Part 15

551 21 0
                                    

2 hari sejak pembicaraan Reina dan Jessie, mereka sudah berada di dunia manusia. Untuk tempat tinggal, mereka tinggal di apartemen karena jarak ke sekolah lebih dekat.

Lalu gimana mereka bisa bertahan hidup tanpa ketahuan manusia? Tentu saja mudah, otak Reina tidak bodoh. Dia sudah menyiapkan semuanya dengan serapi mungkin, jadi mereka aman di dunia manusia.

Jadi mereka ke sekolah akan membawa banyak kotak susu, satu kotak susu asli dan satu lagi satu kotak susu berisi darah hewan dengan kotak susu yang sangat mirip.

Mereka ke sekolah hanya bawa 2 kotak susu darah, mereka sudah sepakat untuk minum lebih di rumah. Jika ada manusia yang curiga, mereka bisa kasih kotak susu yang asli.

Sedangkan di apartemen, stock darah sudah disiapkan Naoki jadi mereka tidak perlu pusing-pusing lagi mencari hewan buruan terlebih mereka di dunia manusia hanya seminggu.

"By, sini," suruh Reina lembut.

Saat ini Reina sedang duduk di sofa sambil melihat Jessie yang sibuk memandangi isi apartemen mewah dan elegan, Jessie yang dipanggil langsung menghampiri Reina.

"Kenapa?" tanya Jessie saat dia sudah duduk di samping Reina.

"Kamu suka di sini?" tanya Reina mengelus kepala Jessie.

"Suka, di sini bagus tapi istana lebih indah," balas Jessie jujur.

Jessie tidak bohong kalau dia suka sama apartemen ini, hanya saja istana vampir lebih indah daripada apartemen ini walau di dunia vampir hanya kegelapan saja dan penerangan sangat sedikit.

Di apartemen juga mereka tidak akan menyalakan lampu, soalnya mau gelap pun mereka masih bisa melihat dengan jelas, jadi buat apa ada lampu.

"Layani aku dong," balas Reina tersenyum.

"Kita baru sampai, say," kata Jessie mengingatkan.

"Lalu kenapa?" tanya Reina santai.

Jessie lupa kalau vampir mesum ini selalu suka-suka, tidak peduli apa pun alasannya saat Reina minta dilayani maka dia harus melayani.

Jessie diam saja, dia tidak akan menolak juga hanya saja Reina mintanya tidak tahu waktu dan tempat.

Apa yang terjadi kalau mereka benaran menyamar di sekolah? Apa mereka akan melakukan seks juga di sana? Membayangkan saja tidak mau, apalagi hal itu kejadian.

Apakah Jessie bisa menolak? Terlebih vampir mesum ini selalu minta dengan lembut, Reina yang melihat Jessie diam saja, dia mengecup bibir Jessie sekilas.

"Tidak mau layani?" tanya Reina lembut.

"Aku mau tapi kita tidak melakukan di sini 'kan," balas Jessie cepat.

Mana mau Jessie melakukan seks di ruang tamu apalagi di sini hanya ada sofa, Reina yang paham langsung mengendong Jessie ala bridal style ke kamar.

Setibanya di kamar, Reina menurunkan Jessie lalu melepaskan pakaian mereka hingga naked. Jessie geleng-geleng kepala, selalu saja seperti ini, tidak sabaran.

"Puasin aku dulu ya," kata Reina diangguki Jessie.

Reina masih berdiri sedangkan Jessie berlutut di depannya, lalu dia mengambil junior Reina dan memasukkan ke dalam mulutnya. Dia menghisap dan menjilati junior Reina, layaknya memakan permen.

Reina mengelus kepala Jessie dengan penuh kasih sayang, dia tidak pernah kecewa dengan sentuhan Jessie yang selalu bisa membuatnya nikmat.

Beberapa menit kemudian, Reina orgasme dan memenuhi mulut Jessie. Jessie buru-buru menelan semuanya sampai habis dan menjilati orgasme Reina yang masih menempel di junionya.

Reina diam saja, dia membiarkan Jessie melakukan yang dia mau. Setelah Jessie mengeluarkan juniornya dari mulut, barulah dia menyuruh Jessie untuk berdiri kembali.

Jessie nurut, dia berdiri dan posisi mereka saling berhadapan. Dia menunggu apa yang Reina ingin lakukan, entah bermain langsung atau dengan sedikit pemanasan toh keduanya dia sukai.

Chup!

Reina mencium bibir Jessie, bibir kesukaannya yang manis. Sambil dia menuntun Jessie berbaring di ranjang, dengan posisi dia berada di atas.

Setelah puas di bibir, Reina turun ke leher Jessie. Dia kembali memberikan banyak tanda di leher, dada maupun badan Jessie.

Yang pastinya, tanda itu tidak akan terlihat karena mereka ada tugas besok. Kalau dia tidak ingat ada tugas, sudah dia buat tanda di seluruh tubuh Jessie.

Biar manusia maupun vampir tahu, kalau Jessie hanya milik dia seorang. Walau begitu, vampir mana mungkin menikung dia yang ada mereka malah mati di tangannya.

"Aahh ssaayy,"

Tangan nakal Reina tidak diam saja, dia meremas payuradara Jessie. Setelah puas membuat tanda barulah dia turun dan menghisap puting susu Jessie sedangkan tangannya pindah ke vagina Jessie.

"Aahh tterruuss ssaayy, lleebbiihh cceeppaatt aahh,"

Reina terus menghisap puting susu Jessie, sedangkan tangannya yang berada di dalam vagina Jessie, dia maju mundurkan dengan cepat. Ditambah dia tidak kesulitan saat bermain, karena vagina Jessie sudah mulai basah.

"Aakkuu mmaauu aahh kkeelluuaarr aahh,"

Tidak lama kemudian Jessie orgasme, orgasme yang sengaja Reina biarkan keluar begitu saja lalu dia berdiri dan mengarahkan juniornya ke vagina Jessie.

Jessie yang merasa ada sesuatu menerobos ingin masuk ke vaginanya, dia membiarkan saja vagina dia bergesekan dengan junior Reina apalagi dia juga menginginkan.

Reina mulai memaju mundurkan juniornya sangat cepat, membuat Jessie lagi dan lagi merasakan kenikmatan yang tiada duanya.

"Aahh eennaakk ssaayy,"

Tidak lama, Jessie merasa ada sesuatu yang ingin keluar lagi. Reina yang tahu Jessie akan keluar, dia mempercepat temponya supaya mereka orgasme bersama.

Sampai akhirnya mereka orgasme bersamaan, lagi dan lagi orgasme mereka sangat banyak. Saking banyaknya keluar dari selangkangan Jessie, dan Reina membiarkan saja.

Sekarang Reina mengatur posisi tidur mereka, mereka tidur dengan posisi saling berpelukan dengan juniornya masih di vagina Jessie sedangkan mulutnya berada di puting susu Jessie.

Jessie tidak marah atau mengomeli Reina, dia hanya diam dan terkekeh melihat bayi vampirnya ini. Lalu, Reina menyuruh dia tidur dan menyelimuti tubuh naked mereka.

Keesokan harinya, Jessie terbangun gara-gara silaunya cahaya matahari, padahal jendela mereka sudah ditutup pakai tirai.

Dia lupa kalau mereka ada di dunia manusia, pantas saja pagi ini sangat terang berbeda dengan dunia vampir yang pagi tidak ada bedanya dengan malam hari.

Jessie bangun dan melihat posisi tidur mereka, posisi Jessie miring dengan badannya dipeluk sama Reina. Jika dia masih manusia, dijamin dia pegal-pegal saat bangun.

"Kamu kaya bayi vampir kalau seperti ini," kata Jessie mengelus pipi Reina.

Jessie tahu kalau Reina sudah bangun, makanya dia ngomong langsung di depan orangnya bukan di belakang.

Reina sendiri tidak masalah dikatain bayi karena posisi dia memang seperti bayi, mulutnya saja masih di puting susu Jessie.

"Say, bangun yuk. Kita harus sekolah," kata Jessie membangunkan Reina walau itu tidak perlu.

TBC...

29. Survival Game [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang