w a j i b m e n i n g g a l k a n j e j a k !happy reading
×××
Senin pagi ini Dama bangun lebih dulu, namun lengannya terasa sangat kebas. "Oh, ayang gue belum bangun ternyata." Hendak memindahkan kepala Pragas, namun Pragas justru memeluk tubuh Dama makin erat , menjadikan dada Dama sebagai bantalannya.
Dama terkekeh pelan kala melihat bibir Pragas terbuka sedikit saat tidur, lalu Dama dengan lembut mengecup sebentar bibir terbuka Pragas. Mengusap dahi Pragas dan menyapu dahi nya dari helain anak rambut yang menutupi dahinya.
"Sayang, bangun."
Pragas tak merespon, justru hanya bergumam tak jelas dan memeluk erat kembali badan Dama. Dama hanya sabar, dia juga baru tau jika Pragas type human yang tidur mirip kerbau, susah di bangunkan.
"Sayang, bangun yuk. Udah siang." Ujarnya lembut sambil mengecup dahi Pragas.
Pragas melenguh dan melepaskan pelukan. Matanya mengerjap untuk menyesuaikan mentari pagi yang sangat terang. Pragas mendongak untuk melihat wajah Dama yang nampak sangat tampan di pagi hari.
Bibir Pragas melengkung ke bawah dengan memunculkan puppy eyes seperti anak anjing yang gemas lalu merentangkan tangannya.
"Gimme kiss~"
Dama yang gemas jelas tidak menolak permintaan Pragas. Menyatukan bibir mereka sambil memeluk tubuh satu sama lain. Bibir Dama bergerak dengan sedikit kasar, mencari titik nikmat, semakin mendorong kepala Pragas untuk memperdalam lumatan mereka , lidah mereka saling menari-nari untuk saling mencecap rasa salivia dari keduanya.
"Uugghh , d , ddamaa udahhh~"
Dama menyudahi pergulatan lidah itu dan menatap wajah Pragas dengan tatapan sayu. Horny sebenarnya, tapi Dama tidak boleh egois Pragas ada pekerjaan hari ini, jadi Dama memilih untuk menahan saja.
Dama tersenyum lalu mengusap dan mengecup dahi Pragas. "gue mandi duluan ya? lu tidur aja dulu, nanti kalo gue udah kelar gue bangunin, sekalian nyediain ari anget buat lu mandi."
Dama langsung bergegas ke kamar mandi untuk menyegarkan badan pikiran mesumnya. Saat memasuki kamar mandi , Dama memaki juniornya yang sudah terangsang.
"Anjiran, buwung shaming lu!"
×××
Mereka tidak ke sekolah bersama, Pragas harus ke apart di mana Stella tinggal. Ada urusan penting katanya, jadi Dama harus ke sekolah sendiri dengan motor sportnya.
Sesampainya di parkiran khusus murid, Dama bergegas melepaskan helm. Namun pergerakannya terhenti saat sebuah tangan menahan tangannya. Dama menoleh dan menemukan sosok yang paling malas Dama ladeni akhir-akhir ini.
"Apa lu?"
Egin tertawa lalu melepas tangan Dama dengan sikap agak lembut. Lalu mendekati wajah Dama dan berbisik yang membuat Dama terkejut setengah mati, lalu mendorong tubuh Egin hingga Egin terjatuh dengan posisi duduk.
"Gila ya lu!? Nggak ngotak dah haluan lu!"
Egin kembali berdiri dan menghampiri Dama. Tinggi kedua cowok jangkung itu hampir sama , hanya berbeda 4 cm dari tinggi Dama yang 187 cm.
Wajah keduanya sangat dekat, "Kenapa emangnya? nggak boleh kalo gue pindah haluan?" Tanyanya dengan nada serius namun ada penekanan di tiap kata.
brug!
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TEACHER, MY UKE!
Random| SLOW UPDATE ! | judul awal : "saya guru," "dan gue murid lu!" and now : my teacher, my uke! "saya nggak mau jadi uke , saya lebih tua daripada kamu. jadi saya yang seme!" - Pragas "Pihak uke nggak mandang umur, Pak Pragas Leo Pamungkas." - Dam...