Bab 14: Redemption

35 3 0
                                    

Sophie sedang membaringkan tubuhnya yang terasa semakin lemas ketika Nicholas mengetuk pintu kamarnya. "Masuklah," jawabnya lemah. Perutnya terasa panas dan nyeri hingga keringat dingin masih terus mengucur, membuat sekujur tubuhnya terasa dingin.

Sebenarnya Nicholas bingung bagaimana harus memulainya, namun sebagai seorang pria dan pengusaha yang gentleman, ia memberanikan diri untuk meminta maaf terlebih dahulu atas sikapnya yang kasar pada Sophie. "Kau sudah makan malam?"

"Belum, kau saja dulu." Posisi tubuh Sophie sedang membelakangi Nicholas kala itu.

Nicholas duduk di kursi meja rias Sophie dengan perasaan canggung. "Maafkan aku karena telah membentakmu."

Tiba-tiba saja air mata Sophie menetes, ia juga tidak tahu apa penyebabnya namun mendengar Nicholas meminta maaf padanya membuatnya merasa sedih. Sebenarnya ia ingin menanyakan tentang kondisi Nicholas dan meminta maaf padanya, namun kondisinya saat ini sedang tidak memungkinkannya untuk berbicara panjang lebar.

"Apa kau marah padaku? Kenapa kau tidak menjawab?" tanya Nicholas dengan suara lembut.

Sophie tidak bisa menjawab karena semakin ia menahan tangisnya maka semakin sakit pula perutnya. Ia hanya bisa meringkuk untuk menahan rasa sakit tersebut.

"Sophie? Kau kenapa?" Merasa curiga melihat tingkah laku Sophie, Nicholas memutuskan untuk memastikan kondisi Sophie dengan berjalan mendekatinya. Ia segera membalikkan tubuh Sophie ketika melihat betapa pucat kulit wajah Sophie kala itu. "Sophie! Apa yang terjadi? Kenapa kau pucat sekali? Aku akan memanggil dokter sekarang juga!" Nicholas berlari ke kamar untuk mengambil ponselnya. Ia hampir saja menjatuhkan ponselnya ketika sedang menghubungi nomor Steward Alan, Dokter kepercayaan keluarga Greyson.

Tidak lama kemudian Dokter tersebut datang untuk memeriksa kondisi Sophie. Ia dinyatakan sedang mengalami Gastritis akut yang disebabkan oleh gangguan psikosomatik. Dokter telah memberikan obat-obatan untuk membantu meredakan rasa nyeri dan mengatasi infeksi pada lambungnya, selebihnya ia berpesan pada Nicholas untuk memperhatikan pola makan dan beban pikiran Sophie.

Nicholas sedang menyiapkan makanan untuk Sophie ketika teringat akan perkataan dokter Steward. Stress berlebih adalah pemicunya. Sepertinya ia sedang berada dalam tekanan atau merasa stress akan satu dan lain hal.

Maafkan aku, Soph, ujar Nicholas dalam hati. Ia kemudian membawa makanan tersebut ke kamar Sophie. Kali ini ia masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Nicholas meletakkan baki berisi semangkuk sup lentil hangat, beberapa lembar roti gandum, dan secangkir teh Chamomile hangat yang dipercaya dapat membantu meredakan stress.

"Makanlah dulu." Ia mengangkat tubuh Sophie lalu menyandarkannya di bantal yang telah disusun menjadi sandaran. Sophie pun menurut. Meski masih kesakitan, namun ia merasa sudah lebih baik setelah meminum obat yang diberikan oleh Dokter Steward.

Nicholas menyuapinya perlahan sambil sesekali meniup sup yang masih setengah panas tersebut. "Maaf, tidak seharusnya aku membentakmu seperti itu," ulang Nicholas dengan tulus.

Sebelum masuk ke kamar Sophie, ia sempat masuk ke dalam ruang kerjanya bermaksud untuk membereskan semua kekacauan yang ia sebabkan. Tidak disangka ruangannya telah kembali rapi dan bersih, maka itu ia berniat untuk meminta maaf dan mengucapkan terima kasih pada Sophie. Namun ia malah mendapati Sophie yang sedang sakit. "Berjanjilah, lain kali jika kau merasa sedang tidak sehat, kau harus berterus terang padaku."

Sophie mengangguk patuh. "Maaf karena telah melanggar peraturan yang telah kau berikan. Maaf juga karena telah membersihkan ruang kerjamu tanpa seijinmu. Aku tidak tahu dimana letak semua barangmu, jadi aku..."

90 Days With Mr. Perfect(ionist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang