Flashback On"Pelakunya telah diamankan sekarang, jangan khawatir"
Setidaknya ucapan itu yang dapat Yoona dengar sekarang. Mendudukkan dirinya di lantai rumah sakit yang dingin dengan tangan yang masih terkepal kuat-kuat. Ia merasakan aliran darahnya berdesir terlampau cepat dan air matanya yang terus meluncur.
Seungjo ikut mendudukkan dirinya disamping keponakannya itu, berita kecelakaan kedua orang tua gadis itu baru saja didengarnya dan membuatnya berlari secepat mungkin untuk mencapai tempat ini. Jenazahnya telah berada dibawah penanganan pihak rumah sakit.
"Paman, orang tuaku..."
Yoona hampir tercekat saat mengatakannya. Tangisnya pecah begitu saja, ia memeluk pria tua itu dengan tubuh bergetar. Tak memahami kenyataan pahit itu harus diterimanya secepat ini saat ia masih berada di bangku sekolah menengah akhir.
Mereka bilang si pelaku tengah tak sadarkan diri saat membawa kendaraannya karena berada dibawah pengaruh alkohol, membuat pria itu menabrak taksi diantara jalanan besar Seoul dengan kecepatan tinggi yang didalamnya ada kedua orang tua Yoona. Kecelakaan pun tak terbendung dan dua mobil itu bertubrukan hingga menabrak bahu jalan dengan guncangan yang keras. Ledakan yang menyusul dibelakang membuat orang tua gadis itu tak bisa menghindari kematiannya.
Dua minggu yang panjang saat Yoona harus menerima seluruh kenyataan itu. Beruntungnya Seungjo selalu berada disamping gadis itu, membantu acara pemakamannya dan membantunya untuk menata hidupnya kembali.
Yoona mendudukkan dirinya diantara barisan kursi panjang yang berada di ruang pengadilan. Mereka akan mengadilinya hari ini, sang pelaku yang dikenal Yoona dengan nama Lee Ye Joon. Menatapnya dari kejauhan yang duduk dibangku terdakwa.
Persidangan yang berlalu begitu cepat bagi Yoona, Seungjo duduk disamping gadis itu dengan tatapan nanar. Tepat saat hakim akhirnya memutuskan pria itu terbukti tak bersalah karena kurangnya bukti dan hilangnya beberapa saksi kunci yang sebelumnya akan dimintai keterangan. Palu yang diketuk itu membuat Yoona hampir gila, keputusan yang tak adil itu membuatnya berteriak bagai orang tak waras di pengadilan.
Bagaimana bisa mereka membebaskan pembunuh begitu saja? Semua orang pun tahu bahwa persidangan ini telah direkayasa agar pria itu tak mendapatkan dirinya jatuh di penjara.
"DIA MEMBUNUH ORANG TUAKU!!"
Tarikan tangan Seungjo dapat dirasakannya agar gadis itu tak memberontak, namun lolos saat Yoona mampu berlari untuk menerobos ruang sidang dan menarik kerah Ye Joon. Beberapa orang berusaha mencegahnya, tapi cengkraman Yoona terlampau kuat hingga ia bisa merasakan tangannya mungkin akan merobek pakaian pria itu.
"KAU MEMBUNUH ORANG TUAKU!" Yoona berteriak dengan tatapan nyalang
Beberapa orang mulai menatapnya tak percaya, diantara seluruh petugas keamanan yang akhirnya menarik gadis itu pergi. Bau wangi semerbak dari tubuh pria itu menusuk hidungnya dengan cara yang menyakitkan, mereka memaksa Yoona pergi dari sana, dan sebelum pandangannya benar-benar kabur dia sempat melihat bagaimana pria itu tersenyum dengan angkuh saat dibawa kembali ke dalam.
Menjadi bukti tak adilnya dunia bagi Yoona.
Flashback Off
°°°
Suasana rumah itu megah, sengaja di desain layaknya rumah kelas atas kalangan eropa yang lantainya besar dan memukau pandangan. Dinding sewarna gading dan berbagai macam koleksi mahal dipamerkan disepanjang jalanan panjang ruangan rumah yang berkelok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly Effect
FanfictionWARNING : Mature Content 🔞🔞 Kebijaksanaan pembaca diharapkan. Sebenarnya, Tindakan semacam apa yang diizinkan takdir untuk mengubah dirinya? Berapa besar yang harus dipertaruhkan.