Every time I try to fly, I fall Without my wings.
I feel so small
I guess I need you, baby.*****
Matanya belum terpejam saat hembusan napas hangat Sakura menerpa kulit lehernya. Setelah kegiatan panas mereka, Sakura langsung tertidur karena kelelahan. Wanitanya tak berbohong mengenai ia yang kelelahan karena menghabiskan waktu seharian bersama ibunya, di tambah kegiatan panas mereka beberapa jam yang lalu.
Ia menghela napas, diam-diam mengulas senyum tipis ketika memundurkan wajah demi menatap wajah manis yang tengah tertidur damai itu dalam diam. Jemarinya menyentuh pipi Sakura, menekannya lembut saat jempolnya berhenti di sudut bibirnya.
ia merasa begitu konyol dengan hubungan seperti ini. Mereka akan menjadi orang asing ketika tengah berada di sekitar banyak orang dan akan menjadi begitu intim jika hanya berdua.
Dia bahkan masih tidak mengerti kenapa dirinya bisa menyetujui ide gila sang kekasih untuk menyembunyikan hubungan mereka.
Seingatnya, dia hanya terlalu senang ketika Sakura menerima pernyataan cintanya yang super tidak romantis tepat di hari kelulusan sekolah mereka. Maka ketika Sakura meminta syarat pada hubungan mereka, ia pun tak kuasa untuk menolaknya.
Dia yang telah jatuh terlebih dahulu pada Haruno Sakura. Bahkan sejak di hari pertama mereka memasuki Senior High School. Dia pula yang terus memperhatikan Sakura dalam diam selama tiga tahun bersekolah. Tidak ada yang mengetahui mengenai perasaannya pada Sakura, tak terkecuali sahabat-sahabatnya.
"Kau membuatku gila Sakura!"
Sosok itu tersenyum tipis mengingat betapa berat hubungan yang mereka jalani hingga dua tahun ini karena harus mati-matian menahan kejengkelan saat mendengarkan Sakura-nya menjadi objek perbincangan laki-laki lain di kampusnya. Mereka memuja kekasihnya.
"You are mine," bisiknya, lalu membawa tubuh itu ke dalam dekapannya, sampai dirinya sendiri larut dalam kantuk dan mimpi indah menyerang.
*****
Sakura bangun dari tidurnya. Menatap kamar yang sepi, dan sesaat meresapi suasana seorang diri.
"Ah, dia sudah pulang," gumamnya.
Dengan menarik napas panjang, membungkus tubuh polosnya dengan selimut sebelum beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Hari ini kelasnya di mulai pukul sembilan pagi, masih ada waktu dua setengah jam untuknya bersantai. Ia akan mengajak Ino dan Karin sarapan bersama di kafe dekat kampusnya.
Ia akan menghubungi keduanya nanti.
*****
"Sakura?"
"Hmm, ya?" Sakura mendongak, menatap sepasang manik milik Gaara yang begitu lembut menatapnya.
"Boleh aku duduk disini?"
Sakura terkesiap. Emerald-nya melirik ke sekitar kafe, belum ada tanda-tanda bahwa dua sahabatnya akan segera datang.
"Hmm." Dia hanya menjawab dengan anggukan. Kepalanya mundur ketika ia hanya mengusap tengkuknya yang mendadak meremang. ia tidak terbiasa seperti ini, bersama seorang yang tidak begitu dia kenal tanpa sahabat-sahabatnya di sekitarnya. Sakura selalu merasa canggung dan cenderung menjadi lebih pendiam. Sebab itulah orang-orang beranggapan kalau dirinya adalah gadis yang dingin.
"Maaf membuatmu tak nyaman, aku memiliki janji dengan Karin dan barusan dia memintaku untuk menunggu di sini," Manik jade-nya terus memperhatikan gestur gadis di depannya. tersenyum tipis ketika menyadari Sakura berkali-kali lebih cantik jika di lihat dari dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lady in Secret
FanfictionSASUSAKU fanfiction Naruto © Masashi Kishimoto WARNING!! 18+ bagi yang belum legal harap menjauh.