21 Injustice Longing Battle

604 66 31
                                    


         SETELAH beberapa sesi menegangkan, sebelumnya Hyuuga Hinata banyak melihat para demigod yang saling bertarung dan bagaimana tubuh para demigod setengah siren dari Akademi Seirenes yang terkoyak parah dan harus ditandu dengan panitia serta pixie-pixie penyembuh, banyak juga makhluk yang tak ia ketahui sebagai jajaran panitia kesehatan dan keselamatan, agar olimpiade yang berlangsung tak terlalu memakan banyak korban, meminimalisir Dropping Arena sebagai tempat pertarungan yang menyeramkan. Padahal Hinata tidak tahu selagi ia mengistirahatkan tubuhnya karena serangan tunangannya sendiri beberapa hari lalu, pertarungan serigala dan vampir berakhir dengan begitu kacau, ia hanya mendengarnya dari Tenten, sebab hanya sahabat wanitanya itu yang ia perbolehkan merawatnya, Hinata tak mempercayai Sasuke yang menjadikan serangan bola api kemarin sebagai tindakannya dalam memeriksa gelang serta cincin penyegelan milik Hinata.

Bagi Sasuke itu mungkin bentuk perhatiannya pada Hinata, agar ia tahu bahwa cincin penyegelan dari Naruto tidak berbahaya atau memiliki efek lain yang mungkin dapat membuat keadaan Hinata lebih buruk, tapi dengan sangat jujur, Hinata tak suka bagaimana cara Sasuke, alasannya terdengar memaksakan dan rasanya Sasuke bukan memberi bentuk perhatian, tapi seperti membalaskan dendam padanya selama ini atau mungkin dendamnya terhadap Naruto, Hinata benar-benar kesal dibuatnya.

Selain Sasuke yang membuatnya kesal, Hyuuga Neji juga, ia menceramahi Tenten di depan kamar penginapannya, Hinata mencuri dengar bahwa kakaknya itu akan meminta pada panitia agar ia mundur dari pertarungan, Hinata jelas tak setuju dan karena itu juga ia mendiamkan Neji seharian. Dari alasan yang ia dengar, Neji menceritakan bahwa poudretteite keunguan yang berdiri di atas perapian kamar tidur miliknya di Pondok Athena―sebagai bentuk dari keturunan Sang Dewi Perang, yang berada di pondok itu tengah memberi sinyal tentang takdirnya yang tak baik-baik saja. Poudretteitenya yang bewarna ungu itu kini menyala-nyala dengan warna merah yang sangat mengganggu, tak ada yang mengenali warna merah itu, atau bagaimana mineral batu permata yang sangat langka itu pernah berpendar hingga meledakkan diri. Hinata tak tahu jika suara bising yang terjadi pada batunya di pondok beberapa minggu yang lalu itu menjadi sebab bagaimana Neji menjadi lebih protektif padanya, bahkan Hinata tak tahu jika kini poudretteite miliknya tersisa menjadi bagian yang lebih kecil, tak memiliki kekuatan seperti dulu dan rasanya sama dengan keadaannya akhir-akhir ini, Hinata lebih lelah dan mengalami banyak nasib buruk.

"Hinata," itu suara Sasuke yang menginterupsi lamunannya di tengah pergantian sesi pertarungan dan Hinata masih fokus untuk memandangi Dropping Arena di depannya.

Agaknya Sasuke memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan di tengah banyaknya kerumunan, di tribun―tempat yang agak tinggi sebagai tempat duduk para penonton di Dropping Arena yang bangunannya menyerupai arena gladiator atau Colosseum, untuk ikut duduk bersebelahan dengan tunangannya. "Kau baik-baik saja?" Tenten yang duduk di kanan Hinata, melihat bagaimana khawatir Sasuke di sisi kiri Hinata, hanya meliriknya―tak ingin ikut campur, sebab Hinata mungkin akan kesal dengannya.

"Hn." Jawaban yang sangat dingin, tapi Hinata benar-benar kesal, hatinya panas.

Tenten memandangi mereka berdua, matanya melirik Sasuke dan jelas sekali wajahnya menyiratkan pertanyaan apakah Sasuke tidak melihat bagaimana Hinata yang begitu pucat dan masih begitu lelah?

"Hinata, brainy." Sasuke kembali memanggil dengan panggilan kesayangannya, menyerongkan tubuhnya sedikit untuk menaruh segala atensi pada Putri Athena―tentu menarik banyak perhatian dari berbagai makhluk untuk melihat bagaimana ikon perdamaian dunia itu berinteraksi, namun sepertinya memang bukan keberuntungan Sasuke, karena Hinata tak repot-repot untuk mendengarkan banyak kalimat darinya.

"Sebelum kau banyak bicara, aku hanya akan mengatakan bahwa aku baik-baik saja dan aku tidak akan mengubah pikiranku atau apapun itu tentang keputusanku untuk mengundurkan diri dari Mythomagic Demigods Olympic, karena keputusanku sudah bulat." Hinata berbicara dengan tegas, sedikit membuat Tenten khawatir. "Katakan pada Neji juga jika ini semua adalah bentuk perhatiannya, aku tidak butuh." Hinata juga tak paham dengan kakaknya, sebab kini Neji dan Sasuke sering sekali memiliki pendapat yang sama.

The Political Marriage of DemigodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang