"Kita akan kemana sebenarnya tuan Jung?"Suara itu akhirnya keluar dari bibir tipis sang pemegang kemudi yang sejak tadi sudah ditahannya setengah mati. Entah sejak kapan ia merasakan isi kepala atasannya itu semakin aneh saja makin harinya. Mereka sengaja berkendara sore ini setelah Jaehyun bilang mereka akan menemui seseorang yang disetujui Mark tanpa banyak tanya, ia hanya menanyakan lokasi dan Jaehyun bilang akan memberitahunya diperjalanan.
Di kursi belakang, pria dengan jas hitam itu sibuk mengusap layar ponselnya sesekali lalu melemparkan pandangannya ke jendela luar. Menatap suasana sibuk pusat kota yang hampir selalu dilewatinya.
"Tuan Jung?"
Mark jengah, ia sudah lelah harus mengendara dengan instruksi yang tak jelas seperti ini. Belum lagi Jaehyun masih memasang raut tenangnya membuat ia makin dongkol saja yang ditahannya diam-diam.
"Simpang lima didepan. Kita akan bertemu dengan mobil Taehyung disana"
"Eh? Anda akan menemui Tuan Kim?"
"Bukan dia. Tapi Yoona"
Mark semakin tak mengerti. Tapi pria itu sesekali memutar ringan kemudi mobilnya dan mencoba untuk kembali fokus. Biarlah apa saja yang Jaehyun lakukan nanti, untuk sekarang ia akan mementingkan keselamatannya.
Mobil itu hampir mencapai perlimaan saat Mark memelankan gas mobilnya untuk berhenti karena tiang didepan sana menunjukkan bola lampu berwarna merah namun mendadak suara Jaehyun menginterupsinya.
"Kau lihat mobil di persimpangan kiri itu?"
Mark sedikit menggeser kepalanya untuk mencuri celah bagi netranya memandang dan mendapati sebuah mobil yang amat mencolok dari jalur yang berbeda dengan mereka. Kuda besi hitam mengkilat dengan nomor plat mobil 'satu' seolah menandakan pemiliknya bukanlah orang sembarangan. Mark juga tahu hanya dengan sekali lihat, itu mobil milik Taehyung.
"Tabrak mereka"
"HAH?!"
Sekali lagi. Mata pria muda itu melotot dan kepalanya otomatis menoleh kebelakang dimana Jaehyun masih mendudukkan pantatnya dengan nyaman. Mereka bilang akan menemui Yoona tapi tak menyangka ia akan menabrak mobilnya untuk menyambutnya. Ingatkan Jaehyun kalau sekertarisnya itu masih ingin hidup.
"Tabrak saja Mark"
"KAU INGIN KITA MATI HYEONG?!"
"Nyaris Mark. Buat nyaris"
"Oh hey!! Dan bagaimana jika kita benar-benar kecelakaan?"
"Kalau begitu jangan sampai mati. Sedikit goresan saja"
"Demi Tuhan kau sudah gila ya?"
"Terserah" Jaehyun sedikit mendengus kasar "Lakukan saja perintah atasanmu. Mark Lee"
Mark menelan ludah saat suara dalam Jaehyun memojokkannya. Ia tak punya pilihan. Pria itu mengintip spion disampingnya saat beberapa mobil telah menyalip kendaraan mereka yang mulai melambat. Ia masih mengeratkan pegangan pada stir kemudinya. Sebenarnya, ia bisa dibilang pengemudi mobil yang cukup handal dan mumpuni, namun ini akan tetap jadi PR berat buatnya.
Ia menengok ke sekitar, membaca keadaan lalu lintas sebentar dan membuat rencana secepat mungkin di otaknya tentang bagaimana ia harus mengarahkan mobil mereka yang katanya harus nyaris mencelakai mobil itu. Gila, Mark tak bisa membayangkan ia harus menabrak mobil mewah nan mahal milik Taehyung. Gaji seumur hidupnya tak akan mampu untuk membayar biaya ganti ruginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly Effect
FanfictionWARNING : Mature Content 🔞🔞 Kebijaksanaan pembaca diharapkan. Sebenarnya, Tindakan semacam apa yang diizinkan takdir untuk mengubah dirinya? Berapa besar yang harus dipertaruhkan.