Setelah merasa lega sekaligus kelelahan akibat melampiaskan kemarahannya, Nicholas terbangun dari tidurnya. Jam menunjukkan pukul 04.20 dini hari. Ia melihat sekelilingnya, betapa berantakannya ruangan itu. Membuatnya tersadar bahwa apa yang ia lalui kemarin bukanlah mimpi.
Bunyi perutnya yang keroncongan turut menyadarkannya bahwa semalam ia sama sekali tidak makan. Ia lalu bangkit untuk berolahraga dan bersiap-siap. Nicholas merasa menghabiskan waktu untuk bekerja di saat seperti ini adalah keputusan yang terbaik. Persis seperti yang ia lakukan tiga tahun lalu, ketika pertama kali mengetahui bahwa Nora menduakannya.
Setelah membersihkan diri, Nicholas memutuskan untuk berangkat kerja lebih pagi. Kala itu ia belum melihat Sophie. Meski di lubuk hatinya ia merasa penasaran dengan keadaan Sophie setelah dibentaknya, namun ia menahan diri untuk menemuinya setidaknya hingga nanti malam karena ia sendiri merasa belum siap. Ia bahkan tidak tahu harus bagaimana untuk kembali memulai pembicaraan dengannya.
Sesampainya di kantor, Nicholas harus kembali berurusan dengan masalah yang tak kunjung habis. "Nick, Mrs. Amanda dari Westins Group memaksa untuk menemuimu. Katanya ini berkaitan dengan pembatalan kontrak."
Nicholas berpikir kilat untuk membaca situasi. "Persilahkan masuk."
"Baik." David memandang Nicholas sepintas dengan tatapan penuh rasa khawatir karena tiga tahun lalu ketika Nicholas pertama kali mendapat kabar tentang perselingkuhan Nora, ia juga tampak sangat tenang dan semua berjalan dengan normal seperti ini, padahal hatinya kacau bukan main. Sebagai sahabat, David hanya bisa berusaha untuk terus memantau dan berharap agar semuanya baik-baik saja seperti yang ditunjukkan.
Seorang wanita berusia lima puluhan dengan penampilan glamor masuk ke dalam kantor Nicholas. Seperti biasa, Nicholas langsung membaca siapa lawan bicaranya. Wajah ketus wanita itu seperti sedang menahan amarah dan gaya berjalannya dengan wajah terangkat tinggi menunjukkan betapa arogan dirinya. Wanita itu tidak lain adalah Mrs. Amanda, istri dari Mr. Paul West, pemilik Westins Group. "Ada yang bisa kubantu, Mrs. Amanda?"
Dengan angkuh, wanita itu menyilangkan kakinya lalu menaruh tas Hermes Birkin 25 Bag Blue Electric Crocodile Vivid Jewel With Palladium Hardware-nya di atas meja. Nicholas jelas tahu barang apa yang diletakkan di atas meja kerjanya dan ia paham betul apa maksud dari tingkah laku wanita arogan itu.
Mrs. Amanda mengawali pembicaraannya dengan menghela nafas seolah ia sebenarnya tidak ingin melakukan pertemuan tersebut. "Mr. Nick, aku tidak tahu apakah kau sudah mengetahuinya, tapi aku merasa sangat kecewa dengan kejadian kemarin."
Kali ini Nicholas benar-benar tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh lawan bicaranya. "Mengenai apa?"
"Sudah kuduga wanita penganggu itu tidak akan berterus terang kepadamu! Kemarin siang, wanita yang kau akui sebagai kekasihmu, Sophie Harper, telah menampar wajah putriku, Martha West, di sebuah toko perhiasan. Lantaran merasa cemburu setelah mengetahui bahwa Martha akan menikah dengan George Hamilton, mantan kekasihnya yang sempat ia rebut dari Martha sebelumnya," tandas Mrs. Amanda kesal.
Wajah Nicholas tampak terkejut mendengarnya dan Mrs. Amanda dapat membacanya dengan jelas. "Aku tahu bahwa kau tidak akan menduganya. Wanita itu memang licik, ia menggunakan fisiknya untuk memancing para pria agar tertarik padanya, tidak perduli apakah pria itu sudah memiliki pasangan atau tidak. Dan ironisnya, George juga merupakan salah satu pria yang sempat terjerat oleh pesonanya. Kini ia bahkan berani menyakiti putriku di depan umum, padahal jelas-jelas ia lah yang telah berusaha merusak hubungan George dan putriku. Bukankah ia benar-benar wanita yang tidak tahu malu?!"
Nicholas benar-benar tidak tahu harus bagaimana menanggapi kejadian tersebut karena sebenarnya masalah itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan urusan bisnis di antara Greyson Company dan Westins Group. Namun sebagai seorang pengusaha, ia harus berpikir secara logis dan cerdas karena wanita di hadapannya sudah membawa-bawa urusan kontrak di antara dua perusahaan besar. Yah, Westins Group adalah salah satu investor besar yang digandeng oleh Greyson Company dalam menggarap beberapa proyeknya. "Sebelumnya maafkan aku karena telah membuat anda merasa kecewa, Mrs. Amanda."
KAMU SEDANG MEMBACA
90 Days With Mr. Perfect(ionist)
RomanceNicholas Greyson, seorang pewaris tahta kerajaan bisnis keluarga Greyson yang terkenal tampan dan single harus bertemu dengan Sophie Harper, seorang personal stylist sekaligus matchmaker yang ironisnya tidak beruntung dalam dunia percintaannya sendi...