Baby, I'm dancing in the dark,
with you between my arms.
Barefoot on the grass, listening to our favorite song
When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath
But you heard it,
darling you look perfect tonight...*****
"Kaki mu tidak sakit?"
Sakura menggeleng. Meniup-niup cumi bakar di tangannya sebentar, sebelum mencelupkannya kedalam saos dan memakannya dengan lahap. Matanya terpejam, ia bergumam ketika indra pengecapnya merasakan gurih dan segar dari perpaduan cumi bakar dan saos khusus. Ekspresi wanita itu terlihat begitu menggemaskan. Sakura nampak seperti anak kecil berusia lima tahun ketika di hadapkan dengan makanan-makanan di depannya sekarang.
Pengaruh hormon ibu hamil sepertinya telah mengubah hampir seratus delapan puluh derajat sifat Sakura. Neji tidak lagi dapat menemukan kesan tenang pada wanita itu seperti saat ketika mereka masih sama-sama menduduki bangku perkuliahan. Sakura yang ada di depannya sekarang cenderung lebih cerewet dan ekspresif. Dirinya tentu tidak pernah menduga akan bisa melihat sisi lain dari wanita itu. Hal yang membuatnya meragu, antara harus bersyukur atau malah merasa bersalah sekarang.
Seperti biasa setiap tahunnya festival kembang api Komano diselenggarakan di pertengahan bulan agustus, dan berlangsung panjang untuk musim panas yang sempurna, di tepi pantai. Pertunjukan spektakuler itu akan di mulai ketika dua kapal meluncurkan rentetan kembang api ke udara, dan kembang api yang cemerlang dari formasi batu Onigajo di permukaan air. Untuk itu, Neji telah memastikan tempat yang mereka sewa merupakan posisi yang paling sempurna untuk menyaksikan pemandangan malam menakjubkan tersebut.
Mereka tengah berada di salah satu gazebo yang disediakan oleh penyelenggara festival. Tempat ternyaman untuk para pengunjung yang berniat beristirahat dan bersantai sembari menunggu puncak acara yang akan diadakan pukul tujuh malam nanti.
Setelah menghabiskan waktu lebih dari dua jam berkeliling di sekitar pantai Shiciri Mihama dengan berjalan kaki. Akhirnya bahan bakar ibu hamil itu habis. Sakura meluruskan kedua kakinya. Emerald indah itu berbinar terang ketika tangannya mulai sibuk memilah-milih beberapa bungkus makanan yang mereka beli.
Dan tak satupun pemandangan menggemaskan itu luput dari pengamatan netra keperakan milik Neji. Juga, dua kepala lain yang menempati gazebo di sebelah mereka.
_____
"Arahkan kameranya sedikit ke kiri," Bisik Ino pada gadis berhelai perak di sampingnya. Karin hanya mendengus keras. Mengibaskan wig perak model ikal yang ia kenakan, sengaja agar mengenai wajah menyebalkan Ino.
"Aku tidak mengerti untuk apa ini semua." Gumam Karin. "Kita benar-benar seperti penguntit sekarang."
"Jangan seperti itu. Uchiha akan membayar mahal untuk semua ini. Percayalah." Balas Ino. Dari balik kacamata hitam yang bertengger di hidung bangirnya. Iris aquamarine itu memindai ke kanan kemudian ke kiri. "Ish, kenapa dia lama sekali? Cacing di perutku sudah mulai konser seriosa." Keluh Ino. Ia menelan ludah ketika melihat Sakura dengan lahap memakan cumi dan udang bakar di gazebo sebelah. Ino bahkan yakin Sakura tidak menyadari keberadaan mereka disini. Kecuali Neji. Gelagat pria bujang itu mencurigakan. Ino yakin sebenarnya pria tampan namun jomblo tersebut menyadari keberadaan mereka sejak tadi.
"Kenapa kau tidak membeli sendiri saja tadi." Sahut Karin gemas. Lamunan Ino pun terpecah oleh suara cempreng jeng Karin. "Kau membuat orang lain kerepotan dengan semua pesanan mu." Lanjutnya.
Ino mengerucutkan bibirnya. "Incess lelah bestie. Kaki ku seperti akan lepas rasanya. Astaga! Sakura itu hamil anak singa atau apa? Tenaganya seperti tidak ada habis-habisnya." Keluhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lady in Secret
FanfictionSASUSAKU fanfiction Naruto © Masashi Kishimoto WARNING!! 18+ bagi yang belum legal harap menjauh.