h a p p y r e a d i n g
...
Sudah seminggu insiden itu Dama sangat menempel dengan Pragas. lebih lengket dari sebelumnya.
Seperti saat ini, Pragas harusnya berada di ruang pribadi nya (kantor di sekolah) Pragas bisa mengerjakan pekerjaannya.
Jam belajar sudah selesai, bahkan sekarang sudah pukul 5 sore. Para guru sudah pulang, apalagi murid-murid nya. Mungkin hanya tersisa murid-murid yang ada ekskul.
Dan sama dengan Pragas, dia masih ada kerjaan. Yaitu mendata nilai dan rekap nilai muridnya.
Namun terganggu dengan Dama yang terus menerus memeluk lengannya dengan wajah yang memiring untuk memandang wajah manis Pragas.
Dama sebenarnya tidak ada kegiatan apapun, hanya saja ingin bermanja ria dengan Pragas. Alasan lainnya , Dama mau pulang bareng Pragas.
"Dam, kamu tu pulang aja sana." Pragas ngusir dengan cara halus, yang di alusin malah ngga peka kalo ayang nya ini lagi males dengan kelakuan gila nya.
Dama justru memencet pipi Pragas, lalu memgecupi pipi Pragas yang nampak sangat gemas bagi Dama. Lalu kembali lagi menjatuhkan kepala nya pada bahu sang pacar.
Pragas yang sedang mengetik sesuatu di komputer jadi pegal. "Damaaa, pulang aja sana. Jangan gangguin saya." Pragas ngga mau nyerah, bahkan bahu nya ia goyang-goyangkan agar Dama enyah, tapi ya namanya lagi manja susah jadinya.
Baik, karna di abaikan Pragas memilih untuk tetap melanjutkan pekerjaan nya yang tertunda dengan Dama yang masih menyandarkan kepala nya dengan nyaman.
Tangan Dama kini tidak bisa diam, meremas dan meraba dada Pragas dengan bergantian dengan mata yang terpejam. Yang di remas bukannya desah kenikmatan, justru mendesah kesal.
"Dama! Ganggu banget!" Pragas menepis tangan Dama.
Dama justru menegakkan badannya dan menarik kursi Pragas agar berhadapan. Pragas tersentak, reflek memegang kedua sisi bahu Dama.
"Ayang, kangen~" Pragas bergidik geli, apa-apaan ini? Kok, Dama jadi manja gini nada suaranya?
"Apa sih , Dam? Kamu kesambet apaan?" Pragas berusaha menjauh dari Dama, namun percuma Dama yang badannya jauh lebih besar dibandingkan dirinya jelas kalah.
"Ayangg , kangen banget loh ini ...." Dama masih mode manja, bahkan kepalanya dia kembali bersandar di bahu Pragas dengan tangan memeluk posesif pinggang Pragas.
Pragas menahan kesal, kerjaan dia masih banyak! Tapi Pragas paham, apa yang Dama mau. Pragas mengusap punggung Dama dan menumpu pipinya pada rambut halus Dama.
"Dama, pulang duluan ya? Saya masih lama disini, belum selesai." Hanya gelengan yang Pragas dapat.
Tak lama Pragas merasakan usapan basah dan lembab pada lehernya. Tubuhnya merinding seketika, apalagi saat tangan Dama masih sibuk mengusap dan memilin nipple nya.
"Dam , ahh~ jangan disini... masih eungg~ disekolah ahh ..." Pragas melenguh saat lidah Dama menyapu kembali lehernya dengan tangan Dama memilin nipple nya secara bersamaan.
Dama mendongak lalu menatap wajah Pragas yang , errrr.... bisa dikatakan sayu.
"Yang , mau main ya?" Suara Dama terdengar berat.
Pragas menemukan wajah Dama yang sayu itu menambah kesan semakin ganteng. Tangan Pragas tanpa sadar bergerak ke pipi Dama, mengelusi tiap inci pipi Dama.
Dama langsung mendekatkan wajah sayu nya ke wajah Pragas, memiringkan kepalanya dengan mata terpejam. Kedua benda kenyal itu bersentuhan, badan yang sudah saling berhadapan itu langsung semakin merapat Pragas yang melingkarkan tangannya di leher Dama dan Dama menarik tubuh Pragas agar berdiri.
Mereka saling menyesap dengan sensual, lidah Pragas sudah Dama sedot dengan begitu sensual.
Posisi Dama yang lebih tinggi membuat Pragas harus mendongak sedangkan Dama tangannya berada ditengkuk Pragas untuk memperdalam ciuman mereka.
Lidah Dama menjilat lidah Pragas yang ia paksa untuk dijulurkan, dan dengan begitu lidah Dama menjilat lidah Pragas layaknya es krim. Satu tangan Dama sejak tadi mengusap dan meremas gundukan milik Pragas membuat sang empunya ingin mereasakan hal yang lebih.
Pragas mendorong tubuh Dama hingga ciuman itu terlepas, Pragas menghirup oksigen dengan terburu-buru dengan tangannya yang masih dipinggang Dama.
Dama yang melihat pemandangan didepannya itu terasa sangat dan harus di abadikan dalam otaknya. Kenapa? Wajah Pragas saat horny itu ternyata sangat manis, mata yang sayu, bibir bawah yang tampak bengkak dan air saliva masih dibibir Pragas itu benar-benar membuat Dama hilang akal.
“Yang, pulang yuk?” Dama berkata sambil mengusap pipi Pragas dengan lembut, Pragas hanya menggeleng. Pragas justru mengalungkan mengalungkan tangannya di leher sang pacar, mendekatkan wajahnya kembali ke wajah Dama.
“Main disini aja gimana? Saya udah gak tahan.” Dama meneguk ludah dengan kasar saat melihat mimik Pragas tampak menggoda.
“K- katanya masih disekolah....”
Dama, kok lu yang jadi ketar-ketir su!?
“Kenapa? Tadi kamu yang mulai duluan.” Suara Pragas terdengar berat. Pragas mendekatkan wajah Dama lalu menjilat bibir Dama sensual, dia akhiri tersenyum kecil namun terlihat bangga karna berhasil membuat Dama ketar-ketir. “ahhh....” Dama mendesah kala Pragas dengan sengaja menggesekan kejantanan mereka.
“Sayang, yakin gak mau? Ini udah keras banget‘~” Pragas berkata dengan suara manja.
Dama langsung mengangkat tubuh Pragas dan ia merebahkan tubuh Pragas dengan perlahan, membuka ikat pinggang dan disusul dengan mmebuka resleting Pragas. Melihat itu, Pragas dengan nakalnya melingkarkan kakinya dipinggang Dama dan menarik pinggul Dama untuk lebih dekat dengan gundukan miliknya.
“Damaa~ “
‘bangsat! Suaranya bener-bener minta ngewe’ batin Dama.
Dengan terburu-buru Dama langsung melepas celana Pragas dan Pragas, dengan cekatan Dama memasukan penis milik Pragas ke mulutnya, yups! Blowjob! Mata Pragas memutih merasakan hal yang begitu nikmat, lebih nikmat daripada saat dia solo.
“uughh~” Dama masih memaju mundurkan mulutnya pada penis Pragas sambil menilik wajah Dama yang nampak kenikmatan, tangan Pragas meremas rambut Dama untuk menyalurkan rasa nikmat itu bahkan kakinya sudah nangkring di leher Dama.
“Dama ... ugghh annghh mau c,cumm ahhhh~” Pragas klimaks dengan cepat, maklum kebiasaan solo pas dikasih partner malah dapet Dama yang pro soal ginian.
Dama mengusap mulutnya dan sedikit meludahkan sisa sperma yang masih dalam mulut dan meludahkanya ke lubang anal Pragas lalu ia usapkan secara perlahan sambil menusuk pelan jarinya ke lubang anal Pragas.
“Dama~ mau lagi.”
‘anjing! Ketagihan dong dia...’
...
jangan lupa vote ama komennya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY TEACHER, MY UKE!
Random| SLOW UPDATE ! | judul awal : "saya guru," "dan gue murid lu!" and now : my teacher, my uke! "saya nggak mau jadi uke , saya lebih tua daripada kamu. jadi saya yang seme!" - Pragas "Pihak uke nggak mandang umur, Pak Pragas Leo Pamungkas." - Dam...