بسم الله الرحمن الرحيم
Alvan mengganti seragam sekolah bermotif batiknya dengan rapi dan bagus. Matanya melirik kotak kecil di meja rias sederhana modern minimalis, kotak penyimpanan berisi alat bantu dengar yang lupa digunakan Zeliyah. Alvan menghela nafas ketika Alvan segera mengambil kotak itu sebelum Alvan keluar dari kamarnya dan menuju ke tempat Zeliyah berada, Alvan menghirup aroma masakan seolah-olah Zeliyah ada di dapurnya.
Alvan terdiam tidak sabar melihat tingkah Zeliyah yang mengenakan celemek bermotif lucu, memasukkan 2 bungkus bekal ke dalam tas terpisah antara milik Zeliyah dan milik Alvan. Zeliyah baru sadar, dia menoleh ke arah Alvan sambil tersenyum manis, berdiri dengan kepala bersandar di dinding dapur sambil memegang kotak kecilnya. Wajahnya mulai memerah saat Zeliyah tersipu dan membeku saat melihat Alvan berjalan ke arahnya.
Alvan menyerahkan sebuah kotak kecil yang merupakan alat bantu dengar Zeliyah. Zeliyah memegang telinganya yang dibalut hijab sekolah dan mengambilnya, "astaghfirullah aku lupa pake ini." Alvan tersenyum manis mendengar keluhannya.
Segera mencubit pipi chubbynya, "iih lepasin pipiku, aku sedang pakai alatnya." Ucap Zeliyah berekspresi kesal menyingkirkan tangannya.
Teruslah menjadi bintang bersinar terang yang menyentuh hati Alvan. Faktanya, dia memang memiliki istri yang baik dan manis. Menurut Alvan, Zeliyah mudah cemburu ketika melihat Alvan didekatkan dengan lawan jenis, berwajah manis, bisa memasak, bisa membersihkan rumah seperti ibu rumah tangga, dan lain sebagainya. Namun terkadang Zeliyah lebih memilih teman kecilnya dibandingkan Alvan. Bahkan ada beberapa kenangan terburuk Zeliyah di dunia kecilnya, Alvan berusaha mengembalikan sikap Zeliyah sebelumnya dengan caranya sendiri karena permintaan keluarga kandungnya.
Alvan masih terus mengembangkan Zeliyah dengan mempelajari komunikasi dengan orang lain yang dia kenal secara langsung. Alvan melihat bahwa cara dia berbicara sudah terbiasa dengannya di depan teman -teman selancar dekatnya. Dia duduk menatap Zeliyah, melepas celemek lucu dan menyiapkan sarapan untuk suami dan istri yang mengenakan seragam sekolah.
"Kenapa masih terus liatin aku?." Ucap Zeliyah menyadari Alvan selalu memperhatikannya kemana-mana.
"Cuma pengen liat betapa mengemaskan tingkah istriku lucu." Salah tingkahnya saat Zeliyah mendengar kata 'lucu' yang disebutkan Alvan
"Ohhh pantes aja sering merhatiin kecantikan aku sedang ngelakuin hal yang ada kegiatan." Ucap Zeliyah langsung terduduk menyampingkan Alvan di ruang makan.
"Emang gak bolehin saya sebagai suami romantis bisa bebas apapun yang barengan sama kamu." Perkataannya membungkam kecanggungan Zeliyah yang diam saja. Hanya tersipu malu dengan tingkah romantis Alvan. Zeliyah mengangkat kedua tangannya sembari sama-sama membaca doa sebelum sarapan. Bahkan ia kaget melihat Alvan menyuapkan makanan sehat kepada Zeliyah yang baru saja hendak memakannya sendiri. Zeliyah terpaksa mengalah dan memakan apa yang disuapi Alvan demi menaati perintah suaminya dalam Islam.
Tidak mau menanggung dosa jika berani melanggar perintahnya. Meski Zeliyah tidak peka, Zeliyah tetap menyayangi Alvan yang tidak dia cintai seperti kakak kandungnya. Setelah itu keduanya berangkat menuju sekolah yang jaraknya cukup jauh menggunakan mobil Alvan dan keluar dari rumahnya dengan dijaga oleh seorang satpam yang mengawasi mereka.
Di parkiran sekolah ada teman-teman setia yang menunggu Zeliyah turun dari mobilnya. Zeliyah berjalan menuju keduanya, "assalamualaikum."
"Walaaikumsalam."
"Walaaikumsalam ayo kita bareng lagi ke dalamnya yuk." Ajak Shafira langsung menggandeng tangan Zeliyah.
Kemudian Zeliyah menganggukkan kepalanya. Mereka berdua dan Zeliyah meninggalkan Alvan sendirian, Alvan mengunci mobil lewat remote. Alvan menoleh ke arah Zeliyah bersama Melisa dan Shafira terlebih dahulu sebelum mengikutinya dari kejauhan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALVALIYAH
أدب المراهقينALVALIYAH artinya Alva(N) (ZE)liyah itu nama campuran. "Aku tidak peduli dia tuli, Aku tetap mencintainya yang tidak sempurna". Orang tua memintanya untuk melindungi dan menemaninya ke mana-mana dengan menjaga jarak karena dia adalah korban bullyin...