1. SEMINAR

44 4 1
                                    

Welcome to my second story!

Dengan segenap keberanian dan resiko yang udah aku pertimbangkan, aku publish cerita baru. Kemarin aku sibuk ngurusin cerita yang terbit, sekarang aku bakal fokus ke kedua cerita aku yang ada di wattpad. Jadi in syaa Allah nggak akan ada cerita yang terbengkalai 💋

Happy reading and enjoy guys!!

-

-

-

"Iya, Ma. Ini aku juga mau berangkat."

"Buat apa aku bohong sih, Ma? Aku nggak bohong, aku udah di luar mau masuk mobil, nih. Pokonya nanti aku pasti mampir ke rumah Mama."

"Pokonya Mama tenang, aja. Nanti aku juga bawa oleh-oleh."

"Iya, oke. See you, Mom!"

Setelah panggilan ditutup sepenuhnya, ia segera mematikan handphonenya.

"Ayo semangat Xera! Besok lo, bisa rebahan lagi di kasur, lo sibuk cuman hari ini doang. Semangat!" Xera menyemangati dirinya sendiri, ia akan rindu pada kamarnya.

Pagi yang cerah kembali menyambut Xera, gadis dengan rambut yang digerai itu menutup pintu gerbang rumah minimalisnya. Sebelum melanjutkan langkah untuk memasuki mobil, Xera menatap langit biru yang cerah. Sinar matahari menyapa kulitnya dan menciptakan kehangatan tanpa pelukan, membakar semangat dalam jiwanya serta harapan yang baik untuk hari ini.

Tepat pada Sabtu pagi ini, ia akan melakukan perjalanan ke Jakarta Pusat, untuk menghadiri sebuah seminar, sekaligus melepas rindu dengan sang Mama.

Sedikit senang karena akan menghadiri seminar dan bertemu sang Mama, tapi ada juga sedikit rasa sedih karena harus meninggalkan kasur empuk tempat ia bermalas-malasan. Memang seminar dan Mamanya lebih penting, tapi siapa yang tidak terbiasa melakukan aktivitas seharian penuh jika dirinya sendiri saja kaum rebahan yang sulit lepas dari bantal dan selimut.

Ditambah lagi profesinya yang semakin mendukung aktivitas rebahan itu, berbaring tengkurap di atas kasur dengan jari yang lincah menekan keyword. Tidak usah bersusah payah berangkat pagi pulang malam seperti kebanyakan orang pada umumnya.

Menjadi seorang penulis bukanlah cita-cita Xera, dulu ia bercita-cita untuk menjadi seorang guru. Namun entah anugrah darimana ia akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang penulis.

Profesinya sebagai seorang penulis mulai berkembang saat novel kedua dan ketiganya terbit dan mendapatkan tanda best seller. Sejak saat itu, banyak tawaran dari berbagai pihak yang meminta bekerjasama.

Setelah dirasa cukup menatap langit, membakar semangat untuk menjalani hari ini, Xera berbalik dan segera memasuki mobil kesayangannya.

"Ayo semangat, Xer. Lo pasti bisa!" Xera kembali menyemangati dirinya setelah berada di dalam mobil. "Seminar nggak setiap hari, Xer!"

°°°

Setelah berkendara menelusuri ramainya jalanan, akhirnya Xera sampai di Jakarta Pusat.

Sebelum keluar dari mobil, Xera meregangkan otot-ototnya yang kaku, berkendara dari Jakarta Selatan ke Jakarta Pusat membutuhkan waktu sekitar 45 menit, apalagi jalanan Jakarta yang macet.

Ia memeriksa tataan make up wajahnya, mengambil lipstick berwarna peach lalu memoles bibirnya agar tak terlihat pucat.

"I'm perfect," ucap Xera bergaya di pantulan kaca handphonenya.

Surprise To Perth [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang