16.27
Waktu yang pas untuk bermalas-malasan karena habis di bantai oleh tugas di hari senin yang suram ini. Sebagian besar orang menggunakannya untuk leha-leha atau menonton sinetron suara hati istri yang tayang di tv.
Namun, itu tidak berlaku bagi Iwaizumi.
Anak dari Bapak bendahara Rt itu mendapat perintah untuk menagih uang kas Rt. Sebenarnya Iwaizumi malas melakukannya. Tetapi karena bakalan di kasih duit goceng sama Bapaknya alhasil dia mau. Meskipun ogah-ogahan.
Langkah kakinya terhenti di depan rumah bercat abu milik si kembar Rifki yang sepi itu. Iwaizumi yakin kalo Osamu sekarang lagi ada di lapak Emaknya ngebantu buat dagang lemper dan lontong dan hanya ada Atsumu di rumah. Jujur, Iwaizumi males ngeladenin Atsumu yang gak bener ini.
Karena tak mau buang-buang tenaga untuk berteriak, Iwaizumi memasukkan tangannya ke gerbang yang ada di hadapannya kemudian menghantamkan gembok yang ada di pager itu ke pagernya.
"WOY KELUAR!!" dengan terpaksa Iwaizumi mengeluarkan suaranya yang hampir mirip dengan abang-abang bakso borak.
Ceklek
Tak lama setelah ia berteriak, pintu rumah itu terbuka dan menampilkan Atsumu yang masih mengenakan baju sekolah dan kolor bercorak patrick kebanggaannya.
Tanpa membuka gerbang, Atsumu menatap Iwaizumi kesal. "Apa Bang? Ganggu aja orang lagi sibuk lo!"
"Tai lah sibuk sibuk lu, bayar kas Rt!"
Atsumu mendelik mendengar itu. "Maaf Bang suara lu ke sensor."
Perempatan siku muncul di dahi Iwaizumi, kalo aja Iwaizumi udah gak punya sopan santun dia bakalan dobrak nih pager habis itu ngegetok pala Atsumu.
"Ndasmu, udah gc bayar lu!"
"Nanti aja nanti... Mamah gua masih di lapaknya sono, gua kaga megang duit."
Iwaizumi menatapnya tajam, pandangannya tertuju pada HP Atsumu yang berada di tangan kanannya. Matanya dapat menangkap secarik kertas bewarna biru yang ada di dalam casing silikon milik Atsumu.
"Bohong banget ya lu anjing! Itu ada gocap di case, siniin!"
Atsumu mengutuk dirinya sendiri, bisa-bisanya Iwaizumi ngeliat aja duit jajan tiga harinya itu.
"Siniin gak?!" Iwaizumi berkata dengan nada tajamnya.
Atsumu menggeleng.
"Siniin! Kalo gak gua manjat nih!" Iwaizumi sudah mengambil ancang-ancang, ia tidak bercanda. Ia memang berniat memanjat lalu mengambil duit itu dari Atsumu.
Karena takut pagar rumahnya kenapa-kenapa karena habis di panjat Iwaizumi, dengan berat hati Atsumu menyerahkan duit gocapnya.
"Iya iya nih!" Atsumu menyodorkan duit itu kepada Iwaizumi.
Iwaizumi menerimanya lalu menulis di buku kramat miliknya. Setelah itu ia menyodorkan selembaran kertas lima ribuan.
Atsumu yang menerima kembalian hanya lima ribu sontak menganga. Apa-apaan ini? Kan kas Rt cuman 25, kenapa malah di kembaliin goceng doang? 20 lagi kemana? Di korup kah?
"Woy kok goceng doang sih?!"
"Sama bayar sampah."
Setelah berkata seperti itu, tanpa berpamitan Iwaizumi beranjak pergi meninggalkan Atsumu yang misuh-misuh tidak terima itu.
Dari rumah Atsumu, Iwaizumi nyebrang ke depannya. Beralih ke rumah Suna yang ada tepat di hadapan rumah Atsumu.
"S-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu Gang
RandomDi kasih minum sama Bu Sarah, kita mah GGPM lu mah terserah. ~lokal~