06 Myth Adventure

732 122 16
                                        


                 PERJALANAN menuju Yunani hanya ditempuh beberapa menit, perkemahan blasteran memiliki barang ajaib untuk memudahkan banyak hal, termasuk teleportasi untuk karyawisata yang akhirnya bisa terlaksana juga. Sir Asuma membawa mereka untuk mengunjungi Pathernon, salah satu destinasi tua, di mana kuil Dewi Athena dibangun. Menurut buku sejarah milik manusia yang Hinata pelajari, Parthenon adalah kuil Yunani yang dibangun untuk Dewi Athena, pelindung Athena pada abad ke-5 SM. Parthenon dianggap sebagai simbol Yunani Kuno serta demokrasi Athena, dan merupakan salah satu monumen budaya terbesar dunia. Tapi melihat dari dekat, puing-puing bangunan itu tak ada yang menarik perhatiannya, bahkan fakta bahwa itu adalah kuil yang dibuat untuk Ibunya, Hinata tak mengerti, kuil yang selalu rajin ia kunjungi di Half-Blood Camp saja terasa asing karena Athena tak pernah datang untuk sekadar menemuinya. Hyuuga Hinata jadi tak yakin dengan keberadaan Ibunya itu, sekaligus keberadaan dirinya yang setengah demigod ini.

Menjumpai bentuk bangunan bersejarah itu, semua anak-anak demigod diminta untuk turun dari dalam bis karyawisata, mengikuti bagaimana arahan Sir Asuma, semua demigod membentuk barisan pergugus sesuai tempat duduk. Dan lagi-lagi Hinata hanya bisa menghela napas mendapati Uchiha Sasuke yang berdiri di sebelahnya, tapi ia sedikit heran karena lelaki itu tak mengatakan apapun, mungkin sedang berada di suasana hati yang buruk? Entalah, Hinata juga sedang tak ingin berdebat.

"Apakah kegiatan seperti ini akan membantu perdamaian dunia juga?" Oke, Hinata salah, ternyata Sasuke mau membuka percakapan dengannya, kendati sejak berada di bis, demigod lelaki itu lebih banyak diam.

"Entahlah," Hinata mengedikkan bahu ketika mereka mulai berjalan bersamaan dengan rombongan anak-anak demigod lainnya. "Memangnya kenapa?"

"Hanya penasaran?" Tanya Sasuke yang memandang Hinata di depannya, gadis itu kini sibuk menandai banyak hal di catatannya.

"Lebih baik kau membantuku untuk mengerjakan tugas kelompok ini, Sasuke." Jawab Hinata yang masih fokus ke depan. "Bahkan kita masih mempunyai tugas kelompok di Aprhodisias nanti kalau kau lupa."

"Kuil Afrodit." Putra Ares mendengus, ia kembali memperhatikan Hinata dan sedikit kesal karena gadis demigod itu mengabaikannya, tapi kenapa ia harus kesal? Bukankah ia dan Hinata tak terlalu akrab sejak awal? "Bahkan apa pentingnya mengunjungi bentuk wisata kuno seks?" Mencoba mengabaikan pemikirannya, Sasuke hanya tak puas dengan bagaimana karyawisata yang tengah berlangsung, ia kembali mendengus dan memutar bola matanya. "Kenapa pelajar seperti kita dibimbing untuk ke tempat seperti itu?"

"Perkemahan Blasteran hanya melakukan apa yang sudah seharusnya, mereka hanya memberi tahu mengenai peninggalan budaya dunia, dan bagaimana UNESCO memasukan berbagai peninggalan dewa sebagai hal yang luar biasa, bahkan Paphos dimasukan dalam UNESCO karena mosaiknya yang terbagus di bumi." Jelas Hinata lagi yang disambut kekesalan Sasuke tingkat selanjutnya, kendati Hinata tak mengira bahwa ia akan berakhir mendebat lelaki itu pagi ini, tapi rasanya berdebat dengan Sasuke sudah seperti rutinitasnya.

"Mungkin seharusnya Perkemahan Blasteran juga membuat hal seperti itu, aku yakin manusia-manusia bodoh itu akan bertanya-tanya, bahkan jika kutinggalkan barang-barang ajaib di suatu tempat, mereka akan mempercayai adanya alien yang datang ke bumi." Sasuke memberi senyum miringnya pada Hinata yang diabaikan lagi oleh gadis demigod itu.

"Sasuke." Hinata hanya menghela napas kemudian memperingatinya untuk tidak banyak bicara bahkan membuat pemikiran konyol di tengah-tengah tugas mereka. "Bisakah kau dewasa sedikit?" Dan Sasuke hanya menaruh kedua tangan di sakunya, sangat berbanding terbalik dengan sifatnya yang biasanya, kini Sasuke tak lagi memancing perkelahian, atau mungkin nanti?

"Apa urusannya dengan Paphos? Hanya puing-puing tak berguna yang tersisa akibat gempa besar di abad keempat yang meratakan Siprus Barat." Apa yang Hinata kira benar-benar meleset, Sasuke tetaplah Sasuke yang tak suka dengan kedamaian, selalu saja mencari-cari hal untuk diperdebatkan, jika memikirkan hal ini, apa gunanya mereka bersepakat untuk bekerja sama sebagai partner perdamaian?

The Political Marriage of DemigodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang