22. Bakaran 2

161 25 4
                                    

"Udah jadi? Cepet amat ngebakarnya?" tanya Kenma yang baru saja tiba bersama dengan Lev di sampingnya.

Atsumu mengendus sebal mendengar itu. "Lo yang kelamaan datengnya anjrot, mana gak bantuin lagi!"

Kenma duduk di atas terpal yang telah di gelar itu dan menatap Atsumu lempeng. "Gua kan udah belanja, jadi gak papa lah dateng lama."

"Yaelah belanja doang, itu lu liat noh. Tsukishima yang tadi belanja juga ikut bantu bakar." ucap Iwaizumi sambil menunjuk Tsukishima yang sedang senyam senyum sendiri.

Kenma dan Lev bergidik menyaksikan itu, tumben sekali Tsukishima mau melakukan pekerjaan dua kali.

"Bang, lo sogok apa itu kacamata sampe mau bantu bakaran juga?" bisik Lev.

"Gak gua sogok ye asu!" kesal Iwaizumi.

"Terus dia kenapa mau bantu ngebakar anjir?!" heran Lev.

"Habis di pat-pat Mba Ratna dia, makanya jadi kek gitu." jawab Suna sambil terus memindahkan nasi dari termos ke daun pisang yang ada di sana.

"Btw ini gua dari tadi mindahin nasi kok gak kelar-kelar, ya?" tanya Suna yang sedikit heran dengan tindakannya sendiri.

Osamu yang mendengar itu segera mengambil termos yang ada di dekat Suna kemudian memasang ancang-ancang seolah ingin menumpahkan termos itu.

"Tumpahin aja Sun, biar gampang." setelah berkata seperti itu Osamu segera menggerakkan tangannya untuk menumpahkan nasi yang ada di dalam termos itu ke atas daun pisang yang berjejer rapih di sana.

Ctak

"Ngide ya lo asu ngide!!" belum sempat niatnya terlaksanakan, kepalanya sudah di getok duluan menggunakkan centong nasi oleh Yaku.

Karena mendapati palanya yang sakit, Osamu segera mengusap palanya. Kepalanya lebih berharga dari pada nasi ini.

"Selow sih Bang aelah." ucapnya diiringi ringisan pelan.

Yaku mengendus kesal kemudian menyodorkan centong itu pada Osamu. "Nih pake." dia menoleh pada Lev yang sedari tadi memperhatikannya bahkan sampai menopang dagunya dengan tangan kanan.

Merasa di perhatikan balik, tentu saja membuat Lev ge'er. Lev pun mengedipkan sebelah matanya. "Kiw, neng manies."

"Berani bet lo Ev Ev..." gumam Suna sambil terus mengeluarkan nasi itu dengan centongnya.

Perempatan siku muncul di dahi Yaku mendengar perkataan Lev itu. "Lo diem atau gua ketok!".

"Pat-pat aja!"

"Kok nawar?!" Yaku berkata sambil melempar satu centong lagi pada Lev.

Dan hebatnya centong itu mendarat mulus di pipinya. "KUDU GUA MUSEUM-IN! PERTAMA KALI BANG YAKU NGASIH GUA CENTONG!!!"

Iwaizumi memutar bola matanya malas. "Bucin juga ada batasnya anjir."

Sugawara tiba dengan nampan yang berisikan satu teko dan beberapa gelas. Dia menatap teman-temannya yang sudah terlihat seperti orang kelaperan itu. Apa lagi Kuroo, Bokuto ama Oikawa. Ckckck, udah kayak anak gak makan selama setahun.

"Chi, tolong taroin." Sugawara berucap sambil memberikan nampan yang ia pegang pada Daichi yang sedang mengobrol santai dengan Aran dan juga Ushijima.

Karena ayang meminta tolong, Daichi tentu saja tak menolak. Dia segera meraih nampan yang Sugawara pegang kemudian meletakkannya di sebelah piring ayam bakar.

"Anjrot ini sambel pedes amat!!!" Bokuto memekik kencang sambil terus meneguk air putih yang tersedia di sana.

Di sekitarnya terdapat Oikawa, Kuroo, Semi dan juga Hinata. Tetapi bukannya membantu mereka malah menertawakannya.

"Mampus lo hahahaha!"

"Gimana? Enak 'kan sambel bikinan gua?" Semi bertanya dengan nada mengejeknya.

Setelah puas meneguk air hingga habis setengah teko. Bokuto segera menatap Semi kesal. "Ndasmu enak! Cabe semua ini mah rasanya!".

"Ya namanya juga sambel anjir!!"

"Ta-"

"Dah dah jangan ribut." relai Akaashi yang baru saja tiba sambil menenteng sekotak susu.

Akaashi memberikan susu yang dia pegang itu pada Bokuto yang sedang kepedesan. "Nih minum susu, biar ilang pedesnya."

Bokuto menatap Akaashi dengan tampang melasnya seolah mengadu apa yang telah Semi perbuat padanya. Help, lo kek bocah Bok.

"Eji...  Masa Semi bikin sambelnya pedes banget!!" adu Bokuto.

"Ya makanya minum susunya biar gak pedes lagi..." balas Akaashi sambil mengarahkan sedotan itu pada Bokuto.

Kageyama yang menyaksikan itu sontak menyerngit heran. "Eh, itu susu gue ya?"

Akaashi yang mendengar itu segera menatapnya malas. "Gak semua susu kotak itu punya lu ya Kag! Gua beli ini!"

Tanpa merasa bersalah atas tuduhan yang di lontarkannya. Kageyama hanya mengangguk sebagai respon kemudian kembali memperhatikan Yaku yang sedang sibuk mengatur teman-temannya.

"Ini udah kumpul semua?" tanya Kita yang baru saja tiba sambil membawa senampan gelas.

"Dah!!"

"Ya udah di makan dong kalo udah mah.." ucap Kita sambil menaruh nampan itu.

"Pimpin do'a dulu Kit." ingat Aran.

"Oh iya, ya udah... Sebelum makan berdo'a menurut kepercayaan dan agamanya masing-masing yang ngerasa atheis bisa langsung makan. Berdo'a mulai.."

Seketika suasana menjadi hening. Tetapi itu hanya terjadi beberapa detik saja.

"Berdo'a selesai."

Tepat setelah Kita berkata seperti itu, mereka segera ricuh bahkan berebut untuk mengambil apa yang baru saja mereka bakar.

Haikyuu GangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang