02 › Gelar.

1.7K 198 29
                                    

"Pangeran Sabian.. dia siapa?"

Pangeran Sabian spontan menghentikan tangannya yang sebelumnya sibuk memoles sebuah kanvas dengan kuas yang sudah terbaluri cat air. Pangeran bungsu Djung itu menoleh pada sumber suara yang pemilik suaranya berdiri tepat disamping Pangeran bungsu itu. "Pangeran Hastaka?" beonya, "tumben sekali saat ini kau berada diluar kamarmu.. ini momen yang langkah." ledeknya membuat Permaisuri kedua dari Jordan itu mendengus kesal.

"huftt, panggil saja Hastaka.. jangan terlalu formal.. bahkan anda lebih tua dariku dan lebih tinggi gelarnya daripadaku.."

Pangeran Sabian meletakan kuasnya pada meja yang disediakan untuknya. "Gelarku lebih tinggi darimu? hei, jangan bercanda! kau bahkan istri kedua dari Yang Mulia Raja Jordana Djuang." balas Sabian dengan nada yang masih meledek, "sedangkan aku hanyalah Pangeran biasa."

"saking biasanya gelarmu.. anda bahkan tidak bisa memiliki Permaisuri Utama, haha.." tawa Hastaka pecah membuat Sabian terdiam dengan ekspresi sulit dijelaskan oleh Hastaka yang kini sudah meredam tawanya, "maafkan aku."

"tidak apa, itu fakta." balas Sabian membuat Hastaka merasa canggung, candaannya keterlaluan ya.. mengingat masa lalu hubungan Pangeran Bungsu dan Yang Mulia sempat renggang karena sosok Pangeran dari Visioner.

"Pangeran.."

"yang kau tanyakan tadi.. dia Permaisuri Utama."

Hastaka tidak terkejut, ia hanya bisa melempar senyum mirisnya saat mengamati lukisan dari Pangeran bungsu Djuang itu. "Anda sangat mencintainya ya?"

"sangat.. lebih dari gelar, tetapi sayangnya jarak yang terbentang diantaraku dengannya itu karena gelar." celetuk Sabian dengan tatapan kosong menatap kanvas berpoleskan cat air yang membentuk paras dari Permaisuri Utama, "dia hanya pantas dimiliki oleh seseorang yang bergelar Raja."

"gelar tidak benar.."

Sabian menyambar, "itu yang terjadi! gelar membuat Renjana menikah dengan Jordan yang memiliki gelar Raja setelah Pangeran Marka resmi mengundurkan diri dari gelar putra Mahkotanya."

Hastaka menyerah, Pangeran bungsu Djuang itu benar-benar patah hati.

"kau juga tau kan jika dulu sekali aku sering bersama Pangeran Renjana setiap kali ada pesta resmi atau tidak resmi kerajaan? sekolah?"

Hastaka mengangguk, bagaimana pun.. ia saksi dari kedekatan Pangeran Bungsu Djuang dan Pangeran Tunggal Adelard.

"bahkan sebelumnya Jordan tidak berinteraksi dengan Pangeran Renjana.. mereka dekat setelah menikah."

lagi-lagi Hastaka mengangguk paham.

"dan kedekatan itu perlahan hancur semenjak Jordan meminta izin pada Pangeran Renjana untuk menikah lagi."

nafas Hastaka tercekat selama beberapa detik, "maksud anda?"

"meskipun penyebab kerenggangan terbesar hubungan Jordan dan Pangeran Renjana itu Pangeran Naraya.." Sabian menjeda ucapannya, "kau dan Pangeran Yesha juga tetap merupakan salah satu penyebab kerenggangan hubungan Jordan dan Pangeran Renjana."

Hastaka tertegun, "tetapi.."

"apa kau tidak tau jika pernikahanmu dengan Jordan telah menyakiti hati Pangeran Renjana?" tanya Sabian dengan alis terangkat, "dengan gelar terhormatmu sebagai Pangeran dari Zonnera.. apa kau tidak malu telah menyandang sebagai Permaisuri kedua?"

tidak bisa membalas cepat, Hastaka hanya menatap wajah dengan raut nyalang milik Pangeran bungsu Djuang itu. Sedetik kemudian helaan nafas terdengar dari mulut Hastaka, "jika sebuah penolakan bisa saya lontarkan mungkin saya tidak akan pernah menyandang gelar Permaisuri kedua.. tidak akan pernah jika penolakan itu saya lontarkan, namun sayangnya tolakan itu tidak dapat saya lontarkan saat melihat keadaan Kerajaan saya."

14. Renjana, first empress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang