12 › Mengaku.

1K 156 36
                                    

notes › lebih banyak dari sebelumnya, diharapkan lebih teliti.

Lingkup paviliun ramai, banyak Pelayan berlalu-lalang panik bahkan setelah Dokter Istana sudah datang dan memasuki paviliun Permaisuri Terakhir yang mana kondisi Permaisuri Terakhir saat ini sudah setengah sadarkan diri setelah memuntahkan banyak ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lingkup paviliun ramai, banyak Pelayan berlalu-lalang panik bahkan setelah Dokter Istana sudah datang dan memasuki paviliun Permaisuri Terakhir yang mana kondisi Permaisuri Terakhir saat ini sudah setengah sadarkan diri setelah memuntahkan banyak darah.

"Yang Mulia,"

dari arah pintu paviliun yang dibuka oleh penjaga, seluruh para Pelayan yang berada di dalam paviliun serempak membungkuk bahkan menunduk hormat sekaligus takut atas kedatangan Yang Mulia Raja yang masih mengenakan pakaian khusus untuk berkuda.

"jelaskan apa yang terjadi pada Permaisuri Naraya?" ujar tegas Yang Mulia Raja sembari melayangkan tatapan tajam kepada para Pelayan yang saat ini menghindari tatapannya.

melihat gerak-gerik para Pelayan yang saling memberi isyarat satu sama lain, Yang Mulia Raja berdehem, "apa kalian bisu?"

"Yang Mulia, tolong maafkan kami.."

"jelaskan." titah Yang Mulia Raja pada Pelayan yang pada akhirnya bersuara untuk mewakili seluruh Pelayan yang ditugaskan untuk melayani Permaisuri Terakhir.

"Yang Mulia," suara familiar memanggil membuat Yang Mulia Raja menoleh ke belakangㅡPermaisuri Ketiga berdiri di ambang pintu paviliun dengan pakaian khusus berkuda seperti Yang Mulia Raja, "apa tidak lebih baik anda memastikan kondisi Permaisuri Naraya lebih dulu? untuk urusan penyebab, kita bisa cari tahu nanti setelah kondisi Permaisuri Naraya membaik."

"Yesha, kau taㅡ"

"ya, aku tau, Yang Mulia.. apapun Penyebab Permaisuri Naraya dalam bahaya pasti akan mendapatkan akibatnya." potong Permaisuri Ketiga sembari berjalan mendekati Yang Mulia Raja.

"tch, kau urus penyebab ini semua."

Permaisuri Terakhir speechless, "aku?"

"ya, cari tau penyebab Naraya keracunan dan siapa yang telah berani meracuninya." tukas Yang Mulia Raja sebelum melenggang pergi menuju ruang kamar Permaisuri Naraya yang saat ini sedang diperiksa Dokter Kerajaan.

di lain sisi, area utama paviliun tersisa Permaisuri Ketiga setelah membubarkan Para Pelayan yang sudah mengucapkan banyak terima kasih padanya karena menyela Yang Mulia Raja yang mungkin saja saat ini juga bisa menghukum mereka.

"memang siapa yang tidak berani meracuni Naraya?" kekeh Permaisuri Ketiga sebelum menyusul Yang Mulia Raja.

Permaisuri Ketiga berdiri di ambang sekat ruang kamar, menatap miris kondisi pucat Permaisuri Terakhir, lalu beralih menatap Yang Mulia Raja yang sedang berbincang dengan Dokter.

"bagaimana kondisi calon Pangeran?"

"Yang Mulia.." suara sang Dokter melirih, ia melirik sekilas kearah Permaisuri Terakhir yang menatapnya dengan tatapan lugu.

14. Renjana, first empress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang