I'm buildin' my hopes up
Like presents unopened 'til this day
I still see the messages you read,
I'm foolishly patient.*****
Tubuhnya menegang ketika merasakan tepukan pelan dari seseorang di bahu kanannya. Matanya membola, hanya seperkian detik. Sebelum ia berdiri dan menyapa ramah seseorang yang berada di samping tempat duduknya. Deidara sudah lebih dulu membuka suara, "Tuan Haruno? Senang bertemu anda disini."Sasuke berdiri kemudian membungkuk untuk memberi salam. "Apa kabar, tuan Haruno?"
"Hahahaa, aku baik. Kalian tak perlu seformal itu. Boleh aku bergabung disini?" Sasuke mengangguk.
"Tentu, silahkan."
Deidara dengan sigap menarik kursi untuk tuan Haruno duduki. "Terimakasih," ucapnya sembari menepuk pelan punggung Deidara, dan Deidara yang tersenyum lantas mengangguk sebelum berpamitan karena harus menerima panggilan telpon dari istrinya.
Keheningan melanda di meja itu sesaat setelah kepergian Deidara. Sebelum tuan Haruno akhirnya membuka suara.
"Selamat, aku sama sekali tak menyangka kau yang akan datang menggantikan Itachi."
Kizashi berdehem. Menyesap anggurnya pelan. Saat pendengarannya yang peka menangkap bisik-bisik yang sempat mengarah ke meja mereka. Ia kemudian tersenyum.
"Tidak mudah memang menarik hati Mr. Simon saat sainganmu begitu banyak, apalagi ini adalah proyek bernilai tinggi, dan kau mampu mengambil hatinya bahkan sejak di persentasi pertamamu. Kau sama mengagumkannya dengan ayahmu."
"Tuan mengenal ayahku?" Kizashi kemudian terkekeh pelan.
"Paman. Panggil aku paman saja. Oke?" Sorot parubaya itu nampak mulai menerawang.
"Aku dan ayahmu pernah berada di satu organisasi yang sama ketika masih berkuliah. Dia adalah sosok yang penuh wibawa, tegas dan cerdas tentunya. Aku sudah mengaguminya bahkan sejak di pertemuan kami yang pertama," ungkapnya. Kemudian tersenyum menyaksikan raut pemuda di depannya yang tampak tercenung.
"Bagaimana kabar fugaku sekarang? Masih aktif di kepolisian?"
"Hmm, ayah sedang sibuk menyelesaikan beberapa kasus terakhir. Sebelum merencanakan untuk mengambil pensiun dua bulan lagi."
"Begitukah?" Kizashi mengangkat gelas anggurnya
sedikit lebih tinggi saat dia menatap seorang pelayan pria tengah memindahkan kue manis ke atas
piring kecil miliknya.Sasuke hanya mengangguk, tak tau harus berbicara apalagi. Suasana hening tercipta sesaat sebelum akhirnya Haruno Kizashi kembali bersuara.
"Kalau boleh aku tau, kau memegang cabang Uchiha bagian mana? Sebelumnya aku pernah beberapa kali berkunjung ke kantor pusat Uchiha Group karena beberapa urusan, dan aku tidak pernah melihatmu."
"A, itu.. Saya belum bekerja, paman. Saya masih mahasiswa semester enam."
"Benarkah? Wow! aku sama sekali tak menduga. Kau nampak seperti seseorang yang sudah sangat berpengalaman di dunia bisnis, sungguh."
Sasuke tersenyum tipis dan mengusap tengkuknya pelan, sedikit merasa tak nyaman. ketika mendengar pujian dari seorang pria hebat didepannya.
"Paman terlalu berlebihan, saya masih harus belajar banyak."
Kizashi mendengus geli. Dalam hati ia mengagumi kepribadian anak muda didepannya. Meski terkesan kaku dan irit bicara, ia dapat melihat aura pebisnis besar ada dalam diri pemuda itu. Gen Uchiha memang tak pernah meragukan, batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lady in Secret
FanfictionSASUSAKU fanfiction Naruto © Masashi Kishimoto WARNING!! 18+ bagi yang belum legal harap menjauh.