Jessie menenangkan mereka pun percuma karena mereka tidak tenang apalagi mereka tahu di sini kawasan vampir, tapi mereka kabur pun juga percuma.
Vampir lebih mudah tahu manusia yang kabur, jika itu terjadi maka mereka bisa saja tersiksa lebih parah. Mending mereka tetap di sini, walau mereka harus selalu malu.
"Kalian sudah sah, jadi lakukan sekarang," tegas Reina yang mendapat pukulan di pundaknya.
"Kamu ini ya, mereka lagi takut gitu bukannya kasih waktu," kata Jessie sangat cerewet.
Reina hanya terkekeh, dia tidak peduli dengan ekspresi Jessie saat ini. Dia merasa lucu dengan tingkah Jessie saat ini, toh dia tidak peduli dengan manusia.
"Biarin aja 'lah, mereka ini kok. Kamu mau juga, tinggal bilang," balas Reina frontal lagi-lagi mendapat pukulan.
Samuel dan Shanee memang seharusnya bersyukur karena mereka manusia yang pertama kali diberikan pernikahan, tidak disiksa dan dipisahkan sel.
Samuel menatap Shanee, dia tahu kalau Adik kembarnya pasti sangat malu apalagi mereka akan dilihat sama Reina maupun Jessie, tapi mereka tidak punya pilihan lain.
Samuel sama Shanee sama-sama melepaskan pakaian yang mereka gunakan hingga mereka sama-sama naked, di sel ini tetap sama ya tidak ada alas apa pun.
Shanee telentang di lantai yang dingin sedangkan Samuel menungging di atas Shanee supaya tubuhnya tidak menindih tubuh Shanee yang berada di bawah.
Chup!
Samuel mencium bibir Shane, Shane mengalungkan tangannya ke leher Samuel dan membalas ciumannya. Mereka berusaha untuk mengabaikan kehadiran Reina maupun Jessie.
Jika mereka tidak mengabaikan, mereka tidak akan bisa melakukan karena mereka selalu sadar, kalau Reina dan Jessie mengawasi mereka walau sebenarnya itu fakta yang tidak bisa mereka hindari.
"euummm,"
Desahan keluar dari mulut Samuel dan mereka tetap berciuman, hingga mereka kehabisan nafas barulah Samuel melepaskan ciuman mereka.
Setelah memberikan waktu untuk mereka bernafas, Samuel kembali mencium bibir Shanee perlahan tapi pasti, Samuel turun ke leher Shanee dan memberikan tanda kepemilikan di tubuh Shanee.
"Aahh Ssaamm,"
Tidak pernah Samuel atau Shanee pakai embel-embel Kakak Adik saat bicara, mereka kembar jadi mereka selalu panggil nama saja.
Samuel tahu mereka sama-sama baru melakukan ini, sebisa mungkin dia membuat Shanee basah untuk mengurangi rasa sakitnya.
Samuel meremas payuradara Shanee sedangkan tangan kanannya dia gunakan menumpu. Setelah beri tanda di leher, Samuel menghisap puting susu Shanee, sedangkan tangannya berpindah ke vagina Shanee.
"Aahh eennaakk Ssaamm,"
Setelah puas menyusu, Samuel berlutut dan menekuk kedua kaki Shanee lalu membuka lebar-lebar, barulah Samuel mendekatkan wajahnya sehingga wajah dia saat ini ada di depan vagina Shanee.
Shanee diam saja dan melihat apa yang akan Samuel lakukan walau dia sangat malu dilihat seperti ini, tanpa membuang waktu lagi Samuel menjilati vagina Shanee yang sudah basah sedari tadi.
"Aahh tterruuss Ssaamm, lleebbiihh cceeppaatt aahh,"
Samuel terus menjilati vagina Shanee tanpa henti bahkan dia mempercepat sesuai keinginan Shanee membuat Shanee terus merasakan kenikmatan.
"Aakkuu mmaauu aahh kkeelluuaarr aahh,"
Tidak lama kemudian Shanee orgasme yang pertama, Samuel melihat Shanee yang sudah keringat dan sedikit kelelahan, dia ingin menghentikan permainan ini tapi dia punya hak apa?
Reina sama Jessie tidak mungkin membiarkan mereka berhenti, mereka hanya diperbolehkan berhenti kalau keduanya menyuruh mereka berhenti. Selama itu tidak diucapkan, jangan harap mereka boleh berhenti.
Samuel mengelap keringat Shanee sebelum mereka melanjutkan adegan panas mereka lagi, Shanee diam saja membiarkan Samuel melakukan yang dia inginkan apalagi mereka sudah sah juga.
"Ini akan sakit, jadi cengkram saja pundak atau tangan aku," kata Samuel sebelum dia melanjutkan adegan panas ini.
Shanee mengangguk lalu Samuel mengarahkan juniornya ke vagina Shane yang tentu saja masih sempit, apalagi ini pertama kalinya bagi mereka.
Shanee yang merasa ada sesuatu menerobos ingin masuk ke vaginanya merasa kesakitan, sakit yang luar biasa.
Dia mengenggam tangan Samuel tanpa menyakitinya, Samuel tidak masalah kalau itu bisa mengurangi rasa sakitnya.
"Aarrgghh ssaakkiitt Ssaamm hiks,"
"Aku akan pelan-pelan,"
Setelah mengatakan hal itu Samuel berusaha pelan-pelan supaya juniornya masuk sampai ke dalam vagina Shanee, sambil dirinya mencium bibir Shanee untuk mengurangi rasa sakitnya.
Jleb!
Darah keluar dari vagina Shanee, Samuel membiarkan juniornya diam di dalam supaya vagina Shanee terbiasa dan menerima juniornya lalu dia menopang tubuhnya supaya dia tidak menindih Shanee.
Samuel menghapus air mata dan keringat Shanee, sambil memberikan waktu untuk mereka beristirahat.
Reina maupun Jessie tidak masalah, mereka tahu gimana manusia kalau baru pertama kali berhubungan badan.
Untung saja Samuel sama Shanee manusia baik yang terjerat dalam lingkungan kelam, sehingga mereka harus berada di hell yang entah kapan mereka bisa pergi dari sini.
Setelah dirasa cukup beristirahat, Samuel kembali memaju mundurkan juniornya dengan tempo sedang, Shanee meringis kesakitan namun dia merasakan nikmat di saat yang bersamaan.
"Aahh eennaakk Ssaamm,"
Dalam hati Samuel bersyukur Shanee menikmati sentuhan dia, setidaknya dia tahu kalau vagina Shanee mulai menerima junior dia di sana.
"Lleebbiihh cceeppaatt Ssaamm,"
Tanpa banyak bicara, Samuel melakukan apa yang Shanee inginkan. Tidak lama, Shanee merasa ada sesuatu yang ingin keluar lagi.
"Aahh, aakkuu mmaauu aahh kkeelluuaarr, Ssaamm,"
"Bareng, Sshhaann,"
Setelah beberapa menit akhirnya mereka orgasme, tentu saja Samuel orgasme di dalam vagina Shanee. Orgasme mereka sangat banyak, hingga cairan itu keluar dari selangkangan Shanee.
Sedangkan Shanee, dia merasakan hangat dalam vaginanya ketika mereka sama-sama orgasme di dalam.
Setelah mereka orgasme, Samuel mengeluarkan juniornya lalu dia menatap Reina dan Jessie yang berdiri tidak jauh dari mereka.
"Bolehkah kami beristirahat?" tanya Samuel memohon.
Shanee diam saja, dia cukup lelah melayani Samuel. Tapi tatapan dia pun mengarah ke Reina dan Jessie, Jessie diam saja karena ini bukan hak dia.
"Kalian boleh beristirahat, gunakan waktu kalian," tegas Reina lalu dia merangkul Jessie pergi ke sel tahanan sebelah.
Sebelum pergi, Reina meminta vampir hell untuk memberitahu ke dia kalau mereka sudah bangun. Samuel dan Shanee sangat bersyukur mereka diberikan waktu untuk beristirahat.
"Tumben kamu baik," kata Jessie saat mereka berjalan ke sel lain.
"Prinsip vampir gitu baby, vampir tidak akan menyakiti manusia yang baik," balas Reina lembut.
"Iya juga, aku lupa hehe," kata Jessie terkekeh.
Mereka kembali ke sel awal, di sini tersisa 6 orang. Reina meminta cambuk ke vampir hell, setelah dia mendapatkannya barulah dia memberikan ke Jessie.
Jessie menerimanya dengan senang hati, entah karena dia yang sudah menghilangkan sifat manusianya atau memang dia yang senang melakukan ini.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
29. Survival Game [Season 2]
Historia CortaBudayakan membaca sebelum lanjut! Cerita ini G!P (Girl x Girl Futa) Kalau tidak tahu, cari tahu dulu apa itu futanari sebelum baca cerita ini. Kalau sudah tahu, kalian bebas mau membacanya atau mengabaikan cerita ini. Tapi, kalau kalian tidak suka a...