part 31

611 83 3
                                    

Tinggallah, Victor dan Rosie di rumah sakit. Jake dan Jay juga ada, untuk menjaga di luar.

Saat ini, Victor masuk keruangan Rosie. Baru ini dia masuk keruangan itu setelah di pindahkan. Dia masuk dan langsung duduk di sofa yang sudah di sediakan. Agak jauh dari posisi Rosie tidur. Mungkin, Victor sedang menghindari Rosie saat ini. Bahkan, melihat Rosie saja tidak sanggup.

Rosie Yang menyadari kehadiran Victor merasa senang, rupanya Victor masih peduli padanya. Tidak masalah, jika Victor duduk jauh darinya, dan tidak mau menatapnya. Setidaknya, masih ada rasa peduli dalam hati Victor untuknya.

Suasana semakin canggung. Karena sudah malam, Victor memutuskan untuk tidur di sofa itu. Dan benar saja, dia sama sekali tidak berbicara dengan Rosie dari tadi. Kadang-kadang dia menatap Rosie diam-diam, sekedar mengetahui keadaannya.

Rosie sendiri belum bisa tidur, dia masih membuka matanya, dan sesekali melihat ke arah Victor yang sudah tertidur. Rosie tidak dapat melihat jelas wajah Victor, apakah dia sudah tidur atau belum?.

Akhirnya, Rosie memberanikan diri untuk bangun dan turun dari tempat tidurnya. Dia mulai berjalan ke arah victor, meski masih takut karena Victor marah padanya. Entah kenapa dia sangat ingin melihat wajah Victor dan berbicara dengannya.

Victor sendiri, belum menyadari Jika Rosie tengah menghampirinya. Dia jelas belum bisaa tidur juga sedari tadi.

Rosie sekarang berdiri tepat di samping Victor tidur. Posisi tidur Victor memang menghadap ke tembok. Dan Victor sama sekali belum menyadari kehadiran Rosie.

Rosie mulai duduk di samping sofa, meski perutnya masih terasa nyeri. Tapi saat itu, dia lupakan. Dengan keberanian, Rosie mengangkat tangannya, lalu menyentuh bahu Victor.

Victor langsung menoleh ke belakang ketika merasakan ada yang menyentuhnya. Dengan wajah yang terkejut, dia menatap Rosie yang lemah tengah duduk disampingnya.

Mereka akhirnya menatap satu sama lain, walaupun dengan suasana yang berbeda.

"Victor". Panggil Rosie dengan lembut, lalu melepaskan tangannya dari bahu Victor.

Jujur, Rosie sangat takut, tatapan Victor sekarang sudah sangat beda.

Jika bisa, Victor tidak mau memperdulikan Rosie sekarang. Tapi, hatinya berkata lain, dan dia tidak bisa lama-lama seperti ini dengan Rosie.

"Bangunlah, Kembali ke tempatmu, dan istirahat". Suruh Victor dingin.

"Aku ingin bicara denganmu ". Kata Rosie.

"Tidak perlu berbicara, ini sudah malam. Kau harus tidur ". Victor tetap dengan pendiriannya.

Rosie menggeleng lemah.

Victor bangun dari tidurnya, lalu menatap Rosie dengan datar. tanpa mengatakan apapun, Victor langsung menggendong Rosie dan di bawa ke tempatnya.

Rosie terkejut ketika Victor tiba-tiba menggendongnya. Dan di letakkan dia tas tempat tidurnya.

Setelah meletakkan Rosie, Victor langsung kembali ke tempatnya. Tapi, Rosie menarik tangan Victor agar tidak pergi.

Victor menoleh, dia melihat wajah Rosie yang sangat pucat, Victor sendiri juga sedih dengan kondisi Rosie sekarang.

"Victor, maaf...".

"Maaf juga, karena tidak memberitahumu soal kehamilanku. Aku ingin mengatakannya, tapi selalu tidak ada waktu yang tepat". Rosie mencoba menjelaskan, berharap Victor mau mendengarnya.

Victor menghembuskan nafasnya kasar. "Kau bilang tidak punya waktu? Lalu, kau punya waktu untuk memberitahu Vincent!". Tanya Victor tegas dan sedikit membentak.

MOONLIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang