In the midst of the confrontation, the fighters couldn't escape the memory of the lost magic that had once protected their homeland, now a distant dream fading with each passing day
SEBELUMNYA Uchiha Sasuke dan Hyuuga Hinata masih bisa menikmati waktu istirahat mereka, sebelum berada di arena dan menunggu sesi baru yang diumumkan oleh panitia. Pada koridor belakang colosseum yang megah, Hinata mendekati Sasuke yang berdiri di sana dan tanpa aba-aba, lelaki itu menariknya ke dalam pelukannya. Entahlah, mungkin ini adalah rasa khawatir yang terasa mustahil Sasuke rasakan untuknya dan entah sudah keberapa kalinya Sasuke memeluknya detik ini, Hinata hanya diam, tak membalasnya―kedua tangannya masih menggantung tak melakukan apapun, ia terkadang bingung dengan hubungan yang terjadi di antara mereka.
Dan sebelum ia bisa berpikir, Hinata merasa persendiannya membatu, seperti mati rasa dan seperti menjejak pijakan bumi tetapi tak bisa digerakkan. Harum sang Putra Ares membuat dadanya berdegup, memasuki penciumannya kala Sasuke melepas pelukannya yang sebelumnya mengerat, Hinata mendongak, menatap Putra Ares yang menunduk―menatap matanya, kuasanya yang terpapar mentari dengan semilir angin yang meniup sedikit rambutnya, menerbangkan sedikitnya jubahnya juga, Hinata berpikir bahwa Sasuke mengagumkan. Dan mungkin tak hanya tubuhnya yang mendadak mati rasa oleh sentuhan si setengah dewa di sekitar pinggang, mendadak otaknya macet saat tangan besar Uchiha Sasuke menyentuh belakang kepalanya, membuat mereka saling bertatapan lebih dekat dan Sasuke mencium bibirnya dengan lembut, melumat bibirnya perlahan, tanpa nafsu dan membuai dengan hisapan kecil untuk ranumnya yang manis.
Mungkin ini adalah pesona dari sang putra dewa yang haus darah―yang merupakan perwujudan dari pembunuhan, Hinata tak kuasa untuk menolaknya.
Dalam buaian dan keterkejutan yang perlahan bangkit, Hinata dapat menatap bulu mata panjang si putra dewa perang itu dari kelopaknnya yang tengah tertutup. Belum sepenuhnya untuk sadar, pelan-pelan Sasuke sudah menyudahi pagutannya yang lembut, menatapnya sayu, menarik pinggang Hinata lebih dekat, memejamkan matanya lalu berbisik. "Tahan sebentar, kekuatan kita tengah bereaksi." Dan Sasuke mempertemukan kening keduanya―menyatu dengan aliran rasa dingin yang menyejukkan. "Akan kupastikan kau baik-baik saja, Hinata." Maka Hinata terdiam, seutuhnya kembali termangu dalam pelukan hangat Sang Putra Ares.
-ˋˏ✧✦༺༻♔༺༻✦✧ˎˊ-
Mereka dikenal sebagai musuh bebuyutan di tengah kejamnya dunia abadi para dewa, dikenal sebagai air dan minyak yang tak akan pernah menyatu, diberitakan banyak sejarah sebagai musuh yang tak akan pernah berdamai. Sama-sama menanggung beban keturunan Dewa Perang yang selalu akrab akan pertikaian, Hyuuga Hinata dan Uchiha Sasuke yang pada akhirnya terpaksa menerima perjodohan yang tak mereka inginkan, kini berdiri di tengah arena dengan banyaknya emosi.
Di antara semua takdir mereka yang begitu buruk, nasib mempertemukan mereka kembali di atas arena pertarungan, di mana takdir kembali mempermainkan hati keduanya untuk saling menghadapi kenyataan yang ada. Dan tanpa menunggu banyak waktu atau keresahan yang tengah berpesta pora di seluruh udara colosseum, di tengah hiruk-pikuk pertarungan yang membara, Hinata dan Sasuke diharuskan untuk bersiap. Orang-orang selalu menjadi yang paling tahu tentang Hinata dan Sasuke yang saling berhadapan dengan mata yang penuh akan kebencian.
"Dalam hitungan ketiga, pertandingan akan dimulai." Seluruh penonton memberi reaksi dengan teriakan, ketika seorang Kiklops memberi arahan untuk dimulainya pertarungan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Political Marriage of Demigod
FanfictionDewa Ares dan Dewi Athena? Seperti air dan minyak yang selalu tak bisa bersatu, mereka berselisih, berseteru bahkan membuat keributan dari kelicikan akal dan kekuatan otot. *** Apa yang akan terjadi ketika Uchiha Sasuke sang Putra Ares dan Hyuuga Hi...