Pekarangan di belakang rumah besar itu jauh lebih luas daripada bagian depannya. Rumput hijau membentang disepanjang mata, meninggalkan kesan lebih nyaman daripada perkotaan. Hawa dingin menyebar tepat saat pintu dibuka, matahari telah berada disudut langit saat sang tuan rumah memutuskan untuk berkuda.
Sekitar lima orang pelayan keluar dari balik pintu dengan peralatan. Mereka berjalan dan berdiri ditepi pekarangan membentuk suatu barisan yang rapi, sedangkan beberapa pria lain dengan jas hitam sebagai petugas keamanan berdiri agak menyebar dibeberapa bagian halaman belakang rumah itu.
Suara derap langkah kuda berpacu diatas tanah berputar setelah mengelilingi halaman luas itu pagi ini, Taehyung memperlambat kemudinya, ia tak lagi menarik tali kekangnya dengan kuat, membiarkan hewan itu membawanya dengan langkah santai. Membiarkan angin sepoi-sepoi pagi hari menerbangkan anak rambutnya dengan ringan.
Sudah menjadi salah satu kebiasaannya untuk berkuda seperti ini, ia bukan penyuka kuda atau orang yang telaten dengan kegiatan semacam ini. Hanya saja, rasanya terkadang lebih menyenangkan menungganginya dibandingkan memacu mobil dengan kencang. Matanya menelisik saat mendapati sosok familiar diantara barisan pelayan ditepi pekarangan.
Yoona berdiri disana, menundukkan kepala seperti pelayan lainnya. Anak rambut gadis itu tertiup angin, membuatnya beterbangan disekitar dahinya. Taehyung sedikit menggeser posisi kepalanya, diam-diam mencoba menatap wajah gadis itu yang sayangnya tak bisa dilihat karena terlalu jauh.
Beberapa lama, taehyung melirik jam tangannya saat waktu telah menunjukkan hampir pukul sembilan kurang tiga puluh menit. Ia memacu kudanya menepi di halaman, turun dari balik punggung hewan berwarna kecoklatan tersebut. Sedikit mengelus kepalanya sebagai ucapan terimakasih.
Seorang pria dengan jas hitam lain tergopoh, ragu untuk menghampiri Taehyung namun mencoba memberanikan dirinya. Ia mendekati pria itu dengan bimbang, memegang kedua tangannya dibawah pinggang dengan sopan.
"Ada apa?" Taehyung tak meliriknya, pria itu masih sibuk dengan kudanya.
Pria itu ragu-ragu. Lalu nampak mengatakan sesuatu pada Taehyung, dengan terbata dan keberanian yang tinggal sisa. Yoona tak dapat mendengar apa yang pria itu ucapkan pada Taehyung, karena jarak mereka cukup jauh. Ia bahkan tak berani sekadar mengintip dari balik ekor matanya.
DUK!!
Suara keras pagi itu terdengar jelas, pria yang bahkan belum sempat menyelesaikan ucapannya tadi terjatuh akibat pukulan Taehyung. Pria itu jatuh dibawah kakinya, yang mendadak membuat suasana tegang.
Yoona menatap yang terjadi dari balik sudut matanya, Taehyung menendang tungkai pria itu membuatnya mengerang kesakitan.
"Kau tak becus bekerja?"
Semua mata yang diam-diam menyaksikan apa yang terjadi hanya terdiam. Mereka tak bereaksi saat Taehyung kembali melayangkan tendangan kearah pria itu dengan murka, kuda disampingnya meringkik ketakutan dengan gerakan agresif dan suara pukulan itu, ia berusaha memundurkan badannya dan pergi dari sana walau gagal karena Taehyung masih memegang tali kekangnya, yang lantas membuat hewan itu seakan makin ingin melepaskan diri.
"Kau ingin pergi juga?"
Hening beberapa saat, hanya ringkikan kuda itu yang samar-samar terdengar hingga suara lain memecah keheningan.
DOR!!!
Suara peluru yang ditembakkan keluar memekakkan telinga seluruh manusia disana, Yoona mendongakkan kepalanya perlahan, maniknya menajam saat melihat hewan bertubuh besar itu jatuh dengan suara dentuman yang keras diatas tanah. Tak berdaya. Pelayan pria dibawah kaki Taehyung sejak tadi lantas menutup telinga dan matanya dengan ketakutan yang menjadi. Takut pria itu juga akan membunuhnya setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly Effect
FanfictionWARNING : Mature Content 🔞🔞 Kebijaksanaan pembaca diharapkan. Sebenarnya, Tindakan semacam apa yang diizinkan takdir untuk mengubah dirinya? Berapa besar yang harus dipertaruhkan.