Part 17

338 22 0
                                    

Setelah siap, Reina merangkul Jessie menuju lobby apartemen dan dia membukakan pintu untuk Jessie, Jessie masuk barulah dia masuk.

"Bukankah sekolah kita dekat?" tanya Jessie menatap Reina.

"Iya by, tetap saja kita tidak mungkin melesat," balas Reina santai.

Jessie mengangguk paham, kalau mereka melesat yang ada mereka bisa ketahuan hari itu juga. Mana ada manusia yang melesat, bukankah itu aneh?

Tidak butuh waktu lama, mereka tiba di sekolah. Banyak murid yang sudah datang, bahkan mereka malah berhenti untuk melihat mobil yang Reina kendarai karena mobil ini limited edition hanya ada 1 saja.

"Kamu siap?" tanya Reina menatap Jessie.

"Tenang saja, aku bisa kendaliin nafsu aku dengan baik," balas Jessie seolah paham keresahan Reina.

Reina percaya, dia segera keluar dari mobil lalu dia menuju pintu penumpang dan membukakan untuk Jessie. Setelah Jessie keluar, Reina merangkul dia menuju ruang kepala sekolah.

Kehadiran mereka membuat banyak murid histeris, apalagi melihat kecantikan mereka. Sayangnya mereka tidak peduli, mereka mengabaikan teriakan para murid yang sangat berisik.

Sekecil apa pun suara manusia, terdengar jelas di telinga vampir apalagi berteriak, bukankah itu merusak telinga mereka sebagai vampir?

Setibanya di ruang kepala sekolah, Reina mengetuk pintu dulu barulah dia masuk bersama Jessie. Walau ini dunia manusia, mereka selalu menerapkan sopan santun selama manusia itu ramah dan baik.

Di ruang kepala sekolah, mereka hanya menanyakan kelas mereka dan mereka ternyata satu kelas. Reina sudah tahu kerjaan siapa? Siapa lagi kalau bukan Naoki, tapi dia senang juga karena dia tidak pisah kelas sama Jessie.

Mereka ke kelas bersama guru yang mengajar di kelas mereka, saat guru masuk dan mengizinkan masuk barulah mereka masuk. Seisi kelas heboh karena mereka masuk ke kelas ini, apalagi mereka sudah terkenal saat mereka masuk ke sekolah ini.

"Silakan perkenalkan diri kalian," kata guru mempersilakan mereka.

"Saya Reina dan ini istri saya Jessie, kalian bisa panggil kami Rei dan Jeje," kata Reina memperkenalkan diri mereka.

Reina tidak masalah dia memperkenalkan mereka sebagai pasangan yang sudah menikah, toh kepala sekolah dan guru-guru di sini sudah tahu buat apa ditutupi juga.

Murid-murid di sini sangat kaget, mereka banyak yang tidak percaya kalau keduanya sudah menikah sampai Reina menunjukkan cincin pernikahan keduanya di depan mereka.

Saat itu juga mereka percaya, banyak di antara mereka yang patah hati sebelum berjuang. Kecantikan keduanya tidak perlu diragukan lagi, kekayaan sudah jelas dan fashion mereka sangat mahal.

Siapa juga yang tidak tertarik mendapatkan salah satu dari mereka? Jika mereka bisa dapat salah satunya, mereka bisa kaya mendadak.

Jelas mereka yang mendekati keduanya tidak benar-benar tulus mencintai keduanya, mereka hanya cinta sama kekayaan keduanya saja.

Apa Reina dan Jessie tahu? Tentu saja mereka tahu, kelebihan vampir pada umumnya bisa tahu pikiran manusia.

Pengen sekali Reina membunuh manusia yang berniat mendekati istrinya, untung saja dia masih ingat untuk menyamar.

Setelah memperkenalkan diri, keduanya duduk di belakang dan sebangku juga. Jessie sengaja Reina suruh duduk di pojok, Jessie setuju saja.

Mereka duduk, guru langsung memulai pelajaran. Apa yang mereka keluarkan? Tidak ada, buku saja mereka tidak bawa. Toh, mereka juga tidak takut dihukum.

'Sebenarnya misinya apa?'

Vampir bisa telepati dengan siapa saja, jadi Jessie melakukan telepati supaya manusia di sini tidak curiga dengan pembicaraan mereka.

Gimana cara Jessie tahu ada telepati? Tentu saja dengan belajar sejarah, buat apa dia belajar kalau dia tidak tahu dunia vampir seperti apa?

Jujur, Jessie bertanya karena dia penasaran. Apalagi Reina hanya mengatakan ada manusia yang meresahkan di sekolah mereka, tidak menjelaskan secara jelas.

'Mencari murid yang membully dan guru yang korupsi.'

Tidak ada yang Reina tutupi, itu memang tujuan mereka datang ke sini selama seminggu. Jika mereka lebih cepat menemukan manusia itu, mereka bisa cepat kembali.

Dari laporan yang dia dapatkan dari Hyera, untuk murid ada 6 orang sudah jelas 3 laki dan 3 perempuan. Soal ini gampang diketahui, karena murid yang membully murid lemah hanya 2 grup saja.

Keduanya ini sudah jelas lawan jenis dan mereka pacaran makanya mereka suka membully bersama, tidak peduli murid perempuan atau laki-laki yang penting mereka senang.

Tinggal mereka mencari mangsa guru, kalau guru ini Hyera tidak bilang apa-apa mungkin tugas sulitnya mencari guru yang bermuka dua. Berkedok baik di depan murid, tapi munafik di belakang.

Jessie dan Reina telepati namun mata mereka tetap fokus ke depan seolah mendengarkan guru yang mengajar, soal Reina sudah jelas dia mengerti pelajaran yang mudah ini.

Sedangkan Jessie, dia yang putus sekolah pun paham dengan pelajaran ini. Bagaimana bisa? Kepintaran dan kekuatan Reina 25% berpindah ke Jessie.

Makanya kepintaran dan kekuatan Jessie setara dengan Chloe namun di bawah anggota kerajaan serta masih di atas kepala prajurit istana, hal ini Jessie ketahui dari pembelajaran sejarah.

Sejujurnya Jessie agak menyesal, kenapa dia tidak belajar sejarah dulu sebelum dia menikah? Walau begitu, tidak ada penyesalan lagi saat dia sudah tahu semuanya.

'Aku dapat apa kalau menemukan mereka?'

Reina tidak masalah dengan pertanyaan ini, dia malah senang. Itu artinya Jessie sangat tertarik untuk terlibat dalam misi ini, misi yang sebenarnya menguntungkan untuk kaum vampir.

'Manusia itu bebas kamu siksa, mereka milikmu.'

Reina serius dengan katanya, dia akan memberikan mereka ke Jessie supaya Jessie senang ada boneka yang bisa dia buat main saat dia tiba di hell, tidak salah 'kan Reina mengatakan itu.

'Serius?'

Nada suara Jessie terdengar bersemangat, Reina ingin sekali terkekeh namun dia ingat ini di kelas yang ada mereka akan mengatai dia gila gara-gara ketawa sendiri.

'Iya Baby, aku serius.'

'Aku setuju, aku mau menyiksa mereka sama manusia yang ikut Survival Game.'

Lihatlah, Jessie dulunya manusia biasa yang lemah lembut sekarang berubah total. Perubahan yang tidak disesali Reina, dia malah menyukainya.

'Itu mudah Baby, mereka akan aku gabung dalam satu sel nanti.'

'Makasih, say.'

'Selama kamu bahagia, aku akan lakukan.'

Tidak salah 'kan Reina melakukan ini demi Jessie? Tidak 'lah, apalagi Jessie menyukai itu. Jessie tidak sabar untuk menyiksa mereka, mungkin sifat vampirnya lebih dominan sekarang.

Reina bosan untuk memperhatikan guru saja, dia telepati ke Gracia supaya guru dan murid di sini melihat mereka duduk anteng saja, sedangkan dia ingin mencari target supaya mereka bisa cepat kembali, Gracia tidak masalah Reina meminta bantuannya.

TBC...

29. Survival Game [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang