4| Kehidupan Baru

268 24 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Sesampainya, Alvan turun dari mobil dan membuka pintu mobil di sebelah kanan. Zeliyah menyentuh tangan yang Alvan ulurkan untuk membantunya turun dari mobil.

"Makasih..." Ucap Zeliyah dengan lembut.

"Sama-sama zaujati manis." Ucap Alvan membuatnya kesal memukulnya.

Alvan tertawa dan berhasil membuatnya salting lagi. Padahal Alvan jago bucin, dia sudah belajar bagaimana menjadi suami romantis bagi istri sah. Alvan berniat menabung untuk membeli rumah dari smp sebelum menikah dengan Zeliyah yang dia janjikan.

Kini Alvan telah membeli rumah dengan menggunakan tabungannya agar bisa membuat Zeliyah senang melihat rumah yang sederhana, "Gimana kamu suka ini?." Zeliyah mengangguk.

"Aku suka rumah sederhana anti ribet."

"Emangnya ribet apa?." Tanya Alvan.

"Ribetnya suka bolak balik tangga." Jawab Zeliyah.

"Kenapa? Kamu pernah terjatuh?." Zeliyah terdiam.

Alvan terkekeh melihat Zeliyah tampak terdiam, tidak mau menjawab pertanyaan karena bisa mendapatkan dosa aib. Alvan menuju ke belakang mobil untuk mengambil kopernya lalu menuju ke depan rumah.

Alvan mengambil kunci pintu di saku celananya dan membuka pintu rumah. Zeliyah yang lebih dulu masuk ke dalam rumah saat melihat pemandangan ruang tamu yang terlihat estetik. Sementara, Alvan mengangkat 2 koper menuju kamar tidur di ikuti Zeliyah berjalan pelan.
Zeliyah tidak senggaja menemukan boneka di atas meja belajar lalu ia menuju boneka beruang bewarna coklat terduduk di meja belajar. Zeliyah menatap boneka itu begitu terlihat lucu memiliki perasaan senyuman tipis ,"Ini punya siapa?." Tanya Zeliyah.

"Punyaku itu yang kamu berikan dari kecil." Jawab Alvan.

"Dulu kamu belikan boneka beruang jadi kado ultah kasih ke aku pas aku ultah."

"Benarkah? Aku juga?." Alvan mengangguk.

"Aku juga belikan boneka bebek paling lucu buat kamu." Zeliyah mengingat boneka bebek tersimpan di dalam lemari kaca.

Novan menemani Alvan yang berusia 7 tahun membeli boneka di mall menggunakan tabungannya karena mendapat undangan ulang tahun dari Zeliya. Alvan memilih boneka yang paling lucu adalah bebek kuning yang mengenakan pakaian, tas, topi, dan kacamata. Novan terkekeh melihat Alvan yang menggemaskan menunjukkan boneka paling lucu yang cocok untuknya sebelum pergi ke rumah Zeliyah.

"Jadi itu yang kamu berikan?." Alvan mengangguk.

"Iyah kamu ingat?." Zeliyah menggelengkan kepalanya.

Alvan mulai sedikit mengecewakan Zeliyah karena tidak mengingat alvan memberikan kado berisi boneka bebek untuknya tapi ia tetap bersabar membiarkan dia tetap meluangkan waktu untuk membuatnya mengingat masa kecilnya. Zeliyah mengambil boneka beruang, ia mengelus-elus kepala beruang itu dengan lembut lalu memeluk boneka dengan erat hingga membuatnya salting terdiam.

Dulu, setiap Alvan selalu memeluk boneka beruang yang di berikan oleh zeliyah saat alvan akan tidur. Fani menyuruhnya untuk mencuci boneka beruang itu tetapi Alvan menolak karena itu adalah boneka yang berharga. Novan menghela napas saat hendak menjelaskan agar bisa menerima apa yang di katakan Fani. Akhirnya Alvan mulai terima memberikan bonekanya kepada Fani dengan cemberut. Novan terkekeh sambil mengacak-acak rambut Alvan sedih melihat Fani membawa boneka beruang pergi ke ruang belakang untuk mencuci boneka itu. Setelah itu, Fani mengambil boneka yang sudah kering lalu mengembalikan boneka itu ke alvan mulai senang bisa memeluk boneka beruang lagi yang berwangi bunga.

ALVALIYAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang