Bagaimana rasanya terobsesi dengan gadis yang ia temui di media sosial?
Dia Leonardo maligno laki-laki tampan yang memiliki hidung mancung rambut yang indah yeah seperti manusia unreal bukan?
seorang Leonardo yang bertemu seorang gadis dari Indonesi...
Leo sudah muak dengan drama tersebut. Terlalu banyak drama cihh.
"Sudahlah ayo ikut bersamaku dan akhiri ini, terlalu mendrama" sinis nya.
"Diam gw ga mau ikut lo" teriak Dita. "Baiklah ga ikut aku maka siap-siap perusahaan keluarga mu bangkrut" bisik Leo disamping telinga Dita.
"Huftt.. oke gw ikut" final Dita.
Baiklah sekarang pemenangnya adalah Leonardo Maglino. Cara licik yang ia pakai berhasil dan sukses. Leo kemudian menarik Dita agar mengikutinya, tak lupa ia membukakan pintu mobil untuk Dita.
"Lo bisa nyantai ga sih nyetirnya, gua ga mau mati muda" ucap Dita namun tidak digubris Leo.
Leo mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Dita hanya bisa pasrah dan berdoa.
"Aku cape sayang, sakit hati aku, kecewa sama kamu seharusnya aku benci sama kamu tapi rasanya cintaku sayangku lebih besar dari itu" ucap Leo lembut.
"Aku ga mau kehilangan kamu, terserah mau kamu bilang aku posesif, overprotektif, obsesi sama kamu, aku ga mau kehilangan orang yang aku sayangi untuk kedua kalinya" ucap Leo
Dita hanya bisa menunduk merasa bersalah. Apakah beban Leo seberat ini?. Bahkan banyak sekali misteri yang belum ia ketahui tentang hidup Leo dan keluarganya.
"Bagiku kamu itu cahaya, cahaya dalam hidupku yang udah terlalu gelap, aku ingin berubah dengan bimbingan mu, aku ga bakal bisa hidup tanpa cahaya itu kamu berharga bagi hidupku" Leo mulai mengeluarkan unek-uneknya.
"Aku ingin keluar dari hidung yang kejam ini aku ingin berubah dan tentunya dengan bimbingan mu" ucap Leo sambil menyetir dengan kecepatan tinggi.
"Leo cukup turunin kecepatan ini bahaya bisa buat kita mati" teriak Dita.
"Jika kematian itu jalannya aku ikhlas asal aku terus bersamamu".
Dan tak lama terdengar bunyi klakson yang memekakkan telinga.
Brakkkkk.... Brakkkk
Mobil tersebut menabrak truk pengangkut batu bata hingga mobil tersebut jatuh terbalik. Bak dimimpi sebelum Dita memejamkan matanya ia merasakan ada tangan yg memeluknya agar tubuh Dita tidak terkena pecahan kaca. Dan seketika kesadaran merenggut Dita.
Para pengendara disekitar langsung menelpon polisi dan ambulans agar mereka cepat ditangani. Sementara truk tersebut hanya penyok pada bagian depan saja. Kecelakaan tersebut sangat tragis dan semoga tidak ada yang kehilangan nyawa.
Sesampai dirumah sakit hanya mereka langsung ditangani dan yang paling parah adalah Leo karena dia harus di operasi akibat benturan keras. Sedangkan Dita hanya luka yang bisa dijahit.
Selang 3 jam Dita mulai membuka mata. Aroma obat-obatan menyeruak ke indera penciuman nya.
"Awss sakit bangett" lirih Dita.
"Nyonya sudah bangun?, apa yang bisa saya bantu?" tanya maid tersebut.
"Dimana Leo?" Dita merasa bersalah sekaligus khawatir.
"Tuan Leo sedang mengalami koma nyonya dikarenakan benturan keras maka tuan Leo di operasi" jelas maid itu.
"Tolong antarkan aku ke ruangannya" minta Dita.
"Saya akan mengantarkan nonya tapi harus diperiksa dulu, saya akan memanggil dokter" ucap maid.
Dita hanya mengangguk patuh. Sesudah diperiksa Difa diperbolehkan untuk menjenguk Leo walaupun harus menggunakan kursi roda. Sesampainya di ruang rawat milik Leo tangisan Dita pecah, semua ini salahnya andaikan saja ia tidak kabur mungkin tidak akan seperti ini.
"M-maaf gara-gara aku kamu bisa seperti ini" lirih Dita.
"Aku mohon bangun dan aku janji akan selalu bersamamu dan aku tidak akan nakal atau kabur lagi" mohon Dita namun sayangnya tidak ada respon dari Leo.
"Aku mau menikah dengan mu tapi ayo bangun, bangun please aku mohon bangun yaa" Dita seperti orang gila karena tertawa sambil menangisi Leo.
Dita keluar dari ruang rawat Leo, dan sesampainya ia di luar Dita menemukan sekertaris pribadi sekaligus sahabat dekat Leo.
"Nyonya saya ingin bicara dengan anda" kata Michel dingin.
"Baiklah kita ditaman belakang" sejujurnya Dita sangat takut dengan aura yang dikeluarkan Michel.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
