6. Kembali ke Banyuwangi

264 34 6
                                    

Hayo siapa lagi yang berminat Novel antologinya, masih harga PO 73

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayo siapa lagi yang berminat Novel antologinya, masih harga PO 73. Ribu.

harga normal Rp.83.000.

Jika kalian berminat bisa hubungi aku selah satu yang ikut menulis di novel Antologi tersebut, DALIYAH ZAHEER di nomor 0819-3224-3813.

Terima kasih dan selamat membaca 💜

***

Nayra

Kembali ke Banyuwangi.
Daliyah zaheer


Setelah luka jahitan di perutnya membaik, Nayra kembali ke sekolah. Saat Nayra dan Dewi turun dari mobil semua orang menatap mereka berdua, khususnya menatap ke arah Nayra.

Gadis yang di kabarkan meninggal dunia justru ada di hadapan mereka. Dewi menarik tangan Nayra terus masuk tanpa perduli mereka memperhatikan.

"Kamu harus berani Nayra," ucap Dewi seraya tersenyum. Dan Nayra pun tersenyum.

"Nayra!" Dina menyambut Nayra dan Dewi. Ada Rio juga Damar yang sudah menunggu. Damar sedang di pegang lengan bajunya oleh Rio.

"Kenapa dengan Ka Rio?" tanya Dewi.

"Dia menahan Damar untuk tidak memeluk Nayra." Dina terkekeh.

Nayra jadi ikut malu, apalagi Dewi baru saja memberi isyarat dengan bahunya. Rio mengangkat tangannya untuk melakukan high five kepada adik kelasnya.

"Nayra." Rengek Damar yang masih di tahan oleh Rio. Nayra mengangkat tangan untuk melakukan tos pada Damar.

"Gimana keadaanmu?" tanya Rio.

"Baik, Ka."

"Kamu harus hati-hati mulai sekarang."

"Baik, Ka."

"Cieeee." Kompak 3D.

"Apa! Kalian jangan rese, ya?" Rio berjalan selangkah lebih cepat dengan merangkul Damar, jelas saja Rio dan Nayra tersipu.

Kelas Nayra jadi ramai karena banyak murid yang penasaran dengan Nayra, begitu juga dengan guru. Kemarin, saat kejadian itu terjadi mereka hanya mendapatkan kabar kematian Nayra bahkan saat takziah tidak semua guru datang. Setelahnya mereka mendapatkan kabar kalau Nayra mengalami mati suri setelah 24 jam kematiannya.

Tidak segan dari mereka berani bertanya tentang bagaimana rasanya mati suri, Nayra hanya menjawab "Maaf, aku lupa."

Matanya menangkap lebih dari satu roh yang mondar mandir di sekitarnya, bahkan beberapa dari mereka ada yang bersembunyi menatap di balik tubuh murid lainnya.

Nayra (Pemilik Netra Merah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang