duabelas

7 3 12
                                    

Jeffrey sedang berada di cafe seperti biasa meskipun bar the mystique tutup saat siang dan nanti buka ketika malam hari, pemuda itu harus tetap siaga. Lagipula dia juga sedang mendalami perannya sebagai pekerja di cafe tersebut, Sejujurnya anggota FBI yang menyamar tak hanya Jeffrey saja namun ada pula Surya Yudhayana dan Tristan Pradian. Surya merupakan sosok yang lebih tua tiga tahun dari Jeffrey dan Tristan adalah yang termuda.

Cafe sudah lumayan ramai dengan anak-anak muda yang sedang meluangkan waktu bersama, beberapa pekerja yang tengah makan siang dan mahasiswa yang sedang tertekan sambil mengerjakan tugas.

"Kemana pacar lo?" Surya yang tadinya duduk diam di sebelah Jeffrey di counter akhirnya buka suara,

Jeffrey mendengus, paham betul siapa yang Surya maksud.

"Bukan pacar gue." Jawabnya, "lebih tepatnya belum."

Surya terpaku lalu terkekeh kecil, "Jagain baik-baik, gue liat-liat agak liar juga tuh anak."

Tersenyum miring, Jeffrey mengiyakan ucapan Surya dalam hati. Centauri McKenzie merupakan kucing liar yang patut di jinakan.

***

Setelah melacak keberadaan ponsel dari Biantara, Centauri langsung saja segera pergi ke tempat dimana pemuda itu berada. Motor balap yang sudah lama tersimpan apik di garasi akhirnya digunakan juga.

"Another Bar? Really, Biantara? Lo nggak punya tempat nongkrong lain selain bar apa yah?"

Centauri mendesah lelah, meskipun Bar yang didepannya ini lebih besar, mewah dan berkelas dibandingan the mystique namun tetap saja agak muak juga untuk pergi ke tempat seperti itu. Setelah memarkir motornya, Centauri langsung masuk kesana.

"Kartu tanda pengenal?"

Tak disangka, ada penjaga yang berdiri tepat di pintu masuk menuju ke bar. Sudah dipastikan bahwa tempat ini jauh berbeda dengan the mystique. Centauri menunjukkan kartu miliknya, kemudian setelah itu dipersilahkan masuk.

Bar-nya ramai. sangat ramai malahan, padahal hari masih siang. Pandangan Centauri mengedar, mencoba untuk mencari targetnya namun dia malah bertemu dengan sosok yang tak pernah dia bayangkan akan dia temui di tempat itu.

"Keenanda, lo ngapain disini?"

"Eh?"

***

Centauri menatap dua orang—Keenan dan Alwyn—didepannya ini dengan tatapan tajam yang mungkin setajam katana buatan hattori hanzo di film Kill Bill. Setelah bertemu tak sengaja tadi, Centauri langsung menarik tangan Keenan menuju tempat sepi dan ternyata diikuti oleh sosok pemuda di belakangnya.

"Jelasin." Satu kata dari Centauri dan dua orang didepannya langsung saja menjelaskan,

"Jadi, gini tadinya gue mau ke kelas terus Kak Alwyn maksa buat selidikin lagi kasusnya Nadine karena dia penasaran dan mau cari tahu kebenarannya—"

"—Karena Gue nggak mau masyarakat termakan berita hoax, jadi gue harus cari tahu kebenaran dari kasus Nadine. Lagian, kasus ini terlalu banyak hal—"

"STOP! Satu orang aja yang jelasin." Potong Centauri ketika keduanya mulai menjelaskan secara bersamaan,

Alwyn menatap Keenan dan akhirnya si gadis paling muda yang bersuara, "Kak Alwyn pengen selidikin lagi kasusnya, jadi karena kita partner, mau nggak mau gue harus ikut. Trus tadi kita nanya ke Kak Yeri karena dia kayaknya tahu sesuatu terus..."

Flashback on.

"Yeri, please-lah... ini demi martabat klub kita loh." Alwyn, tak berhenti memohon pada sang ketua klub untuk menceritakan apa yang gadis itu ketahui namun Yeri nampaknya juga keras kepala hingga tak luluh akan permohonan temannya itu.

The DovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang