"So this is heartache?"
Hiroi atsumeta koukai wa,
Namida e to kawari. oh baby..
"So this is heartache?"
Ano hi no kimi no egao wa,
Omoide ni kawaru. I miss you..*****
"Sakura.."
Merasa seseorang memanggilnya, Sakura berbalik. Suara itu cukup familiar dan firasatnya benar.
Sabaku Gaara─lagi-lagi mencoba mengajaknya bicara. Sejujurnya, dia tidak masalah berteman dengan Gaara jika saja pria itu tidak menampakkan ketertarikan padanya secara nyata.
"Kau sudah mau pulang? boleh bicara sebentar?" Sakura masih memandang datar pria di hadapannya, kemudian mengangguk.
"Sakura, soal pertanyaan ku kemarin. Aku─,"
"Maafkan aku." Tatapannya melembut. "Aku nyaman bersamamu─tapi hanya sebagai teman."
Gaara menghembuskan napasnya panjang. Terlihat frustasi.
"Kau sudah mempunyai seseorang?" tanya-nya putus asa.
Sakura mengangguk dengan Sasuke dalam bayangannya.
"Aku bersama seseorang dan─aku rasa, aku mencintainya."
Raut wajah Gaara semakin gelap saat dia mengatakan itu.
Sejujurnya, Sakura sedikit tidak tega. Tapi tidak mengatakannya, membuat pria itu terus berharap padanya. Dan dia tidak menginginkan itu.
"Baiklah," Gaara tersenyum sedih. "Setidaknya berikan aku satu pelukan pertemanan."
Sakura awalnya ragu untuk mengikuti permintaan pemuda di hadapannya, mengingat ini masih di area kampus dan bukan tak mungkin apa yang mereka lakukan akan menjadi santapan lezat para pemburu dan penyebar gosip. Namun dia juga tidak sampai hati untuk menolak permintaan pria baik di depannya setelah baru saja mematahkan hatinya.
Sakura memberinya sebuah senyum tipis. Kemudian maju memberikan pemuda itu pelukan singkat sebagai seorang teman sambil menepuk punggungnya pelan. "Sekali lagi, Maafkan aku." gumamnya.
Sakura kembali menurunkan tangannya sebelum menimbulkan kecurigaan dari orang sekitar. Tersenyum pada Gaara yang menggumamkan terimakasih, dan berbalik menjauh.
Ketika dia menoleh, menatap mata yang ikut menatap dirinya lekat. Sial! Dia tertangkap basah.
Sakura membeku hebat, siap mengambil langkah untuk melarikan diri sebelum pria itu mengamuk dan berakhir dengan pertengkaran hebat di antara mereka.Sakura melangkah cepat menuju Lexus merah miliknya. Dia gelisah, tentu saja. Bukan karena para kerumunan mahasiswa yang mulai menghambur menuju parkiran. Tapi karena dirinya yang tidak kuasa di tatap terus-menerus oleh sang kekasih yang tidak pernah mau melepas pandangan lekat itu darinya.
Belum sempat Sakura menghidupkan mesin mobil mewahnya. Pintu penumpang di sebelahnya sudah terbuka. Dan seseorang merengsek masuk tanpa permisi. Sakura mendadak merinding, ketika suara berat dan dalam itu mulai mengalun menyapa rungu-nya. Tangannya yang berada pada kemudi mulai gemetar.
"Kau pikir kau bisa lari?"
"Aku tidak lari," gusarnya. Sakura menoleh memandang mata tajam itu dan mendesah.
"Kita bisa bicarakan ini di rumah, di sini tidak aman." Dan lagi-lagi pria itu tidak mau bicara. Selain hanya menggeram dan Sakura melihat dada bidangnya naik turun. Ya Tuhan.
"Jangan buat aku marah, Sakura."
"Dengar dulu─" Sakura meringis tak terima.
"Aku baru saja menolaknya, dan dia meminta pelukan sebagai teman. Aku tidak tega menolak yang satu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lady in Secret
FanfictionSASUSAKU fanfiction Naruto © Masashi Kishimoto WARNING!! 18+ bagi yang belum legal harap menjauh.