We were both young when I first saw you,
I close my eyes and the flashback starts.
I'm standin' there, on a balcony in summer air.
See the lights, see the party, the ball gowns.
See you make your way through the crowd,And say, "Hello"
*****
"Ada yang ingin kau jelaskan, Sakura?"
Alis Sakura bertaut satu sama lain. Menjauhkan sedotan besi itu dari bibirnya, menatap kacau pada Karin dan Ino yang memandangnya balas penuh selidik. Sakura berdehem. Menarik nafas panjang. Ino dan Karin memasang mimik serius sekarang. Di kala Sakura mendesah, dan ia menyerah. "Aku bingung harus memulai dari mana. Tapi─," ucapannya terhenti. Sakura menghela nafas seraya memejamkan mata hanya untuk kembali mendesah berat.
"Intinya kami bersama sejak kelulusan Senior High School. Sampai sekarang."
"Tuh, kan!" Ino menyemprot keras sampai Karin terlonjak dari tempat duduknya. "Kau anggap kami ini apa, Sakura?"
"Pelankan suaramu," Karin mencubit lengan Ino, agar tidak menimbulkan kegaduhan di tempat ini.
Ino mendelik tajam. Menatap Karin dengan pandangan menelisik. "Jangan sampai aku mengumpat lagi seperti kemarin!"
Bola mata ruby itu memutar malas. Sakura termenung menatap keduanya.
"Jadi benar, aku tidak salah lihat saat itu?" Suara Karin tiba-tiba membuyarkan lamunan Sakura.
"Maksudnya?"
"Aku pernah melihat Sasuke keluar dari mobilmu. Di parkiran kampus, dan kami berpapasan ketika di koridor. Ia terlihat marah."
Sakura mengangkat alis. "Aa─, saat itu kami sedikit bertengkar." Cicitnya pelan.
"Ck, Apa si brengsek itu memaksamu menyembunyikan hubungan kalian?" Ino bertanya dengan tangan yang bersedekap di depan dada.
Kepala merah muda itu menggeleng. "Aku yang meminta."
"Wah wah, Sakura!" Ino berseru, "Aku tidak bisa berkata-kata sekarang." Tambah Ino. Ia menyedot separuh jus jeruknya dan mendesah panjang. Menatap langit-langit restaurant dengan pandangan menerawang. "Kau sungguh tak terduga. Shit! Aku merasa tertipu."
"Maaf," suaranya terdengar getir sekarang.
Karin mendesah. Menatap peduli pada ekspresi Sakura yang berubah pias dan lama-lama memudar pahit. "Sudahlah. Lagi pula kita harusnya senang. Sakura kita sudah besar ternyata." Karin mulai mencondongkan badannya mendekat. Melirik sekilas pada Ino yang memalingkan muka. Merajuk dengan bibir mengerucut. Lucu sekali.
"Jadi─," Karin mulai berbisik. Iris Ruby-nya sekilas menyorot sekali lagi pada Ino, "Apa kau sudah pernah bereksperimen dengan tubuh Uchiha itu?"Berhasil.
Pancingan Karin untuk mencairkan suasana nampaknya disambut oleh sang target. Ino terlihat mulai tertarik untuk mendengarkan sekarang. Karin mendengus melihat wajah Sakura yang nampak memerah. Tanpa dijawab pun, Karin sudah bisa menebak sudah sejauh apa hubungan mereka.
"Karin!" Sakura mendesah memanggil nama sahabatnya.
"Sakura?!" Karin masih menggoda dengan alis yang sengaja di naik turun-kan.
Dan Ino diam-diam mengulum senyum.
"Woh, Kau lihat dia Ino! Wajahnya memerah." Serunya lagi seraya menyikut Ino di sampingnya.
Sakura mendesah panjang. Dan kepalanya tertunduk.
Ino hampir meledak karena tawa. Tetapi ditahannya
sekuat tenaga. Setelah Karin pamit untuk pergi ke kamar kecil. Membiarkan Ino dan Sakura menyelesaikan malasah mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lady in Secret
FanficSASUSAKU fanfiction Naruto © Masashi Kishimoto WARNING!! 18+ bagi yang belum legal harap menjauh.