Hallo semuanya kali ini aku sedang dalam tahap merevisi Karyaku SAB
Jadi yang sudah aku beri Tanda ceklis(√) berarti sudah direvisi ya selamat membacaBekerja sebagai Sekretaris disebuah perusahaan besar adalah Kebanggaan tersendiri, ya setidaknya itu yang Gladys rasakan ketika baru menginjakkan kaki Di Tirtayasa Corp. Rasa bangga itu menghilang dua tahun lalu, semua rasa bangga berganti dengan rasa jengah dan juga tekanan batin yang terus ia pendam.
Gladys sudah bekerja 4 tahun, dengan sabar dan telaten menghadapi CEO yang otoriter! Serba Perfeksionis, seenaknya tapi sayangnya tampan.
Karna perusahaan yang di pimpin bergerak di berbagai macam bidang dan juga sudah menduduki posisi pertama sebagai perusahaan terbaik di Asia pria itu jadi makin sombong."Gladys! Saya mau merah maroon bukan merah bata!"Teriak Kaleo dengan nada sok berkuasanya itu
Gladys menghela nafas jengah, ini bukan pertama kali terjadi pria yang sayangnya adalah bosnya dengan sifat bossy nya itu seenaknya memerintah dan ini hanya perihal warna Dasinya astaga! Lelah sekali! Tapi mau bagaimana lagi? Dia hanyalah Babu yang mendapat gelar Sekretaris.
Gladys menarik nafas perlahan, lalu memaksakan senyum nya. Karna jika tidak nanti pria itu akan protes kembali.
"Maaf pak,tapi saya hanya menemukan itu saja"Ucapnya Sopan
Kaleo mendelik ke arah Gladys
"Ganti! Males saya pakek merah-merah lagi berasa neraka"Iya situ penghuninya namun kalimat itu hanya ia pendam dalam hatinya, karna tidak mungkin ia mengatakan hal tersebut kepada Boss sombongnya ini.
"Berikan saya warna abu abu!"Tegas Kaleo sembari merapikan bajunya yang sebenarnya sudah rapi, tapi sudahlah terserah Bossnya saja.
Dengan memaksakan senyumnya Gladys mengangguk, walau dalam hati ia sudah jengah terhadap tingkah Bossnya sendiri mungkin jika dihadapannya ini bukan Kaleo maka ia dengan senang hati akan menggeprek orang tersebut.
"Baik pak" akhirnya hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.
Gladys dengan cepat menghubungi pihak mall dan meminta mereka mengirim dasi dengan warna abu-abu.
"Saya sudah menghubungi pihak Mall nya pak, nanti dasi pesanan bapak akan segera dikirim" jelas Gladys
Setelah itu gadis cantik tersebut keluar dari ruangan penyiksa batin dan penguji mental. Ia sepertinya butuh minum sebentar untuk meredakan emosinya.
Gladys menatap pemandangan yang kebetulan terpampang jelas karna posisinya yang berada di dekat jendela, namun tiba-tiba ia di kejutkan oleh kedatangan salah satu rekan kerjanya.
"Mbak Gladys, jangan ngelamun"Tegur Windura saat melihat Gladys melamun dalam waktu yang cukup lama
Gladys seolah tersadar dari lamunannya
"Ah engga saya ga ngelamun, Kamu mau bikin kopi juga Win?"
Gadis yang bernama windura itu tersenyum dan mengangguk, sejujurnya windura sangat kasihan kepada Sekretaris dari Atasannya ini, yang harus menghadapi boss mereka yang tak lain adalah Kaleo Davian Tirtayasa. Tapi namanya juga pekerjaan pasti ada rasa enak dan tidak enaknya, rasa enak ketika gajian dan tidak enak ketika memiliki atasan yang otoriter, perfeksionis, songongnya kelewat batas seperti Kaleo."Mbak Gladys cape ya ngadepin pak Kale?" Tanya windura kala melihat raut masam diwajah cantik Gladys
"Mau gimana lagi win? Namanya juga pekerjaan. Saya duluan ya" Gladys tersenyum masam pada padanya dan berjalan menuju ruangannya
Beberapa staff tersenyum dan menyapanya, setidaknya pekan nanti ia bisa melepas penat bersama sahabatnya, Di ruangan lain Kale sedang memarahi salah satu bawahannya, sang bawahan hanya bisa menunduk takut karna mendapat ceramah berkedok nasehat pedas dari sang atasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Atau Babu? [Proses Penerbitan]√
Narrativa generaleKaleo Davian Tirtayasa (30 tahun) CEO Tirtayasa Corp, Mempunyai seorang Sekretaris Cantik dan juga kompeten Aurora Gladyssa Reanita(26 tahun). Gladys harus menghadapi Kaleo yang Perfeksionis,Tegas,disiplin,Posesif, dan protektif tapi ia rela melakuk...