Jangan lupa klik bintang cantiknya, yaa. Rekomendasiin cerita ini ke temen kalian juga🐔💋
Happy reading and enjoy guys!!-
-
-
Angin pagi yang begitu segar menyapa kulit dengan lembut, segelas coklat panas dan novel bergenre romantis sudah menerima Xera. Tempat asing ini, sukses membuat nyaman dalam sekejap, seakan trik hipnotis yang sulit dikelabui.
Keinginan untuk menetap di negara kangguru ini semakin besar saat melihat sunrise dengan warna cerah memanjakan mata dalam beberapa saat.
Pagi ini dengan rencana yang sudah matang, City of Perth Library menjadi tempat pertama yang akan dikunjungi, sebuah perpustakaan terkenal di Perth yang sudah diidam-idamkan Xera sejak menginjakkan kaki di Bandara, harum buku-buku yang tertata rapi di rak sudah tercium dari jarak belasan kilometer, layaknya bau surga yang hanya dapat tercium oleh orang-orang tertentu.
Selesai sarapan, keduanya langsung bersiap-siap. Dengan bermodalkan kedua kaki untuk menempuh tempat tersebut, sembari melihat penjuru kota Perth yang terkenal karena keindahan serta tempat wisatanya yang menggiurkan. Melihat secara langsung jelas berbeda dengan tangkapan kamera lewat situs internet.
Walaupun jarak yang akan ditempuh terbilang sangat jauh. Tapi bagi Xera itu bukan hal yang harus dipermasalahkan, dengan cara seperti ini ia bisa mendapatkan banyak ide untuk naskahnya, juga relaksasi tanpa harus mampir ke Spa.
"Lo yakin kita bakal jalan kaki ke sana? Satu kilometer lebih loh, Xer. Kita sampai ke sana mungkin udah kayak gembel." Kate menggerutu karena ajakan Xera yang menurutnya sangat gila. Berjalan kaki sejauh satu kilometer menuju City of Perth Library, seperti apa keadaan kakinya nanti? Mungkin mengalami kelumpuhan selama beberapa hari.
"Lebay amat sih, lagian kita juga jalannya santai. Sambil liat-liat pemandangan, lumayan bisa nambah koleksi foto, nanti kita pamer ke temen-temen. Sekalian juga nih ... refreshing otak biar isinya nggak percintaan mulu," sahut Xera menohok.
"Percintaan, lu nyindir gue?" Kate mendelik tajam ke arah Xera.
Xera tertawa puas. Ia sudah tau jika Kate sensitif dengan masalah percintaan, apalagi mantan terakhir Kate yang membuatnya galau berbulan-bulan.
"Lo udah nggak gamon lagi sama si Daniel, kan?" tanya Xera. "Tenang, gue nggak akan nikung, kok," sambungnya.
"Lo pikir gue peduli? Nggak, ya. Mau lo ambil dia sekalipun gue nggak peduli, cuman asal lo tau aja. Dia sampah dari gue, dan yang pungut dia berarti harga dirinya lebih rendah dari sampah." Kate dengan panjang lebar merendahkan mantan kekasihnya.
"Najis gue mungut si Daniel, bukan type gue juga," cetus Xera.
°°°
Percaya atau tidak, nyatanya refreshing mampu membangkitkan kenangan lama yang sebenarnya tak ingin diingat kembali. Hal itu kini dialami Xera, setiap benda, momen, bahkan lagu yang tanpa sengaja terdengar disepanjang perjalanan mampu mengingat kembali hal yang terjadi di masa lalu. Orang-orang tersayang, kenangan pahit maupun manis, serta kejadian-kejadian yang akan menjadi sebuah kilasan balik, membentuk lekukan di bibir saat mengingatnya.
"Pa, tadi Era dibeliin es krim sama Abang. Tapi es krimnya nggak enak, Era mau bikin sendiri."
"Belajar yang rajin ya, Xera. Biar nanti kamu bisa beli eskrim enak."
Elusan di rambut Xera kecil dahulu seakan baru saja Xera sekarang rasakan. Kehangatan serta ketulusan itu membuatnya rindu pada orang-orang yang ia sayangi.
"Ma liat, Era dapet nilai delapan pas ulangan!"
"Gue mau kuliah, nanti pulangnya gue bawain jajanan, deh. Janji!"
"Pergi kamu sekarang!"
Rasa sesak memenuhi dada Xera, kilasan memori buruknya berputar saat melihat keakraban seorang anak dengan Ayahnya. Penggalan-penggalan memori itu nyatanya cukup membuat ia terpukul di dunia nyata.
"Ra, kita foto di sana, yuk!" teriak Kate menunjuk sebuah kursi kosong yang terletak di pinggir jalan, membelakangi sebuah tokoh bunga. "Ayo! Buruan, mumpung kursinya kosong. Nanti keburu diisi orang lain." Gadis itu berjalan terlebih dahulu.
Xera menghampiri Kate yang terlihat bersemangat, handphonenya segera diarahkan untuk menangkap gambar. Beberapa kali terdengar bunyi khas tanda foto sudah terekam dalam galeri.
"Oh hey, little sister! Would you mind taking a picture of us both?" tanya Kate saat melihat seorang gadis berambut pirang dengan bola mata coklat melewati keduanya.
"Yes!"
"Thank you!"
Kate segera memberikan handphonenya, ia merangkul pundak Xera agar lebih dekat. Senyuman keduanya terlihat lebar, tampak bahagia secara fisik, namun tidak bagi Xera.
Selama perjalanan menuju City of Perth Library, Kate yang berceloteh paling banyak. Entah mendeskripsikan orang-orang yang tengah berlalu lalang di sekitar melalui penampilan, fisik, sikap dan lainnya. Sedangkan Xera yang masih terhanyut pada kilasan masa lalu hanya mengangguk-angguk saja, ia tidak sepenuhnya menyimak celotehan dari Kate.
That I'm never leaving
No, I won't go
Don't forget where you belong, home
Don't forget where you belong, home
If you ever feel alone, don't
You were never on your ownPotongan lagu Don't Forget Where You Belong - oleh One Direction, membuat hati Xera rasanya teriris, potongan lirik itu sempat memasuki gendang telinganya saat melewati sebuah cafe. Pertanda apa ini? Semakin terhanyut menikmati liburan, ia juga semakin terhanyut dalam menjelajahi masa lalu. Manis maupun pahit, semuanya berputar dalam piringan hitam yang ada dalam memorinya.
"Yes, I've written in my memory," gumam Xera tanpa sadar, menyambung menyanyikan salah satu lirik dalam lagu barat yang didengernya itu. Sedalam apapun kenanganmu di masa lalu, jika suatu saat nanti kamu harus memutar semuanya, maka kamu harus siap. Karena luka lama mungkin akan kembali terbuka, memberi rasa pedih dan nyaris membuatmu tak bisa berkata-kata. Not everything has to be described by words, sometimes silence is better.
"Eh, ini perpustakaannya bukan sih? Keliatan beda sama difoto, di sini keliatan lebih wow." Lamunan Xera terbayarkan setelah mendengar ucapan Kate, secepat itu menempuh jalanan sejauh satu kilometer? Atau mungkin dirinya terlalu betah melamun hingga tak sadar?
"I-iya, ini emang tempatnya. Google maps gue juga udah bilang kalo kita udah sampai," jawab Xera sedikit gugup, bangunan perpustakaan ini terlihat sangat megah dan terawat, memang benar yang dikatakan Kate, berbeda dengan foto.
"Yaudah, ayo buruan masuk. Katanya pengen banget ke sini? Mana rasa antusias lo?" Kate menarik Xera masuk lewat pintu depan, keduanya disambut baik oleh penjaga.
Seakan melupakan dramatisir saat mengingat kilasan masa lalu tadi, satu langkah memasuki perpustakaan Xera segera berlari menuju rak-rak buku, mengambil beberapa yang menurutnya menarik. Bau surga dunia tercium kuat disini.
-
-
-
Jangan lupa vote and komen!
See you💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Surprise To Perth [TERBIT]
RandomRencana Xera pergi ke Perth, ditemani Kate awalnya hanya ingin bersenang-senang. Melepas beban pikiran dengan melihat pemandangan yang berbeda dari Jakarta. Terutama masalah keluarga yang dialami Xera, semakin mendukung untuk segera berlibur dan me...