part 8

1.1K 156 6
                                    

Ini sudah hari ke 5 setelah kejadian itu, dan masih belum ada perubahan sama sekali. Bahkan, Victor tidak pernah melihat Rosie lagi, Rosie sangat jarang keluar kamar. Dia keluar dari kamarnya, jika tidak ada Victor. Setelah Victor pergi, disitulah Rosie keluar dari kamarnya. Namun, sudah 2 hari ini Rosie tidak keluar dari kamarnya, dia bahkan tidak makan, atau mengambil makanan di dapur. Bibi sun sempat cemas, biasanya Rosie keluar untuk makan, tapi 2 hari ini dia tidak kunjung keluar. Victor juga ikut cemas, bibi sun mengatakan itu padanya. Biasanya Rosie tidak pernah lupa soal makanan, tapi kenapa dengannya?.

Kemarin Victor sempat mengetuk kamar Rosie, dia berniat untuk meminta maaf. Namun, Rosie tidak membukakan pintunya, bahkan dia tidak menjawab saat Victor memanggilnya. Ini semakin membuat Victor khawatir, semua ini salahnya. Seharusnya dia tidak bersikap seperti itu pada Rosie, ini semua di bawah kesadaran dirinya. Victor benar-benar menyesal telah melakukannya. Setiap hari dia memikirkan Rosie, dan khawatir pada Rosie, bagaimana keadaannya sekarang?, Sedang apa dia?, Apa dia baik-baik saja?. Victor sangat merindukan suasana yang dulu, dimana dia selalu berdebat dengan Rosie, melihat wajah cantik Rosie, merasakan perhatian yang di berikan Rosie padanya, menyiapkan sarapan, menyiapkan pakaian, menunggunya pulang. Dia sangat merindukan itu semua.

Hari ini hari liburnya, jadi dia akan berada di rumah seharian. Victor turun kebawah untuk sarapan. Sebelum turun, Victor mengetuk kamar Rosie, dan memanggilnya. Namun, tidak ada jawaban dari dalam. Akhirnya dia memutuskan untuk langsung turun kebawah.

Sesampai di sana, dia melihat bibi sun dan Dena yang sedang menyiapkan makanan.

"Apa Rosie sudah makan?". Tanya Victor setelah duduk di kursinya.

"Belum pangeran, dari kemarin tuan putri belum makan sama sekali, bibi khawatir dengan keadaannya". Jawab bibi sun.

"Benarkah?, Apa bibi sudah membujuknya untuk makan?".

"Sudah pangeran, bahkan Dena dan Anum juga sudah membujuk tuan putri, tapi tuan putri tetap menolak".

"Bagaimana keadaannya?". Victor belum melihat Rosie setelah kejadian itu, kadang dia melihat dari belakang jika mereka bertemu. Rosie hanya membukakan pintu kamarnya kepada bibi sun, Anum, dan Dena.

"Bibi tidak tau pasti, tapi kemarin tubuhnya sangat lemah, bibi sudah mencoba membawanya ke rumah sakit, tapi tuan putri tidak mau, bagaimana jika pangeran membujuknya?, mungkin keadaannya akan lebih baik". Jelas bibi sun.

Victor menundukkan kepalanya. Dia sungguh menyesal, apa yang harus dia lakukan sekarang. "Aku sudah membujuknya, tapi dia tidak ingin bertemu denganku, bagaimana caranya agar dia memaafkan ku, ini semua salahku. seharusnya ini tidak terjadi jika bukan karena keegoisan ku, aku benar-benar suami yang buruk ". Lirih Victor, matanya mulai memerah, seperti ingin menangis.

Bibi sun paham betul apa yang terjadi dengan mereka. Victor menceritakan semuanya pada bibi sun. Victor sudah menganggap bibi sun sebagai ibunya sendiri, bibi sun sudah mengenal Victor sejak kecil. Dia sangat tau apa yang sudah dialami Victor dan bagaimana sikapnya.

Bibi sun mengelus-elus bahu Victor dengan lembut dan penuh kasih sayang. " Jangan salahkan dirimu, ini semua takdir, dan kau harus menyelesaikan semuanya, ini masih belum terlambat". Ucap bibi.

"Tapi bagaimana jika Rosie tidak memaafkan ku?".

"Jangan berpikir seperti itu dulu, kau belum mencobanya, cobalah lagi, ini masih ada kesempatan, gunakan kesempatan ini dengan benar".

"Baiklah, aku akan mencoba sekali lagi, aku harap dia akan memaafkan ku".

Setelah itu Victor menyelesaikan makannya, dia terlihat buru-buru saat makan. Tidak sabar untuk bertemu dengan Rosie, kali ini dia sangat tulus meminta maaf pada Rosie.

MOONLIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang