part 30

669 90 6
                                    

Saat ini, Rosie telah dipindahkan ke rumah sakit. Kondisinya masih sangat lemah, dan perlu penanganan yang lebih bagus. Rosie di temani oleh sejeong dan Velix serta beberapa pelayan dan 2 pengawal, mengingat ini adalah tempat umum.

Victor sendiri sedang berada di istana, untuk mengambil beberapa pakaian Rosie, kemungkinan besar Rosie akan menginap di rumah sakit. Dia juga tidak lupa membawa pakaiannya juga, karena mau bagaimanapun dialah yang akan menjaga Rosie.

Victor juga membatalkan keberangkatannya ke Greenland.

Ketika ingin kembali, Victor kembali berpapasan dengan Vincent, dia tatap Vincent dengan tatapan tajam, benci, dan marah.

Vincent, memang tidak ikut ke rumah sakit, dia beralasan ke orang tuanya karena dirinya juga sedang terluka dan perlu beristirahat.

Vincent dan Victor saling menukar pandang. Beda dengan Victor, Vincent menatap Victor dengan tatapan bersalah. Dia tahu sekarang Victor marah besar padanya, dan dia akan menerima apapun Yang akan Victor lakukan padanya.

Victor tidak mau ambil pusing, saat ini kesehatan Rosie lebih penting. Meski, Victor juga sebenarnya kecewa dan marah pada Rosie. Mau bagaimanapun, Rosie tengah mengandung anaknya darah dagingnya sendiri, tentu dia tidak akan tega. Victor berjalan melalui Vincent.

"Victor". Panggil Vincent ragu.

Entah kenapa, Victor mengehentikan langkahnya ketika mendengar Vincent memanggilnya. Jelas-jelas dai sangat tidak suka dengan Vincent sekarang.

"Kak, maaf...". Itu kata Vincent, walaupun dilanda rasa takut. Dia sangat mengenali Victor ketika marah, Jika Victor mau membunuhnya, pasti Victor lakukan.

Victor memejamkan matanya, menurutnya sudah sangat lama Vincent tidak memanggilnya dengan sebutan kakak. Pria itu biasanya memanggilnya dengan sebutan nama. Tentu, Victor Mera sedikit tersanjung dan kesal. Di saat seperti ini, baru di panggil kakak.

Victor tidak merespon apapun, meski dia masih berdiri di sana.

"Tolong jangan marahi Rosie, dia tidak salah aku yang salah". Vincent mencoba untuk menjelaskan.

Dengan cepat, Victor berbalik dan berjalan ke arah Vincent dengan tatapan yang mengerikan. Di tariknya kerah baju Vincent dan di cekram kuat-kuat.

"YA! KAU YANG SALAH!. Dan satu lagi, jangan pernah menyebut nama Rosie lagi". Kata Victor dengan suara yang lantang membuat Vincent tidak berani menatapnya.

Vincent sudah terbiasa dengan amarah Victor, tapi kali ini berbeda, ini jauh lebih menyeramkan di bandingkan dulu.

Vincent masih terdiam.

"Jangan panggil aku kakak, karena aku BUKAN KAKAKMU LAGI". Tegas Victor.

Jelas itu membuat Vincent terkejut. Semarah-marah Victor dulu, dia tidak pernah mengatakan itu.

Jika bisa, Victor akan membunuh Vincent saat ini juga. Tapi, dia tidak akan pernah bisa melakukan itu. Karena, dalam lubuk hatinya yang paling dalam, masih ada rasa sayang sebagai seorang kakak kepada adiknya. meski, dia sudah marah besar.

Victor masih mengingat kata-kata Rosie padanya. Jangan egois.

Victor mencoba untuk menahan. Setelah mengatakan itu, Victor langsung meninggalkan Vincent, dan tidak mau menggubris lagi ketika Vincent memanggil-manggil namanya dan memohon meminta maaf.

Semuanya sudah terlambat.

🥀

Sampai di rumah sakit, Victor langsung menuju ruangan Rosie. Dan hendak masuk, tapi sejeong menahan Victor untuk tidak masuk terlebih dulu.

MOONLIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang