limabelas

13 3 7
                                    

Keenan menatap tubuh Centauri yang terbaring di salah satu bangsal yang ada di Rumah sakit tengah kota. Wajahnya babak belur, begitu pun dengan lengan, kaki serta anggota tubuhnya yang lain penuh dengan lebam kebiruan. Keenan menggigit bibirnya karena khawatir akan kondisi sang teman sekamar. Alwyn yang berada di ruangan sebelah juga tak beda jauh kondisinya dengan Centauri, kaki kiri pemuda itu harus di gips karena mengalami pergeseran, tulang hidungnya patah dan masih banyak lebam lainnya.

Ingatannya berkelana ke kejadian beberapa saat lalu, dia memang tak dipukuli dan di siksa namun apabila peluru senjata Biantara benar-benar mengenai dirinya maka dia pasti sudah--

"Keenan," Jeffrey menepuk pundak si gadis yang lebih muda,

"No! Do-don't shoot me. Please!"

Keenan langsung berlutut menghadap Jeffrey, matanya terpejam rapat dan dia mulai menangis. Jeffrey terdiam, reaksi Keenan memang sudah di duga oleh si pemuda. Walaupun tak memiliki luka fisik namun Keenan pasti mengalami PTSD akibat kejadian yang dia alami.

"Keenan, ini gue... Jeffrey." Gadis yang sedang menangis keras itu akhirnya tersadar lalu segera mengusap air matanya,

"So-sorry... gue kira..."

"Gue saranin buat ketemu sama salah satu psikiater yang gue kenal, nggak apa-apa?"

Keenan hanya bisa terdiam lalu di tuntun keluar dari ruang rawat Centauri.

Di luar sudah ada Tristan yang berjaga, pemuda itulah yang mengeluarkan Keenan dari Bar Nebula sedangkan Jeffrey dan Surya pergi menyelamatkan Centauri dan Alwyn yang ternyata di pindahkan ke gang sempit yang berada di sebelah bar,

"Tristan, lo bawa Keenan ketemuan sama Dokter Farid." Titah Jeffrey hanya dibalas anggukan dari pria dengan rambut nyentrik. Dia kemudian menatap Keenan dengan mata sayu-nya,

"Ikut gue."

Namun Keenan hanya diam, "tapi Auri?"

"Gue yang jagain, lo tenang aja." Ucap Jeffrey sambil tersenyum tipis, berusaha meyakinkan Keenan.

Si gadis menatap Jeffrey lekat lalu kemudian memilih untuk mengikuti langkah Tristan. Ketika Keenan dan Tristan menghilang di belokan koridor, senyuman di wajah Jeffrey menghilang. Dia kemudian masuk ke dalam ruangan milik Centauri.

***

Ketika Centauri membuka matanya, hal pertama yang menyambut adalah cahaya lampu yang menusuk penglihatannya lalu hal kedua adalah usapan di kepala serta tangisan dari sang Ibu; Andini.

"Akhirnya kamu sadar juga."

Centauri pikir itu hanyalah mimpi namun merasakan hangat dari tangan sang Ibu, gadis itu pun tahu pasti bahwa itu adalah kenyataan. Di belakang sang Ibu ada Jeffrey yang tengah berdiri sambil menatapnya,

"Ma?"

"Iyaa, mama disini. Berapa kali mama bilang buat berhenti temenan sama preman-preman itu, Auri? Lihat kondisi kamu sekarang, emang mereka harus di tuntut karena bikin putri mama satu-satunya kayak gini. Kamu harusnya ngomong sama Mama, nak."

Centauri menggeleng kepalanya pelan, "Mama sibuk kerja, aku jadi nggak bisa cerita ke mama."

Karena memang itulah kenyataannya. Semenjak orang tuanya bercerai, Sang Ayah pergi bersama dengan selingkuhannya lalu Ibunya menjadi workaholic dan membiarkan Auri dirawat oleh kakek dan nenek pihak ibunya karena hak asuh memang jatuh pada sang Ibu. Auri menyayangi Ibunya lebih dari apapun, wanita itu berusaha keras untuk bangkit dan menjadi kuat demi putrinya namun dia menjadi sangat sibuk dan tidak memiliki waktu untuk Auri.

Centauri tak mau menambah beban di pundak ibunya karena itu dia memilih diam dan tak mengeluh akan kesibukan sang Ibu, meskipun gadis itu rindu menghabiskan waktu bersama Sang Ibu.

Andini yang mendengar ucapan anaknya kembali menangis, "Maafin Mama karena mama terlalu sibuk, mulai sekarang kalau ada apa-apa tolong kabari mama." Auri mau tidak mau tersenyum karena hal itu.

Jeffrey memilih untuk keluar dan membiarkan Ibu-Anak itu untuk berbincang-bincang sejenak. Ketika sudah berada di luar, Surya sudah menyambutnya,

"Udah ketemu mama mertua nih?"

"Bacot. Jadi, apa yang lo dapet?"

Raut bercanda di wajah Surya kini berubah serius, dia membisikan sesuatu pada Jeffrey yang dibalas dengusan sebal.

"Banyak mau." Ucapnya, "Gue pergi dulu bentar, tolong jagain Centauri sama Alwyn."

***

Andini sedaritadi tak melepaskan tangan sang anak, wanita itu khawatir setengah mati saat ditelfon oleh seorang pemuda yang mengatakan bahwa anak semata wayangnya sekarang sedang berada di rumah sakit karena dihajar oleh preman-preman. Andini paham betul semenjak dia dan mantan suaminya bercerai, Centauri sedang berada di fase memberontaknya.

Gadis itu bergaul dengan orang yang salah namun semenjak lulus SMA, dia mulai mendapatkan jalan pikirnya namun semua tak semudah yang Andini pikir karena sepertinya teman-teman masa lalu Centauri memiliki dendam tersendiri bagi Putrinya dan inilah hasilnya.

"Bentar lagi perawat bakalan bawa makanan, kamu makan yah nanti mama suapin."

Centauri tersenyum, "Seneng deh liat mama khawatir gini, Auri harus rajin-rajin kena bogem deh kayaknya,"

"Iya, nanti mama bogem kamu."

Tawa si gadis sontak terdengar, "Maaf deh, Ibu Andini yang terhormat."

"Ngomong-ngomong, cowok tadi pacar kamu? Akhirnya anak mama udah gede, udah tau pacaran."

"Apasih, Ma? Dia itu bukan pacar aku."

"Affh iyh?"

"Ish, Mama! Beneran!"

"Iya-iya deh, Mama percaya."

Centauri mendengus namun tak memungkiri bahwa senyumannya kembali terbit karena sang Ibunda.

"Ngomong-ngomong, Ma... Kemarin papa nelfon aku." Ucapan Centauri membuat Andini terdiam,

Mantan suaminya; Alistair McKenzie merupakan seorang pria berdarah Australia-Indonesia, dia adalah pengusaha yang cukup dikenal dalam bidang iptek. Senjata dan alat-alat militer lainnya merupakan buatan dari perusahaan Ayah Auri namun Andini memilih untuk menggugat cerai suaminya demi dan untuk Centauri—Putri satu-satunya yang berharga.

"Kamu memang harus ketemu sama dia, biar bagaimana pun dia papa kamu."

Centauri mendecih, "Papa yang ninggalin keluarganya demi perempuan kotor."

Andini terdiam. Memang lebih baik jika Centauri memandang Ayahnya buruk, semuanya demi keselamatan Auri.

SEASON ONE THE END.

THIS IS THE LAST CHAPTER GUYS, UNTUK SEASON DUA AKAN DI UPDATE DI BULAN JANUARI ATAU MUNGKIN FEBRUARI DAN DI UPDATE MASIH PADA BUKU YANG SAMA, YAH.

BE PATIENCE, AND I'LL BE BACK BEFORE YOU EVEN KNOW IT HEHEHE.

MERRY CHRISTMAS AND HAPPY NEW YEAR

The DovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang