16

6.8K 797 81
                                    


Vote 400 yah baru update~~











Maudy POV

Aku tidak tahu kenapa kini bersama Kaira aku merasa sangat nyaman. Berada jauh darinya membuatku rindu tak tertahan. Dia yang kukira sedingin kutub utara nyata sehangat api yang membara.

Kami memang tidak saling mengatakan cinta, tapi kami sudah tau seperti apa perasaan kami satu sama lain.

Aku yang awalnya hanya berorientasi pada uang dan pekerjaanku padanya, akhirnya harus mengakui jika aku tertarik padanya.

Tatapan tajam dan raut wajah dingin yang kadang minim ekspresi itu membuatku tak nyaman untuk tidur. Iya, bagaimana bisa jika wajah dingin itulah yang selalu membayangiku. dia memang punya pesona sendiri dan itu sangat kuat untuk menarik atensi orang lain padanya.

semakin hari ternyata rasa nyaman bersamanya semakin berkembang dan itu yang membuatku selalu ingin dekat dengannya. aku senang melihatnya banyak bercerita tentang hari-hari yang dia lewati, sennag melihat bagaimana ekspresi wajahnya yang kadang berubah-ubah setiap kali bercerita dan itu sangat menggemaskan.

aku harap hubungan kami kedepannya tidak akan ada hambatan dan masalah yang berarti.

"hei udah lama nunggu ya?" dia masuk kedalam ruangan dan aku sedang duduk disofa ruang kerjanya.

aku memang menunggunya selesai meeting dengan pegawainya "enggak kok, udah selesai sayang?".

dia tersenyum "merdu banget sih kalo udah manggil sayang".

aku tersipu, sebenarnya masih sedikit kaku jika memanggilnya dengan sebutan itu. tapi aku selalu suka setiap melihat ekspresinya saat aku memanggilnya begitu.

"mau peluk boleh gak sayang?".

tanpa kata aku merentangkan tanganku dan dia langsung masuk kedalam pelukanku. ck bayi besar yang manja. aku ikut memeluk tubuhnya erat, menghirup aroma tubuhnya yang sudah bercampur dengan semprotan parfum mahal kesukaannya. kurasakan kepalaku dikecup berkali-kali.

"sayang banget sama kamu".

aku mendongak menatapnya "oh ya?".

"iya, sayang banget sama kamu".

"mau apa nih?" ucapku yang langsung membuatnya memberengut.

huahhh gemes banget.

"jujur lho aku, bukan mau apa-apa".

aku melepas pelukan dan memegang kedua pipi tirusnya "iya sayang tau kok, kenapa sih gemesin banget".

"kamu lebih gemes".

"bisa ae kang cilok depan alfa".

"dihh gak doyan cilok".

aku mendengus "tau deh yang kalo jajannya jajanan mahal".

"perut aku tuh sensitif".

ya benar sih, dia memang tidak bisa asal makan. aku pernah mengajaknya makan dipinggir jalan dan berakhir dia diare dan harus mendapat perawatan dokter. ck perut orang kaya memang beda.

"mau jalan sekarang?" tanyanya.

"kamu masih capek gak? kalo masih capek istirahat dulu".

dia menjawil gemas hidungku "gak pernah ngerasa capek kalo lagi sama kamu".

adu syahdu banget suara rayuan setan.

oh enggak dong, maksudnya manis banget ucapan kesayangan.

"jalan sekarang aja kalo gitu" ajaknya.

"yaudah ayo".

aku menggandeng tangannya dan dia tidak pernah masalah dengan itu.

IGASMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang