Jangan lupa vote and ramaikan kolom komentar!
Happy reading and enjoy guys 🐔💋-
-
-
Ting! Ting!
Xera menggeliat dalam selimutnya, ia menghiraukan bel kamar yang sedari tadi berbunyi. Rasanya sangat lesu dan tidak bersemangat menjalani hari ini, apalagi kemarin malam dirinya habis dimarahi kepala penerbit, juga Daffa yang tiba-tiba menelpon. Namun kabar baiknya ia mendapatkan tambahan cuti selama dua hari ke depan. Ia juga merasa lega karena Mamanya memberi izin, walau sebenarnya sudah terlambat.
"Excuse me! There's a delivery for you, Miss!" Suara pria yang terdengar sudah matang, mungkin tukang pos? Tapi siapa yang memesan barang?
"Keep it outside, I'm in the locker room!"
Setelah berteriak dengan beralasan bahwa sedang berada di ruang ganti, akhirnya suara bel kamar berhenti. Xera melirik ke arah kanan, di mana tempat tidur Kate berada. Baru tersadar ternyata sang pemiliknya sudah tidak ada, artinya ia bangun terlambat, melirik jam beker di sampingnya menunjukkan pukul sembilan lebih.
Xera menghembuskan nafasnya gusar, kemarin sungguh melelahkan. Ia berharap semoga kantor polisi tidak mengundang lagi dirinya untuk datang.
Ceklek
"Lo udah bangun, Xer?"
Xera mengalihkan pandangannya, ia melirik Kate yang tengah mengeringkan rambut. Gadis itu sudah terlihat siap untuk pergi ke pusat perbelanjaan Perth. Ya, rencana mengambil cuti tambahan selain karena belum diperbolehkan pulang oleh kepolisian. Keduanya juga merencanakan untuk pergi ke pusat perbelanjaan dan ke pantai sore nanti. Pasti menyenangkan.
"Iya, gue telat. Lo nggak bangunin gue?" tanya Xera menyibak selimut, kemudian mengucek matanya.
"Nggak tega, kemarin lo dimarahin sama kepala penerbit, belum lagi kemarin Bang Daffa nelepon. Jangan lupain juga soal introgasi, takut ganggu waktu istirahat lo." Kate melemparkan botol kemasan teh yang sudah dihangatkan.
"Thanks." Xera segera meneguknya.
Kate mengangguk gadis itu menuju meja rias, memakai beberapa bodylotion dan skincare ala wanita pada umumnya.
"Tadi ada suara bel, siapa Xer?"
"Tukang pos mungkin, gue suruh simpen di luar. Lo pesan sesuatu?" Xera beranjak bangkir dari kasurnya, membuka jendela membiarkan angin segar memasuki kamar.
"Nggak, siapa juga yang pesan barang. Gue takut salah alamat kalaupun niat mau pesan di online shop," jawab Kate mengedikkan kedua bahunya. "Nanti deh gue ambil, mending lo mandi," sambung Kate.
Xera yang merasa badannya lengket segera meraih handuk lalu memasuki kamar mandi.
°°°
Kate memasang bulu mata palsu, ia sedikit memoles alisnya dengan pensil alis, kemudian lipstick berwarna peach, lalu menyemprot parfum dengan perisa buah.
Bunyi shower terdengar samar, Xera masih berada di dalam kamar mandi. Kate melirik jam tangan yang baru menunjukkan pukul sepuluh, matahari akan segera terbit dengan hawa panas yang naik beberapa derajat.
Sedikit mendengus karena perutnya sudah meminta diisi asupan, ia beranjak membuka kulkas mini yang terletak di sudut ruangan, mengambil snack dan buah stroberi untuk menemaninya sembari menunggu Xera selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surprise To Perth [TERBIT]
RandomRencana Xera pergi ke Perth, ditemani Kate awalnya hanya ingin bersenang-senang. Melepas beban pikiran dengan melihat pemandangan yang berbeda dari Jakarta. Terutama masalah keluarga yang dialami Xera, semakin mendukung untuk segera berlibur dan me...