duapuluhsatu

14 1 4
                                    


Chapter ini di dedikasikan kepada Keenan yang selalu penuh tekanan.



Keenan merebahkan tubuh diranjang miliknya yang ada di asrama, gadis itu memilih untuk kembali ke asrama daripada pergi ke rumah Centauri. Dia teringat ucapan dari Tristan ketika mereka bertemu tadi.

"Gue tau lo mulai curiga sama Jeffrey, gue juga."

Pemuda itu sedang mencurigai anggota teamnya dan ingin meminta bantuan Keenan namun langsung ditolak mentah-mentah karena Keenan tak mau mengorbankan kehidupannya lagi dan terjerumus pada masalah, gadis itu hanya ingin hidup tenangnya kembali namun Tristan malah menyerahkan sebuah buku jurnal padanya, "semoga lo berubah pikiran ketika baca ini." ucap pemuda itu lagi membuat Keenan yang tengah memengang buku tersebut melemparnya ke atas ranjang milik Centauri.

Keenan tidak akan membacanya tapi rasa penasarannya kian datang dan Keenan secara tak sadar membuka jurnal itu. Tulisan tangan acak-acakan langsung menyambut indera penglihatan milik Keenan, agak sulit untuk membacanya namun Keenan berusaha keras. Buku itu seperti sebuah diary namun tak seperti diari pada umumnya yang isinya selalu menceritakan keseharian tapi disini, Keenan malah menemukan kisah penyelidikan-penyelidikan dari beberapa kasus yang masih belum terpecahkan.

Nama tersangka, beberapa foto bukti yang tertempel, ilustrasi senjata pembunuhan, juga ilustrasi pelaku dan lain sebagainya tertulis dengan acak-acakan. Hingga tiba di halaman entah-ke-berapa, Nama B-Star muncul. Semua asal mula dari perusahaan tersebut serta pohon keluarga dari pendiri perusahaan terbesar itu tertulis disana namun anehnya, Victor dan Vega malah dituliskan memiliki dua anak tapi padahal yang diketahui oleh khalayak umum mereka berdua hanya memiliki satu anak saja yaitu Sirius Benedict Benjamin. Sayangnya sosok anak yang lainnya itu tidak diketahui nama beserta rupanya, seolah sosok tersebut adalah sebuah rahasia. Ada banyak teori dikepala Keenan sekarang namun dia memilih mengubur setiap teori itu/

"Maksudnya gimana sih?" gumam Keenan lalu membalik ke halaman berikutnya yang membahas sebuah kelompok mafia besar dengan nama Sterren.

Bibir Keenan berkedut, "Namanya kayak anime. Sterren yeager ppfft..." gadis itu malah tertawa pada leluconnya sendiri.

Sejauh yang Keenan baca, Sterren merupakan kelompok mafia yang disegani di 'dunia bawah'. Selain jaringan mereka yang besar, mereka juga berkuasa dalam beberapa bidang seperti Jual-Beli Manusia, Penyewaan Pembunuh Bayaran, Narkotika dan sekarang mereka hendak melebarkan sayap kekuasaan mereka di bidang jual-beli senjata ilegal. Kening Keenan mengernyit ketika melihat nama perusahaan senjata yang terkenal di tulis disampingnya, Canics.

"Perusahaan bokapnya Auri." gumam Keenan, gadis itu terpaku.

Dia mencoba untuk mencocokan segala benang merah yang ada dan semuanya seperti terhubung, "B-star dan Sterren." dia terus mengulang dua nama itu di dalam kepalanya lalu mengambil ponsel, "Sterren adalah bahasa Belanda yang memiliki arti bintang,"

Akhirnya dia tersadar bahwa sejak awal mereka memang hanya menargetkan Centauri. Nadine merupakan umpan untuk menarik Centauri kedalam perangkap mereka, Keenan mulai merasakan pening. Dalam hati merasa menyesal karena telah membaca buku itu kini dia mulai merasa dilema antara menyelamatkan Centauri atau menyelamatkan hidupnya, bisa dipastikan setelah ini dia akan diincar karena telah mengetahui banyak hal.

"Tristan sialan." gadis itu bangun dari posisinya dan hendak pergi keluar untuk mencari keberadaan Tristan namun ponselnya yang berdering menggagalkan aksi itu.

"Halo?"

"Keenan, soundsystem buat acara nanti lo penanggung jawabnya 'kan?"  salamnya tak dibalas namun sang senior malah sudah membuka dengan pertanyaan perihal organisasi.

The DovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang