"dua puluh tiga"

456 56 68
                                    

Peringatan konten dewasa!!
Kebijaksanaan pembaca diharapkan.

  DOR!!!

  Pelatuk yang baru saja ditekan membuat sebuah peluru dengan kecepatan tinggi menukik cepat menuju sosok yang berdiri jauh dibawah sana. Sekitar dua ratus meter dari tempatnya sekarang, lebih jauh lagi mungkin. Ia berada di sebuah rooftop bangunan tinggi pencakar langit yang berjajar dengan padat di antara kota Seoul.

  Peluru itu terbang bagaikan cahaya dan menyasar mengenai dada Jaehyun.

  Ia bisa melihat dari balik teleskop senjata api miliknya, bahwa tembakannya tepat sasaran hanya dengan sekali tarikan. Senjata berkaliber besar itu masih berada tangannya.

  Ia menegakkan badannya setelah mendapati hasil yang memuaskan. Sekarang tugasnya sudah selesai. Dapat melihat dari atas sana bagaimana orang-orang mulai berkumpul dengan panik dan mencari sumber datangnya tembakan yang... nihil. Tak ada yang akan mengetahuinya keberadaannya.

  Soobin tersenyum.

°°°

  02.40 am

  Matanya yang terpejam kini mulai terusik saat merasakan beberapa nyeri di sekitar tubuhnya. Ia mengerjapkan kelopak matanya beberapa kali, melihat ruangan disekitarnya. Retinanya menajam dan pada detik berikutnya nafasnya tercekat diujung bibir. Dimana dia sekarang? Ini bukan kamar yang ia kenal.

  Yoona menggeliat tapi rasa sakit lain menyerangnya saat ia akan bangkit dari ranjang. Merasakan tangannya tak bisa bergerak sama sekali.

  Ia diikat?!

  Berusaha menarik dirinya, tetapi ikatan dengan simpul mati di kepala ranjang itu menahannya kuat untuk tak bergerak sama sekali. Irisnya berotasi dan kamar yang ia tempati sekarang terasa asing. Lebih luas dan megah. Perabotan mahal dan aksen warna hitam yang memenuhi ruangan memberikan banyak atmosfir mencekat yang menyesakkan.

  Yoona merasakan kepalanya pusing dan ia tak paham kenapa dirinya bisa berakhir di tempat ini. Seingatnya, ia pergi bersama Jaehyun untuk mendatangi pembukaan restoran, dan mereka...

  Matanya melebar. Mereka bertemu Taehyung disana!

  Detak jantungnya makin kencang saat ia mengingat tragedi penembakan Jaehyun yang terasa begitu cepat, hal yang terakhir diingatnya adalah uluran tangan pria itu. Membawanya kembali kedalam mobil untuk pulang dan semuanya buram. Ia tak mengingat apapun setelahnya.

  Cklek!

  Suara pintu yang dibuka membuat Yoona kontan menoleh kearah pintu utama, seorang pria dengan langkah tenang memasuki ruangan dan wajahnya hampir tak terlihat karena cahaya kamar yang begitu minim.

  Tetapi ia tahu..

  Yoona tahu siapa pria disana. Langkahnya yang makin dekat berhenti saat sosok itu sampai didepan ranjang. Taehyung berdiri dengan sebuah jubah mandi berwarna hitam, pria itu terlihat berbeda dari yang biasa ia lihat. Rambutnya turun menutupi dahinya dan sedikit basah seolah ia baru saja membersihkan diri, tetapi matanya yang tajam dapat terlihat dengan jelas. Gelap dan menukik kebawah.

  Ia menahan nafasnya saat melihat pria itu, tetapi buru-buru duduk dan beringsut mundur walau tangannya tak bisa berbuat apapun dibawah ikatan, waspada padanya. Sudut bibirnya yang terangkat dapat dilihat Yoona.

  "Kau suka hadiahku?"

  Yoona menelan ludahnya kasar. Ia tahu maksudnya. Penembakan Jaehyun. Pria itu yang melakukannya.

  "Lepaskan aku!"

  "Kau tak bisa menahanku disini!!"

  Tak ada jawaban. Hening itu disusul tawa Taehyung, seolah pria itu terhibur atas ucapannya tetapi kemudian matanya kembali dingin, ada titik hitam yang seolah bisa mengisapnya masuk kedalam sana kapan saja.

Butterfly EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang