salah satu agensi per-film-an yang memperkenalkan banyak sekali aktor dan aktris papan atas. Sosoknya tentu sangat dikenal oleh masyarakat apalagi bagi Keenan dan Auri yang mencintai dunia per-film-an.

"Lo jangan becanda."

"I swear to God, i'm not lying." kata Keenan, "and also... gue nemu ini di kamar mandi cowok."

Auri sudah tak habis pikir dengan cara Keenan mencari informasi namun dia tetap melihat apa yang Auri tunjukan. Sebuah bros dengan logo yang cukup familiar bagi Auri, saat dibalik baru lah gadis itu sadar.

B-Star Company

Auri terdiam. Apa hubungan B-Star Company yang merupakan perusahaan terbesar di negara dengan bar kecil seperti The Mystique? Semua benang merah ini nyatanya membuat kepala Auri serasa ingin pecah.

"Kita harus pergi dari--" ucapannya terpotong, saat tangan yang sedang memegang bros itu di cengkram oleh seseorang. Mata Auri membulat saat menemukan si vokalis band itu tengah memegang pergelangan tangannya erat dan matanya menatap Auri tajam.

"Lo berdua ikut gue." katanya pada Auri dan Keenan.

TO BE CONTINUED




The DovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang