9. INTROGASI

6 3 0
                                    

Jangan lupa ramaikan kolom komentar, vote juga yaa!
Happy reading and enjoy guys 🐔💋

-

-

-

Ruangan dengan tembok polos berwarna putih, sebuah meja kayu persegi panjang yang menjadi pemisah dua buah kursi. Jendela berjeruji tanpa kaca, serta lampu remang-remang yang menambah kesan bahwa ruangan ini patut dihindari.

Tapi di sinilah sekarang Xera berada, ia dikawal oleh dua polisi berbadan tegap.

"Please be seated, we will be asking a few questions in a moment." Xera menganggukkan kepalanya lebih baik pasrah pada badan berwenang yang akan melindunginya.

Lembab ruangan membuat pasokan oksigen sedikit sulit untuk dihirup, sekarang ia duduk di atas kursi kayu yang sedikit reyot, menunggu polisi khusus introgasi datang untuk memberikan pertanyaan terkait tragedi pembunuhan yang sudah masuk berita, tadi pagi.

Ceklek

Suara pintu tertutup membuat Xera mengalihkan pandangannya, seorang polisi wanita dengan rambut sebahu tersenyum.

"Good afternoon, I hope you will not be tense when the interrogation begins," ucapnya berjalan mendekati kursi kosong.

"Yes, I hope so too. This is the first time I've ever been involved in police business," sahut Xera merasa canggung, jantungnya berdetak tak karuan.

Salah menjawab pertanyaan yang dilontarkan bisa saja membuat dirinya terseret menjadi seorang tersangka.

Polisi wanita tersebut mengeluarkan pulpen dari saku seragamnya, ia membuka laci meja mengambil buku bersampul biru tua."Okay, let's start. Where do you come from?" Pertanyaan pertama dilontarkan.

"I'm from Indonesia." Xera menjawab dengan jujur, walau ia akui detak jantungnya berdetak tak karuan, tatapan tajam mengintimidasi yang tertuju untuk Xera semakin membuatnya gugup.

"Are you a student or are you already working?" tanyanya mengetuk-ngetuk ujung pulpen.

Xera mengangguk. "I've worked."

"What's your occupation?"

"I'm a writer," jawab Xera sedikit merasa percaya diri, mungkin dengan mengatakan profesinya, orang-orang di sekitar Perth akan mengenalnya sebagai seorang penulis dari negera tetangga?

Waw, sungguh khayalan yang tidak akan mungkin terjadi.

Pertanyaan itu mulai berlanjut dan menyangkut identitasnya, bahkan tentang keluarga. Sebenarnya Xera tidak ingin menceritakan soal itu jika tidak terpaksa. Hingga bermenit-menit berlalu pertanyaan mulai mengarah pada kejadian berdarah kemarin.

"What is your purpose in coming here?" Xera menahan nafasnya, pertanyaan yang dilontarkan semakin membuatnya tegang, sekaligus gugup.

"Me and my friend came for the holidays, we took two days off," jawab Xera.

"What hotel are you staying at?" Pertanyaan terus mendorong Xera untuk semakin terbuka, hingga akhirnya Xera mengeluarkan semua isi hati dan hal-hal yang mengganjal tentang pembunuhan yang dilihatnya bersama Kate.

Setiap kata-kata yang keluar dari mulut Xera disambut baik oleh Chelie, polisi interogasi. Jari Chelie bergerak menggores pulpen, menuliskan informasi yang diucapkan Xera yang kemungkinan berpotensi menguak kasus pembunuhan.

Surprise To Perth [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang