Kita membuka pintu rumahnya kemudian merenggangkan badannya yang terasa encok dan seperti ingin remuk itu.
"BANG KITA!!!"
"KITAA!!!"
"KITT MAEN YUK!!"
"KITA BAKARAN JADI GAK?!"
"KITA AYO BAKARAN!!"
Baru saja, baru saja, baru saja Kita membuka pintu rumahnya dan melangkah masuk. Tiba-tiba suara teman-temannya yang terlalu bersemangat itu sudah menggema di depan rumahnya.
Kita berbalik kemudian membuka pintunya lagi, "Semangat banget." ucapnya diiringi kekehan kecil.
Dia berjalan kearah pagar rumahnya untuk melihat siapa saja yang telah datang, dan ternyata disitu ada Kuroo, Oikawa, Iwaizumi, Bokuto, Kageyama, Daichi, Ushijima dan juga Aran. Ternyata para manusia yang bertugas untuk membakar toh.
Ketika melihat Kita yang baru saja menghampiri mereka, Bokuto yang sudah tidak sabaran itu segera berkata. "Mana yang perlu gua bakar? Mana mana?"
"Di tempat Semi, udah di bawa ke sono semua barangnya." jawab Kita.
"Yah... Kalo gitu ngapain kita kesini?" tanya Kageyama.
"Nyamper Kita lah, ngapain lagi?" ucap Aran sambil menatap Kita. "Ayo Kit, gc keluar!" haduh, nampaknya Aran semangat sekali.
"Duluan, gua mau ganti baju dulu." ucap Kita.
"Gak usah pake baju bagus-bagus Kit, nanti juga kena asep tuh baju." ucap Kuroo.
"Ya itu mah lu pada, gua kan gak bakar." ucap Kita.
"Udah sono ke Semi, gua mau salin dulu."
Mendengar perkataan Kita ketujuh orang itu pun mengangguk kemudian berjalan di rumah Semi.
Setibanya di rumah Semi, dapat mereka lihat bahwa Semi dan Yamaguchi sedang membawa semua bahan yang di perlukan di pos, kata mereka sih biar gak bolak balik kayak orang stres.
"Rajin juga lu Sem." ejek Iwaizumi yang baru saja tiba.
Semi memutar bola matanya malas. "Gua mah selalu rajin, emangnya lu."
"Sorry sorry aja, gua mah super duper rajin."
"Eh ini panggangannya gak kurang? Kalo kurang nanti gua ambil nih di rumah." ucap Ushijima sambil memperhatikan 3 panggangan yang ada di sana.
"Jangan deh Bang, gua curiga panggangan yang lu punya itu panggangan beneran." ucap Yamaguchi sambil meletakkan baskom yang berisi daging di pos itu.
"Lah emangnya ada panggangan boongan?" tanya Ushijima yang tak paham dengan perkataan Yamaguchi.
"Gak gitu... Maksud gua panggangan yang lu punya paling yang pake listrik kalo gak gas, kalo gitu mah namanya bukan bakar-bakar!" ucap Yamaguchi.
Ushijima hanya membentuk mulutnya seperti mengatakan oh tanpa suara kemudian duduk di pinggir pos yang masih tersisa sedikit.
"Dah dah lu semua diem, mending langsung bakar aja biar kaga kena semprot ama anak-anak yang lain." ucap Daichi.
"GAS!!"
Mereka segera membawa 3 baskom yang terletak di sana ke belakang pos. Karena memang tadi sore mereka telah menyiapkan tempat untuk membakar daging ini di belakang pos. Tetapi pas sampe di belakang pos, mereka ngerasa kayak ada yang kurang.
"Bentar, kayak ada yang kurang gak sih?" tanya Kageyama sambil memperhatikan sekelilingnya.
Bokuto menepuk kedua tangannya. "Oh iya! Arengnya mana?!"
Iwaizumi yang mendengar pertanyaan itu langsung menunjuk kearah Aran yang berada di sebelah Bokuto. "Itu di sebelah lo."
"Maksudnya apa ya? Lu mau bakar gua gitu?" tanya Aran.
"Lebih tepatnya kita mau ngorbanin lu biar bisa dapet api sih Ran, jadi gc sini." jawab Kuroo sambil menggerakkan tangannya seolah menyuruh Aran mendekat.
"Tai, mati gua yang ada." ucap Aran sambil mengendus kesal.
"Mati masuk surga ini Ran." ucap Ushijima kemudian berjongkok disebelah Kageyama.
"Kalo masuk anjir, kalo kaga?!"
"Neraka lah Bang, emang ada pilihan lain?" tanya Kageyama sambil menaruh panggangan itu di atas batako yang ada di sana.
Setelah selesai menaruh panggangan ia segera menatap Aran dan mengacungkan jempolnya. "Neraka juga ada yang dingin kok Bang!"
"KATA KATA LO PASRAH BANGET KAG PLIS JANGAN KAYAK GITU!!!" kesal Aran dengan nada tingginya.
Kageyana yang mendengar itu hanya mengedihkan bahunya dan mulai membakar.
Dan ketika mereka sedang asyik membakar sambil bersenda gurau dan melakukan hal yang tidak jelas serta membuang-buang waktu, tiba-tiba saja Tsukishima dan Suna datang menghampiri mereka yang sedang membakar daging dan sosis.
"Gimana bakarannya? Udah jadi belom?"
Semua yang ada di situ bergidik mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Tsukishima. Bukan masalah apa nih, TAPI INI TSUKISHIMA NANYA PAKE NADA LEMAH LEMBUT GEMULAI SEPERTI YEEN. Gimana gak ngerasa serem coba mereka.
Ushijima mendongak untuk menatap Tsukishima yang terus tersenyum manis itu. "Tsuk, lo kenapa? Tumben ngomong pake nada lembut gitu?"
"Maksud Bang Ushi apa? Aku kan emang kalo ngomong nadanya kayak gini."
Oke, ada yang gak beres sama Tsukishima. PASALNYA NIH BOCAH TUMBEN BET PAKE AKU AKUAN. Biasanya dia ngomong pake aku ya cuman ke Mba Ratna doang.
"Lo habis kebentur! Gua yakin!" ucap Daichi seolah tak percaya karena salah satu warganya bertingkah seperti ini.
Plis Daichi ngerasa kalo tingkah Tsukishima kayak gini terus bakalan ada hujan badai angin ribut GGPM banjir. "Sini Bang Iwa, aku bantuin." Tsukishima berkata sambil berjalan mendekat kearah Iwaizumi yang sedang mengipas-ngipas sambil menatapnya tak percaya.
"Jadi ngeri gua..." gumam Iwaizumi.
"Oi Sun," panggil Aran.
Suna yang merasa namanya di panggil sontak menoleh dan mengangkat satu alisnya heran. "Apa?"
"Dia kenapa ege?" tanya Aran sambil melirik Tsukishima yang sedang membantu Iwaizumi.
Suna berjongkok. "Habis di pat-pat Mba Ratna sambil di cubitin pipinya. Makanya kayak gitu."
"Plis Sun, tapi agak ngeri kalo tuh anak kek gitu." ucap Bokuto.
"Ya mau di begimanain lagi Bang, namanya juga orang lagi seneng. Diemin aja tar juga kek biasa lagi." enteng Suna sambil bangkit dari jongkoknya dan pergi meninggalkan kawan-kawannya yang sedang sibuk membakar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu Gang
RandomDi kasih minum sama Bu Sarah, kita mah GGPM lu mah terserah. ~lokal~