19 › Tahta.

1.2K 161 14
                                    

"Pangeran Sabian tidak ada di dalam kamarnya, Pangeran."

Renjana tidak percaya akan pernyataan Pelayan yang bahkan sudah pergi memastikan ke kamar tamu yang disediakan untuk Pangeran Sabian, hal itu membuatnya beranjak dari duduknya dan segera keluar dari kamarnya menuju kamar tamu Pangeran Sabian.

dibuka pintu kamar tamu hunian Pangeran Sabian, Renjana masuk dan benarㅡtidak ada Pangeran Sabian di dalam kamar itu. Renjana menghela nafas pelan, lalu berbalik keluar dari kamar tamu itu.

"dia pergi ke mana? kenapa tidak memberitahuku?" monolog Renjana tanpa memperdulikan Pelayan dan Prajurit Pribadinya yang sejak keluar kamar mengikuti di belakangnya.

Renjana menghentikan langkahnya saat satu nama terlintas, ia berbalik menghadap Pelayan dan Prajurit Pribadi yang mengikutinya, "kalian kembalilah bekerja, aku ingin pergi sendiri."

"tapi, Pangeran Mahkotaㅡ"

"tidak masalah, aku masih berada di sekitar Istana dan hanya ingin menemui Raja Lai." jelas Renjana sebelum salah satu Prajuritnya itu memberikan alasan supaya tidak meninggalkannya, "Ayah tidak akan memarahi atau menghukum kalian karena ini perintahku untuk kalian."

"baiklah, Pangeran Mahkota." putus salah satu Prajurit, mereka semua membungkuk hormat sebelum meninggalkan Renjana di lorong Istana.

Renjana menarik nafas sebelum berbalik dan melanjutkan langkahnya menuju lapangan pelatihan setelah mendapatkan informasi dari salah satu Prajurit penjaga lorong yang ia tanyai.

dua Prajurit penjaga gerbang lapangan pelatihan membungkuk hormat ketika melihat Renjana berjalan memasuki lapangan pelatihan.

melihat langsung kearah Raja Lai, Renjana menggeleng heran karena Raja Muda satu itu tidak mengenakkan pakaian latihan melainkan pakaian resmi Kerajaan.

"aku ingin berbicara." celetuk Renjana ketika sudah berdiri dengan jarak lima meter dari Raja Lai yang tengah berlatih dengan Prajurit Tingkat Tinggi Visioner.

"Sabian?"

Renjana mengangguk, "kau tau kapan dia pergi?"

Raja Lai tetap melanjutkan aktifitas berlatihnya dengan Prajurit, sesekali melirik Renjana. "Tengah malam, Sabian mendapatkan surat dan pagi tadi berangkat." ujarnya.

"dari siapa?"

"Sabian tidak mengatakan apapun padaku setelah membaca surat itu, dia hanya mengatakan jika pagi buta akan pergi."

Renjana merengut tanpa sadar, "kau benar tidak tau Sabian pergi ke mana?"

"tidak," jeda Raja Lai sembari memberikan isyarat pada Prajurit untuk menyudahi latihan mereka, Raja Lai memberikan pedangnya pada Prajurit itu baru kemudian mendekati Renjana, "dia sama sekali tidak memberitahuku, mungkin dia memiliki urusan penting."

"oh, begitu ya.."

Raja Lai mengangkat alisnya heran setelah menyadari Renjana bertanya mengenai Sabian setelah kejadian di pasar kotaㅡRaja Lai ingat apa yang di ceritakan Sabian semalam, "kenapa kamu mencarinya?"

"um,"

"tentang pasar kemarin?"

Renjana termangu, "mn.. apa Sabian mengatakan sesuatu padamu?"

"menurutmu?"

"katakan saja, Gazaka.."

Raja Lai menghela nafas, "Sabian mengatakan padaku semalam, kamu menyamakannya dengan Jordan."

"hanya itu?"

"dia minum."

"minum?" ulang Renjana bingung, "apa yang diminum?"

14. Renjana, first empress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang