21 › Penghabisan.

1.6K 156 34
                                    

Kematian Renjana bukanlah akhir dari dunia ini, mereka semua berduka tetapi tetap harus bertahan hidup sampai ajal menjemput dan mempertemukan kembali dengan Renjana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kematian Renjana bukanlah akhir dari dunia ini, mereka semua berduka tetapi tetap harus bertahan hidup sampai ajal menjemput dan mempertemukan kembali dengan Renjana.

sore itu, Raja Yuan menangis tidak percaya melihat rombongan yang pagi tadi pergi dengan tujuan menghadiri sidang perpisahanㅡkini, kembali dengan membawa kabar duka yang membuat Permaisurinya jatuh tidak sadarkan diri.

Raja Yuan berpikir keras dalam tangisnya, dosa besar apa yang pernah ia lakukan sampai membuat Putranya meninggalkannya setelah lepas dari jeratan pernikahan yang rupanya selama lima tahun menyiksa Putranya itu?

tangis terdengar memenuhi aula utama Istana yang kini dipenuhi oleh Rakyat dan Pelayan serta Prajurit Istana yang mendoakan Pangeran mereka.

kabar kepergian Renjana pun sudah tersampaikan kepada Kerajaan sekitar, termasuk Kwangyaㅡketika beberapa Prajurit Kwangya diperintahkan Raja Jordan untuk kembali pulang lebih dulu dan mengabari Anggota Kerajaan Kwangya jika dirinya tidak akan kembali malam ini karena Mantan Permaisuri Utamanya berpulang, tepat saat kabar itu tersampaikan pada Ibu Suri dan Panglima Markaㅡsaat itu juga, keduanya tidak pernah menyangka dan terus melemparkan berbagai pertanyaan tersirat ke-tidak terimaan.

tak terkecuali Permaisuri Ketiga yang berada di dalam penjara pun turut mendengar kabar itu dari Pelayan Pribadinya yang menyelinap masuk ke penjara, ia sangat syok dan tidak menyangka, ditambah Pelayan itu mengatakan informasi penyebab kematian Mantan Permaisuri Utama adalah panah beracun yang nyatanya diberikan Permaisuri Ketiga kepada Jioㅡsuruhannya.

"bagaimana bisa bukan Hastaka yang terkena panah itu, bodoh!" teriak tertahan Permaisuri Yesha yang terlihat panik ketakutan dan frustasi.

Sang Pelayan hanya bisa menunduk sedih tanpa sanggup memberikan jawaban melegakan untuk Permaisuri Yesha.

tidak hanya Kwangya, Kekaisaran Lai dan Kerajaan Zonnera pun turut berduka.

Hastaka menangis tersedu-sedu, tanpa henti menyalahkan dirinya sendiri bahkan nyaris menusukkan pedang milik salah satu Prajurit jika saja Raja Lai tidak merebut pedang itu.

Renjana sudah bersih dan rapi di masukkan ke dalam peti yang diletakkan di aula utama Istana, banyak Rakyat yang datang untuk melayat dan mengirimkan doa sebelum besok dimakamkan.

mengabaikan etika KerajaanㅡSabian, dengan setia bersimpuh di samping peti Renjana. Menyakitkan, sangat menyakitkan. Bahkan rasanya lebih sangat amat menyakitkan daripada dirinya mendapatkan luka berperang.

"aku gagal, maafkan aku." suara Sabian melemah nyaris tidak terdengar, penuh penyesalan. Untuk kesekian kalinya, ia mengakui kegagalannya yang menyebabkan ia kehilangan Renjana dalam arti sesungguhnya.

Sabian memandang lekat penuh sayang pada wajah Renjana yang terlihat damai setelah beberapa tahun terakhir mengalami hal menyakitkan, "aku akan memastikan pelaku itu mendapatkan hukuman, Renjanaku.. sayangku, aku sendiri yang akan memberikan hukuman itu." dendam tersumat memenuhi diri Sabian, "tunggu aku ya? kita akan bersatu kembali di surga.

14. Renjana, first empress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang