25 Source of Yearning and Regret

310 46 8
                                    


           TAK terhitung berapa banyak acara dan perhelatan mewah yang diadakan di Parthenon atau Kuil Yunani di Athena, namun bangunan bersejarah yang harusnya menjadi tempat wisata bagi dunia manusia itu kini seperti disulap menjadi bangunan baru tanpa kerusakan. Terasa masih sama seperti banyaknya bangunan megah dengan arsitektur kuno bercampur sentuhan modern yang dijadikan tempat termewah bagi semua bangsa olimpus, kini tempat itu menjadi bukti pertunangan antara Putra Ares dan Putri Athena, penuh dengan simbol-simbol kebesaran dewa-dewi yang menakjubkan. Parthernon diubah menjadi bangunan yang berdiri di puncak tebing yang menghadap laut biru, bagian luarnya dihiasi pilar-pilar marmer putih setinggi belasan meter, kokoh dan berkilauan, yang mengingatkan pada kuil-kuil Yunani kuno. Pilar-pilar tersebut diukir dengan relief yang menggambarkan kisah pertempuran heroik dan kemenangan para dewa, menandakan kekuatan dan keanggunan kedua keluarga yang akan bersatu.

Dewa Peperangan, Ares dan Athena, kini menjadi Uchiha Sasuke dan Hyuuga Hinata.

Memasuki bangunan, lantai mosaik berwarna biru, emas, dan merah menggambarkan pertempuran antara Ares dan Athena—suatu penghormatan pada perseteruan dan keselarasan yang diwakili oleh kedua keluarga yang hampir terjadi selama dekade bahkan lebih. Atap yang menjulang dihiasi lampu gantung kristal berbentuk perisai dan tombak, memberikan cahaya lembut yang menciptakan suasana sakral. Di sisi ruangan utama, terdapat patung Ares dengan pedang terhunus, sementara patung Athena berdiri dengan tombak dan perisai, simbol kebijaksanaan dan kekuatan. Semakin terlihat betapa megahnya semua elemen yang memperlihatkan kedua keluarga yang penuh akan lambang peperangan, sangat berkontradiksi dengan nama partner perdamaian yang tersemat pada keturunannya. Di sisi tersembunyi, namun penuh akan aura kuat seorang bangsawan, Uzumaki Menma tengah memeriksa semua minuman dan makanan di sana. Sejujurnya ia bosan, membutuhkan hiburan namun diundang menjadi tamu kebesaran, ya setidaknya ia menjadi satu-satunya dari Akademi Oceanum, Menma akan mencoba menikmatinya, namun lagi-lagi ia lebih ingin tinggal karena penasaran akan wajah Hyuuga Hinata yang pasti cantik sekali.

Menma masih mengelilingi meja jamuan yang terbuat dari kayu mahoni besar berukir, dihiasi dengan lilin-lilin yang berkedip lembut dan dedaunan zaitun, mengisyaratkan perdamaian di antara dua keluarga. Tempat duduk para tamu menghadap ke panggung utama, sebuah altar berbentuk setengah lingkaran yang dipenuhi bunga-bunga ungu dan emas, tempat kedua demigod akan bertukar janji suci. Di belakang altar, sebuah jendela besar dari kaca patri memperlihatkan pemandangan lautan luas, seakan memberikan berkat dari Olympus bagi pasangan yang akan bertunangan. Bahkan bagi Menma, tempat ini cukup berlebihan, seperti pesta pernikahan padahal mereka baru bertunangan, rasanya cukup menjengkelkan nanti jika ia melihat wajah arogan Putra Ares yang akan mendapatkan izin lebih banyak mendekati Hinata, tapi sebelum ikatan pernikahan berlangsung, masih bisa kan untuknya merebut Hinata?

Sepertinya cukup menarik, ide-ide tersebut terasa menyegarkan di dalam otaknya.

"Saudaraku," Suara Naruto membuat Menma bangun dari lamunannya. "Apa yang sedang kau pikirkan?" Sejenak Naruto curiga, sebab Menma bukan tipe demigod yang akan berdiam lama dalam keadaan melamun, biasanya ia begitu waspada dengan sekitarnya.

"Bukan urusanmu."

"Jangan merencanakan hal bodoh atau Ayah akan membunuhmu, Menma." Naruto berujar dengan penuh penekanan, bukan berarti ia membenci saudaranya, hanya saja sebagai saudara yang terpaut lebih tua dalam beberapa menit di lahirkan, Naruto merasa wajib untuk mengarahkan Menma pada hal-hal benar.

"Jika itu mungkin," Menma mendengus, mau sejelek dan senakal apapun kelakuannya, ia percaya bahwa Poseidon tidak akan setega itu membunuhnya, apalagi setelah mengetahui bahwa putra-putranya ini adalah anak ramalan yang dapat menyelamatkan dunia atau katakan saja sebagai Poseidon—Ayahnya tak akan senang menghabisinya dan Naruto, ia punya sejarah panjang dalam mitologi sebagai dewa yang sering berselisih dengan Ares, bagi Poseidon akan memalukan jika anak-anak Ares lebih mampu ketimbang anak-anaknya. "Katakanlah hal itu pada dirimu sendiri," Menma memandang Naruto dan melirik Putri Zeus di kejauhan, ada Haruno Sakura yang tengah berdiri di sana. "Kau begitu dekat dengannya, sungguh mengagumkan sekali persaudaraan kalian." Naruto mengerti bahwa adiknya tengah memberi sindiran, tapi ia tak peduli, lebih tertarik dengan bagaimana Menma yang terlihat tak senang.

The Political Marriage of DemigodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang