Satu Bogor

42 9 0
                                    

Sakura menginjakkan kakinya di depan gedung utama kampus IPB. Gadis itu menatap dengan takjub gedung yang ada di hadapannya.

"Haaaah, nggak nyangka." ujarnya, dengan penuh binar dikedua matanya.

Iqbal yang baru saja ikut keluar dari mobil, tersenyum melihat Kakak sepupunya itu, ia mengetuk jendela kursi belakang sekedar menyadarkan Jake dan Aaron dari dunianya.

Jake tersentak, ia melepas kedua headshet nya dan ikut menatap Iqbal dari dalam mobil. Sadar, ia menurunkan kaca mobil dan menatap sekeliling. "Gue baru kali ini masuk kampus IPB." ujarnya.

"Ikut nggak?" tanya Iqbal, mengacu pada dirinya yang akan membuntuti Sakura kemanapun.

Jake menepuk Pundak Aaron, "ayo turun!" titahnya, namun sang adik hanya menekuk kedua alisnya seraya terus berfokus pada PSP nya.

Iqbal menghela napas melihat kelakuan adik bungsunya, dengan enggan ia berkata, "yaudah lo disini ya? Jangan bikin ulah!" pada Aaron.

Aaron hanya berdeham tak melepas sedetikpun matanya dari gadget panjang itu. Jake yang kesal hanya menjambak rambut adiknya itu dengan cepat sebelum keluar dari mobil.

"Anjing!" pekik Aaron.

Iqbal membelalakkan matanya, berbeda dengan Jake yang tersenyum jahil.

"Ngomong kasar, gue aduin Mama! DAAAH WOKOWOKOWOKO." Jake berlari begitu kencang dengan tawa yang dibuat menyebalkan, menyusul Sakura yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Iqbal pun dengan cepat menekan tombol kunci di kunci nirkabel mobil, sehingga Aaron tak bisa memberontak karena dirinya terkunci didalam mobil.

"Diem lo." titah sang kakak. Iqbal pun perlahan meninggalkan Aaron yang cemberut sebal atas perlakuan kedua kakaknya.

"Baliknya nitip cilok!" teriak Aaron dari balik jendela yang setengah terbuka itu. Iqbal tak merespon apapun, sehingga sang adik hanya berdecih kesal dan mulai kembali memainkan PSPnya.

"Ruang Administrasi dimana ya, Pak?"

Suara Sakura adalah yang pertama Iqbal dengar sesampainya ia menyusul sepupu dan adiknya itu.

"Oh, maba ya Neng? Fakultas apa?" tanya sang petugas.

Jake menyikut Iqbal di sebelahnya, "cakep ye ini kampus." katanya, Iqbal hanya mengangguk dan Jake kembali bertanya, "minat nggak lo Bang masuk sini?"

"Kaga, gue mau UNPAD." ujar Iqbal dengan mantap.

Jake terdiam, sesaat ia melihat wajah Iqbal dengan ekspresi terkejutnya sebelum akhirnya menyunggingkan sebelah bibirnya. "Kangen banget Bandung lo?" tanyanya.

"Iya, orang gue lahir disana masa kaga balik lagi kesana." jawab Iqbal dengan tegas, Jake hanya mengatup bibirnya dan sedikit mendekat disamping Sakura.

Ia melihat kakak sepupunya sedang menandatangani daftar hadir sebelum Bapak resepsionis ini menjelaskan sesuatu.

"Nanti dari sini jalan agak ujung baru nemu FKH, jangan lupa diisi juga data diri ini dan kalo bisa beli map hijau di koperasi depan ya, materai sama pas foto dibawa juga." ujar bapak tersebut.

Sakura mengangguk, ia berterimakasih kepada resepsionis kampus itu dan berjalan mendahului kedua sepupunya.

Jake yang sedari tadi diam mulai menatap dirinya dari atas hingga bawah dan menatap Iqbal, lalu berganti lagi menatap dirinya.

"Ini kita kek anak SMA banget?" celetuknya membuat Iqbal dan Sakura menoleh.

Iqbal menatap dirinya seklias, "ya karena baliknya Kita ke sekolah?" ucapnya dengan bingung, namun Sakura yang paham maksud Jake hanya terkekeh geli.

Puncak WijayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang