Part 21

241 19 0
                                    

Jessie mencambuk mereka satu per satu, tidak ada suara jeritan kesakitan karena mulut mereka masih di plester.

Tugas Reina sebagai putri kerajaan, tentu saja ditunda. Tidak ada yang marahin dia, terlebih dia di hell membuat keluarga serta kaum vampir tidak mempermasalahkan.

Vampir hell senang melihat Jessie menyiksa manusia, walau ada dua manusia tidak disiksa, mereka tahu kalau kedua manusia itu pengecualian jadi mereka tidak masalah.

Reina tidak melakukan apa-apa, dia hanya diam melihat Jessie yang asik mencambuk manusia-manusia di sini. Kenapa dia tidak ikutan?

Karena ke enam manusia ini sengaja dia berikan ke Jessie, jadi dia bahkan vampir hell tidak akan ikut menyiksa kecuali Jessie yang menyuruh.

Setengah jam Jessie mencambuk tanpa henti, darah keluar dari tubuh ke enam manusia di sini. Lemas? Tentu saja, mereka sangat lemas.

Setelah mencambuk, Jessie menyuruh vampir hell supaya mereka bisa saling menyiksa, vampir hell paham maksud Jessie.

Itu artinya vampir hell harus mengambil sepasang manusia untuk saling menyiksa yaitu hubungan badan, vampir hell melakukan tugasnya tidak ketinggalan mereka melepaskan plester dari mulut mereka.

Jessie hanya melihat sepasang manusia yang saling menyiksa satu sama lain, jeritan kesakitan seolah merdu bagi Jessie.

Setelah para manusia mengeluarkan darah dari vagina atau anus mereka, barulah vampir hell memborgol mereka lagi.

Tenang, walau vampir suka darah. Mereka tidak suka darah manusia, apalagi darah manusia seperti di sini. Mereka lebih suka darah hewan atau darah pasangan sendiri, yang rasanya jauh lebih manis.

Dua jam telah berlalu, Jessie puas karena bisa menyiksa manusia di sini. Reina pun senang dengan perubahan dia yang luar biasa, tidak sia-sia juga pelajaran yang dia dapatkan.

"Lapor Putri," kata vampir hell

"Katakan saja," balas Reina datar.

"Dua manusia di sel sebelah sudah bangun," kata vampir hell diangguki Reina.

"Say, kita ke sel lain dulu baru balik ke sini lagi," ajak Reina merangkul Jessie lalu pergi tanpa menunggu jawaban dari Jessie.

Reina melesat untuk ke sel Samuel dan Shanee, di sana keduanya sudah melihat mereka bangun. Kehadiran keduanya di sadari mereka, lalu mereka menatap keduanya walau tatapan mereka penuh ketakutan.

"Bolehkah kami mandi dulu?" tanya Samuel ragu-ragu.

Bukan tanpa alasan Samuel bertanya, dia melakukan ini karena dia tidak betah dengan orgasme yang menempel di tubuhnya, apalagi Jessie yang ada darahnya.

"Pergilah, mandi berdua," tegas Reina.

"Makasih," balas keduanya.

Samuel mengendong Shanee ala bridal style ke kamar mandi, jadi di sel ini ada kamar mandinya. Hanya di sel ini saja, kalau sel lain tidak ada.

Samuel dan Shanee mandi bersama, tidak peduli lagi dengan malu karena keduanya sudah saling melihat tubuh masing-masing.

Setelah mandi, mereka tidak bisa mengeringkan tubuh masing-masing. Mau keringin pakai apa? Kalau handuk saja mereka tidak punya.

Mereka keluar dari kamar mandi, lalu Reina memberikan mereka dua handuk kimono dan satu sisir. Mereka mengambil handuk lalu pakai, setelah itu Samuel menyisir rambutnya dulu barulah Shanee.

"Ikuti kami," perintah Reina setelah mereka sudah siap-siap.

"Kamu bisa jalan?" tanya Samuel pelan.

"Bisa pelan-pelan," bisik Shanee diangguki Samuel.

"Aku gendong ya," tawar Samuel dibalas gelengan.

"Gendong saja biar cepat," tegas Reina membuat mereka kaget.

Balik lagi, sekecil apa pun suara mereka, tetap saja Reina maupun Jessie bisa mendengarnya. Jadi, percuma saja mereka berbisik.

Reina dan Jessie jalan lebih dulu, sedangkan di belakang ada Samuel yang mengendong Shanee ala bridal style.

Reina maupun Jessie tidak akan melesat, mereka jalan biasa karena mereka yang menuntun jalan untuk Shanee dan Samuel. Jika mereka melesat, bagimana Samuel dan Shanee mengikuti mereka?

"Pakai sarung tangan itu," perintah Reina lagi saat mereka tiba di sel lain.

Keduanya mengambil sarung tangan yang ada di tangan vampir penjaga, untuk Reina dan Jessie sudah memakai sedari tadi makanya mereka tidak perlu mengambil lagi.

"Kalian lihat mereka," perintah Reina membuat keduanya melihat mereka.

Mereka bergidik ngeri melihat tubuh guru dan teman mereka penuh luka, darah yang masih mengalir meskipun beberapa sudah kering lalu mereka menatap Reina karena mereka bingung apa maksud dia menyuruh mereka melihat.

"Kalian siksa mereka, kalian bebas mau pakai sepasang manusia itu untuk disiksa bersamaan atau sendiri-sendiri," suruh Reina tegas.

Apa Jessie keberatan jika mangsanya diambil alih sama dua manusia yang bersamanya saat ini? Tidak, dia malah senang ada yang menyiksa mereka dengan suka rela.

Walau mereka mangsa dia, bukan berarti dia dilarang Reina untuk menyiksa mereka. Dia tetap diperbolehkan, hanya saja tidak selamanya dia berada di sini apalagi tugas dia sebagai istri Reina.

Samuel maupun Shanee tidak kaget karena mereka tahu tugasnya menyiksa guru dan temannya di sini, hanya saja mereka tidak tahu mereka harus menyiksa seperti apa?

Reina yang tahu mereka kebingungan, dia menyuruh vampir mencontohkan. Vampir yang disuruh melepaskan borgol di tangan sepasang manusia, lalu satu vampir pegang satu manusia.

Samuel maupun Shanee tidak tahu apa yang akan mereka lakukan ke temannya Viona dan Herry yang saat ini dipegang vampir. Jadi mereka diam saja, mereka ingin tahu apa tugas mereka.

Berhubung sel ini banyak manusia lebih tepatnya 6 orang, jadi mereka tidak akan tidur di lantai melainkan mereka tidur berdiri dengan tangan yang diborgol ke atas.

Sel ini khusus, jadi di lantai tengah sudah ada dua borgol tangan. Vampir A memborgol tangan Viona, lalu vampir A meminta bantuan sama vampir B untuk memegang kakinya supaya terbuka lebar.

Sedangkan vampir C yang sudah memborgol tangan Herry ke belakang langsung menendang kaki Herry sehingga jatuh berlutut.

Herry tidak mau dicambuk lagi, dia langsung saja mengarahkan juniornya ke vagina Viona tanpa pemanasan.

Semua yang ada di sel mendengar jeritan kesakitan, karena Herry melakukan tanpa pemanasan apalagi ini kedua kalinya mereka melakukan hubungan badan.

Tidak peduli seberapa sakitnya Viona, tetap saja Herry menusuk vaginanya sampai akhirnya mereka sama-sama orgasme.

Orgasme yang memenuhi rahim Viona, sedih? Tentu saja, mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain menurut.

Samuel dan Shanee yang melihat hal ini meringis, mereka tidak bisa membayangkan diri mereka seperti itu.

Oke 'lah kalau mereka harus melakukan seks di depan Reina maupun Jessie, hanya saja mereka diizinkan melakukan pemanasan.

Setelah Herry maupun Viona orgasme, vampir c menarik paksa rambut Herry sehingga posisinya menungging.

Lalu vampir c mengeluarkan juniornya dan memasukkan ke anus Herry, lagi-lagi jeritan kesakitan terdengar di mereka.

TBC...

29. Survival Game [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang