20 › Gagal.

1.2K 152 27
                                    

Hari persidangan tiba, rombongan Renjanaㅡdipimpin oleh Raja Lai sudah sampai di penginapan sejak pagi pukul tujuh tadi, sementara rombongan Zonnera baru saja tiba dengan dipimpin Raja Harlan sementara sosok yang seharusnya berangkat bersama dengan rombongan justru berangkat lebih dulu dengan rombongan Visionerㅡsiapalagi jika bukan Pangeran Hastaka? ya, tentunya hanya Pangeran itu saja.

alih-alih merasa sedih ataupun miris, Pangeran Hastaka yang akan menjalani sidang perpisahan siang nanti justru asik mencicip segala jenis hidangan yang disajikan oleh Pelayan tempat penginapan mereka. Sementara itu, di meja sebrang terlihat Renjana yang sama sekali tidak menyentuh makanan yang tersaji sejak dua puluh menit lalu.

Raja Lai berdehem singkat sembari melirik Pangeran Hastaka yang sontak menyadari keterdiaman Renjana. "Kau makanlah lebih dulu, sidangnya akan dilaksanakan siang nanti." ujar Raja Lai berhasil membuyarkan lamunan Renjana.

"aku tidak lapar," balas Renjana seadanya, jujur sekali ia tidak merasa lapar meski menempuh perjalanan selama hampir empat jam.

"Pangeran Sabian ya?" tukas Pangeran Hastaka tanpa aba-aba, "karena Pangeran Sabian pergi dari Istana tanpa memberitahumu dan juga dia belum kembali sampai sekarang, itu yang membuatmu tidak ingin makan?"

Renjana termenung mendengar perkataan Pangeran Hastaka yang nyaris benar.

Pangeran Hastaka mengelap sudut bibirnya dengan kain bersih yang tersedia di samping piringnya, "kau tenanglah.. tidak perlu terlalu mengkhawatirkan Pangeran Sabian, kita semua tau jika Pangeran Sabian memang sering dan selalu melakukan sesuatu tanpa memberitahu kita."

"hum, mungkin nanti Pangeran Sabian akan datang dengan memberikan kabar berbahagia atau mungkin Pangeran Sabian sedang mempersiapkan kejutan untukmu." lanjut Pangeran Hastaka guna menepis atau mengurangi kekhawatiran Renjana terhadap Pangeran Sabian.

Raja Lai mengangguk setuju meskipun dirinya sama seperti Renjana, "dan aku akan mengirim utusan ke Astria untuk mencaritahu tentang Sabian." imbuhnya.

"sungguh?"

"ya, apapun untukmu dan untuk keadaan Sabian."

seorang Pelayan penginapan memasuki ruang makan lalu membungkuk hormat sebelum menyela, "ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda, Yang Mulia." ditujukan Renjana yang tentunya mengernyit bingung pasalnya ia sama sekali tidak memiliki kenalan dekat dari wilayah yang berada di perbatasan Kwangya.

Raja Lai lebih dulu bertanya, "siapa yang ingin bertemu dengan Renjana?"

"Pangeran Mahkota Kwangya,"

"huh?"

ketiga Bangsawan yang duduk di kursi makan pun saling bersitatap sebelum tatapan mereka terpusat pada Pelayan Penginapan yang terlihat kikuk.

"Kerajaan Kwangya tidakㅡmaksudku, bahkan Kerajaan itu belum memiliki Pangeran Mahkota." tutur Pangeran Hastaka diangguki Raja Lai yang terlihat bingung.

"mohon maaf jika saya salah melihat, tapi.. saya benar-benar melihat Lencana Pangeran Mahkota terpasang pada pakaian tamu anda, Yang Mulia.."

perlahan Renjana bangkit dari duduknya dan menghampiri Pelayan itu, "siapa tamuku?"

"Pangeran Sabian Djuang.. Yang Mulia."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
14. Renjana, first empress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang