Oh my pretty pretty boy, I love you.
Like I, never ever loved no one before you
pretty pretty boy of mine.
Just tell me you love me too*****
Sakura menatap perpustakaan yang senggang dalam diam, aroma khas buku-buku menyeruak memenuhi Indera penciumannya. Melirik jam di pergelangan tangan, kedua maniknya mengitari seisi depan dan dalam ruangan. Bagi siswi seperti dirinya yang menyukai ketenangan tempat ini sangat cocok sebagai pelarian dari pada kantin yang bising.
Akatsuki University memiliki perpustakaan terbesar yang menempati urutan kedua terbaik setelah perpustakaan nasional. Mereka menyediakan buku dan jurnal lengkap bagi mereka yang berniat belajar dan mencari bahan dasar untuk tesis. Berbagai kumpulan makalah, laporan serta informasi berbagai peristiwa dunia yang terangkum dalam buku juga disertai lisensi resmi dari instrumen hak cipta turut meramaikan rak-rak besar tersebut.
Dari rak ke lima sebelah timur, Sakura dapat melihat gadis itu tidak fokus menatap buku yang dia pegang, manik bulannya memandang pada sosok lain yang berdiri sambil memutari rak mencari sesuatu.
Sakura mundur, mengintip sekilas siapa sosok yang menarik perhatian seorang Hyuga Hinata si primadona dari fakultas Fashion Design. Kemudian mendengus, menarik salah satu buku yang ia perlukan dan berlalu pergi memilih menyusul dua sahabatnya.Ino dan Karin menoleh saat Sakura merangsek masuk dan duduk di kursi kosong sebelah mereka. Karin menautkan alis, "Sudah dapat yang kau cari?"
"Hm" Sakura membalas dengan gumaman, tangannya mulai membuka lembaran buku yang baru saja ia pinjam dari perpustakaan kampusnya, menulis beberapa kata di buku catatan kecil miliknya dan membuat Karin mengernyit, bertanya dalam hati apa kepala Sakura tidak pening terus membaca setiap hari.
"Sudah memesan sesuatu?" Kali ini, Ino yang bertanya dan mendapat anggukan dari Sakura sebagai jawaban.
Ino dan Karin terdiam, menatap pelayan kantin yang hati-hati merapikan meja sebelum menaruh pesanan mereka dan berlalu setelah membalas ramah ucapan terimakasih dari tiga dara fakultas ekonomi.
"Aku tidak melihat ada penampakan makhluk lain disana, tumben sekali?"
Karin menoleh kearah meja yang Ino tunjuk. Meja yang berisi para pangeran kampus. Alisnya mengernyit, nampak tengah memikirkan sesuatu, "Uchiha juga tidak ada ngomong-ngomong?"
Mata Ino sontak membola, menyadari sesuatu.
"Oh My God, jangan bilang gosip itu benar? Mereka berkencan?" Sekarang karin merasa gemas sekali ingin mencolok manik aquamarine Ino dengan pulpen milik Sakura."Reaksi mu berlebihan, kau semakin mirip Edna si hantu saja." Dan karin mengaduh ketika sepasang sumpit kayu mendarat di dahi aesthetic-nya. Pelakunya siapa lagi kalau bukan si Barbie Japan.
Sakura hanya mendengus, memutar mata bosan. sudah biasa, bahkan sudah sangat terbiasa dengan suasana ini.
Ponsel Sakura berbunyi, Ino mengangkat alis saat melihat Sakura tersenyum menatap layar ponselnya, Dan mulai mengemasi barang-barangnya.
"Mau kemana?"
Sakura menoleh, "Menemui papa, beliau meminta untuk ditemani makan siang sebelum berangkat sore ini."
"Ibumu?"
"Mama akan menyusul. Aku pergi dulu, bye!" ─
*****
Kau tidak keberatan kalau aku bergabung, kan?"
Sakura mendengus menahan geli, dia nyaris tersedak minumnya sendiri saat menatap mata hijau ayahnya sekali lagi. "Tidak sama sekali tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lady in Secret
FanfictionSASUSAKU fanfiction Naruto © Masashi Kishimoto WARNING!! 18+ bagi yang belum legal harap menjauh.