Semakin hari lingkup istana kebanjiran gosip mengenai Permaisuri Utama, tentunya gosip mengenai tidak bisa memberikan keturunan untuk sang Raja dan tentunya gosip itu selalu sampai ditelinga sang Permaisuri Utama yang hampir dua hari mengurung diri didalam kamarnya.
suara isak tangis dan barang berjatuhan sesekali terdengar sampai luar kamar, membuat para pelayan khawatir sekaligus panik. Namun, tepat ketika para pelayan diperbolehkan masuk oleh sang Permaisuri Utama untuk sekedar mengantar makananㅡkeadaan dalam kamar tidak seperti yang mereka perkiraan; berantakan karena barang berjatuhan, justru sebaliknya kamar Permaisuri Utama itu sangat rapi.
selama dua hari pula sang Raja tidak terlihat memasuki kamar sang Permaisuri Utama, selama dua hari pula Pangeran bungsu tidak terlihat diarea istana. Tentunya membuat kondisi Permaisuri KeduaㅡHastaka kacau memikirkan istana, terlebih dua hari lalu ibu Suri sudah meninggalkan istana sebelum Permaisuri Utama mengurung diri didalam kamar sampai detik ini juga.
Hastaka kacau, dia lelah mondar-mandir didepan ruang kamar Renjana yang masih tertutup rapat, dia juga lelah jika harus mencari Jordan yang nyaris akhir-akhir ini senang sekali memasuki paviliun Permaisuri Terakhir.
"astaga.."
"kau lelah, Permaisuri?"
pertanyaan singkat itu membuat Hastaka menoleh dan mendapati Permaisuri Ketiga yang berjalan mendekatinya, "apa kau tidak memiliki niat untuk membantuku membujuk Permaisuri Utama supaya keluar dari kamar?" balasnya to the point.
Permaisuri Ketiga itu menghela nafas pelan ketika sudah berdiri disamping Permaisuri Kedua, "bukan aku tidak memiliki niat, hanya saja.. apa kau tau bagaimana rasanya berada diposisi Permaisuri Utama? tentunya rasanya itu hanya membutuhkan waktu untuk sendirian selama beberapa waktu."
benar, tapi, tidak boleh juga dilakukan mengingat Renjana adalah Ratu Utama kerajaan Kwangya. Terlebih Hastaka takut jika kondisi yang terjadi di Kwangya akan sampai diranah Visioner, Hastaka takut jika terjadi salah paham nantinya.
"Permaisuri Yesha?"
"ya?" balas Permaisuri Yesha sembari membalas tatapan lamat Permaisuri Hastaka.
"apa kau tau tentang hal yang paling kutakutkan?"
Permaisuri Ketiga itu mengangkat alisnya tanda tidak begitu tau, "perang saudara antara Yang Mulia dan Pangera bungㅡ"
"kerajaan Visioner menyatakan perang pada kerajaan Kwangya atas dasar ketidakterimaaan perlakuan semena-mena yang diterima Permaisuri Renjana dari kerajaan Kwangya.."
Yesha tertegun, sesaat ia juga melupakan fakta jikalau Permaisuri Utama mereka adalah penerus takhta dari kerajaan Visioner. "Kau benar.. Permaisuri, aku melupakan tentang itu.." balasnya.
"sudah aku bilang sedari awal untuk berhati-hati ketika berhadapan dengan Permaisuri Utama sebab kita tidak akan tau apa yang akan terjadi kedepannya." ujar Hastaka pelan diangguki Yesha yang dalam hatinya merutuki segala ucapannya dibelakang Permaisuri Renjana.
"lalu, apa yang harus dilakukan sekarang?"
"meredam gosip tentang Permaisuri Utama mandul, Permaisuri Yesha."
"Permaisuri Hastaka, jujur itu adalah hal yang cukup sulit.. sebab hanya bukti yang dapat membuat gosip itu musnah." balas Yesha pelan sembari sesekali melirik sekitar.
"bukti?"
"ya.. Permaisuri Utama harus mengandung agar gosip itu segera musnah.." lirih Yesha membuat Hastaka terdiam, "hanya dengan itu cara memusnahkan gosip mandul sekaligus membuktikan jika Permaisuri Utama tidak mandulㅡ"
"bagaimana caranya?"
Yesha mendengus geli, "bercinta."
"astaga..! aku tau itu tetapi bagaimana bisa membuat mereka bercinta jika Yang Mulia Raja selalu bercinta dengan Permaisuri Terakhirㅡ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
14. Renjana, first empress
Hayran KurguCinta bisa didapat karena gelar dan tahta. Tapi, tidak ada yang sadar jika cinta juga dapat melengserkan gelar dan tahta. (n) bxb. kalau tidak suka dengan genre atau pair cerita, jangan baca.